Liputan6.com, Jakarta Pemberitaan bayi obesitas asal Kabupaten Bekasi bernama Kenzi terus mengalir di hampir seluruh media massa Tanah Air. Tak heran, Kenzi yang baru berusia 16 bulan sudah berbobot 27 kilogram menjadi perbincangan hangat.
Gencarnya pemberitaan bayi Kenzi membuat Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bekasi, Alamsyah khawatir. Ia mewanti-wanti agar sorotan publik diharapkan tidak menyebabkan Kenzi terganggu kenyamanannya.
Advertisement
Hal tersebut juga perlu diperhatikan oleh orangtua Kenzi, M Sopiyan (41) dan Pitriah (40).
"Bagaimana orangtua menyikapi kondisi, kan sekarang ini media banyak datang. Jangan sampai kondisi itu membuat si anak tidak nyaman," ucap Alamsyah di sela-sela acara 'Lokapala 2023, Peluncuran Dokumen Health Outlook 2023: Saatnya Berubah' di Hotel JS Luwansa, Jakarta baru-baru ini.
Alamsyah sedikit menuturkan kondisi ekonomi orangtua Kenzi yang termasuk kategori masyarakat kurang mampu. Pitriah sehari-hari sebagai ibu rumah tangga, sedangkan Sopiyan bekerja di tempat pemancingan ikan.
Sementara lokasi tempat tinggal orangtua Kenzi di daerah Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi yang terbilang daerah urban.
"Kalau wilayah situ (Tarumajaya) urban sebenarnya ya. Daerah urban. Kalau aslinya sih memang serabutan, orangtuanya. Sekarang bekerjanya nungguin tempat pemancingan ikan. Ibunya, ibu rumah tangga," tutur Alamsyah.
Konsultasi ke Dokter Spesialis
Dalam penanganan obesitas, Alamsyah menambahkan, Kenzi sebenarnya sudah menjalani konsultasi ke dokter gizi. Dari hasil konsultasi itu, bayi 16 bulan tersebut harus dirujuk ke rumah sakit untuk pengobatan lebih lanjut.
"(Sebelumnya) ke RS Ananda untuk konsultasi ke dokter spesialis gizi klinik. Dirujuk untuk penanganan. Kan kayaknya sih tetap di rumah ya penanganannya. Cuma kan pola asuh makannya," tambahnya.
"Jadi, kami konsultasikan ke dokter spesialis gizi klinik. Walaupun sebelumnya dua minggu yang lalu juga sudah ada ke rumah sakit, tapi waktu itu belum ramai seperti ini."
Ditanya bagaimana pola makan Kenzi, Alamsyah mengatakan, lebih banyak pemberian susu. Ia tak menyebut lagi soal makanan lain yang dikonsumsi Kenzi maupun susu jenis apa yang diminum.
"Tapi kalau terkait dengan pola makan kayaknya justru itu kan dia belum makan apa-apa, selain susu si Kenzi ini. Kan baru umur satu tahun, ya 16 bulan dan beratnya 27 kilogram," katanya.
Advertisement
Dikasih Bubur Bayi Instan dan Camilan
Pitriah mengaku Kenzi diajarkan mengunyah bubur bayi instan dan cemilan pada usia 7 bulan. Porsi makanan yang diberikan dinilainya juga masih normal.
"Dia memang pertumbuhan badannya begitu, makannya normal sehari dua kali, bubur pagi sama sore," ucap Pitriah di kediamannya di Desa Pusaka Rakyat, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi pada Selasa, 21 Februari 2023.
Selain memberi asupan makanan berupa bubur, Pitriah menuturkan, Kenzi diberikan jajanan berupa camilan warung. Lama-lama, berat badannya pun meningkat drastis hingga kini mencapai 27 kilogram.
"Saya kasih ciki kentang yang seribuan juga di warung, buat iseng-iseng ngemil saja kalau siang. Tapi itu juga dia tidak habis kok sebungkus," katanya.
Selanjutnya, sejak usia 6 bulan, berat badan Kenzi naik drastis. Dalam sepekan, bobotnya naik 1 sampai 2 kilogram.
Padahal, Pitriah juga mengaku saat itu tidak ada yang berbeda dari cara pemberian susu formula kepada Kenzi.
"Karena tidak ASI, pakai susu formula. Sehari bisa empat kali minum susu. Sejak enam bulan mulai naik sekilo, sekilo. Nambah terus," lanjutnya.