Liputan6.com, Jakarta - Daftar 20 orang terkaya di Asia dalam data Bloomberg Billionaires Index memunculkan sejumlah nama baru. Ternyata ada 2 miliarder dari Indonesia yang masuk dalam daftar tersebut yakni Low Tuck Kwong dan Budi Hartono.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com per Jumat (24/2/2023) miliarder asal India, Mukesh Ambani menempati posisi orang terkaya di Asia, atau urutan ke 11 orang terkaya di dunia dalam Bloomberg Billionaires Index.
Advertisement
Bloomberg mencatat, kekayaan Ambani kini sebesar USD 81,2 miliar atau setara Rp 1,2 kuadriliun.
Sebagai informasi, Mukesh Ambani dikenal sebagai pemegang kendali perusahaan petrokimia, migas dan telekomunikasi Reliance Industries.
Reliance Industries, yang kini mengantongi nilai USD 104 miliar didirikan oleh mendiang ayah Mukesh Ambani yakni Dhirubhai Ambani, seorang pedagang benang, pada tahun 1966 sebagai produsen tekstil kecil.
Setelah Dhirubhai wafat pada tahun 2002, Mukesh dan adiknya Anil Ambani membagi kepemimpinan di perusahaan.
Berikut adalah daftar 20 orang terkaya di Asia dalam daftar Bloomberg Billionaires Index:
- Mukesh Ambani (India), kekayaan bersih : USD 81,2 miliar
- Zhong Shanshan (China), kekayaan bersih : USD 67,3 miliar
- Zhang Yiming (China), kekayaan bersih : USD 54,9 miliar
- Gautam Adani (India), kekayaan bersih : USD 41,5 miliar
- Ma Huateng (China), kekayaan bersih : USD 39,8 miliar
- Zeng Yuqun (Hong Kong), kekayaan bersih : USD 34,4 miliar
- Jack Ma (China), kekayaan bersih : USD 33,5 miliar
- Tadashi Yanai (Jepang), kekayaan bersih : USD 30,8 miliar
- Colin Huang (China), kekayaan bersih : USD 30,2 miliar
- Shapoor Mistry (India), kekayaan bersih : USD 29,1 miliar
- 11. Li Ka-shing (Hong Kong), kekayaan bersih : USD28,9 miliar
- Shiv Nadar (India), kekayaan bersih : USD 26 miliar
- Low Tuck Kwong (Indonesia), kekayaan bersih : USD 25,9 miliar
- William Ding (China), kekayaan bersih : USD 25,8 miliar
- Henry Cheng (Hong Kong), kekayaan bersih : USD 24,4 miliar
- Azim Premji (India), kekayaan bersih : USD 24,1 miliar
- Takemitsu Takizaki (Jepang), kekayaan bersih : USD 23,6 miliar
- Xu Yangtian (China), kekayaan bersih : USD 23,5 miliar
- He Xiangjian (China), kekayaan bersih : USD 23,3 miliar
- Budi Hartono (Indonesia), kekayaan bersih : USD 21,3 miliar.
Sederet Bisnis Low Tuck Kwong, Miliarder Batu Bara yang Jadi Orang Terkaya di Indonesia
Nama Low Tuck Kwong tengah menarik perhatian karena berhasil menjadi orang terkaya di Indonesia, menggeser R Budi Hartono dan Michael Hartono (Hartono bersaudara).
Melansir data Real-Time Billionaires List Forbes, dikutip Senin (26/12/2022) Low Tuck Kwong menjadi orang terkaya di Indonesia setelah kekayaannya naik USD 1,3 miliar atau sekitar Rp. 20,3 triliun (asumsi kurs Rp. 15.600 per dolar AS).
Kenaikan tersebut membuat harta miliarder batu bara itu kini sebanyak USD 26,4 miliar atau Rp. 412,7 triliun. Dengan besarnya kekayaan tersebut, bisnis apa saja yang dijalankan Low Tuck Kwong?
Forbes mencatat, Low Tuck Kwong dikenal sebagai raja batu bara. Miliarder kelahiran Singapura itu merupakan pendiri Bayan Resources, perusahaan tambang di Indonesia.
Dia juga mengendalikan perusahaan di industri energi baru terbarukan di Singapura, Metis Energy yang sebelumnya dikenal Manhattan Resources, dan memiliki kepentingan di The Farrer Park Company, Samindo Resources, dan Voksel Electric.
Adapun peran lainnya sebagai pendukung utama SEAX Global untuk membangun sistem kabel laut bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia.
Sementara itu, dikutip dari laman resmi Bayan Resources, Low Tuck Kwong memulai bisnisnya di Indonesia pada tahun 1973 ketika ia mendirikan PT. Jaya Sumpiles Indonesia (JSI) yakni kontraktor pekerjaan tanah, pekerjaan sipil dan struktur kelautan.
Perusahaan itu dengan cepat menjadi pelopor dalam pekerjaan pondasi tiang pancang yang kompleks, dan kontraktor terkemuka di Indonesia pada tahun 1980-an dan 1990-an.
Pada tahun 1988, JSI memasuki kontrak penambangan batu bara dan merupakan kontraktor tambang terkemuka hingga tahun 1998 ketika Low Tuck Kwong mengakuisisi PT. Gunung Bayan Pratamacoal (GBP) dan PT. Dermaga Perkasapratama (DPP).
Pada saat GBP belum memulai penambangan dan Terminal Batubara Balikpapan (di bawah DPP) memiliki kapasitas pengenal 2,5 juta ton per tahun.
Advertisement
Bayan Group di Bawah Kepemimpinan Low Tuck Kwong
Di bawah Low Tuck Kwong, Bayan Group bertransformasi menjadi perusahaan tambang batu bara, demikian profil perusahaan tersebut.
Bayan Group dibentuk melalui sejumlah akuisisi strategis di sektor batu bara.
Perusahaan itu mengungkapkan, proyek Tabang/Pakar dalam beberapa tahun terakhir telah mengalami perkembangan yang signifikan. Dari hanya operasi tambang skala kecil yang memproduksi 1,9 juta ton pada 2014 menjadi sekitar 22,7 ton di tahun 2018.
Hal itu menempatkan perusahaan di posisi 5 besar produsen batu bara Indonesia. Selain it, pertumbuhan juga diramal meningkat dari tahun ke tahun dengan target untuk proyek tersebut menjadi produksi 50 juta ton per tahun.
Bayan Group juga memiliki infrastruktur batu bara dengan kepemilikan di Terminal Batu Bara Balikpapan, Dermaga Perkasa dan Wahana dan dua Floating Transfer Barges (KFT).
Dengan fasilitas tersebut, perusahaan membongkar hingga memasukkan muatan ke kapal dengan kecepatan 3.000-8.000 ton per jam. Perusahaan itu juga mengatakan akan terus berinvestasi untuk memperluas fasilitas jika diperlukan.