Kalau Tidak Gulung Tikar, Startup Besar Jual Diri ke Investor Asing

Kurangnya inovasi serta investasi pada pengembangan SDM merupakan dua dari banyak faktor lain penyebab startup besar kian kemari banyak gulung tikar.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 24 Feb 2023, 20:30 WIB
Fenomena meningkatkan valuasi sejumlah startup Tanah Air untuk kemudian dijual kepada investor tidak hanya merugikan startup tersebut. Ilustrasi Startup (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Anggawira mengatakan, pihaknya akan menyusun role model startup yang berpotensi melahirkan merek atau brand lokal Tanah Air.

Anggawira menilai, kurangnya inovasi serta investasi pada pengembangan SDM merupakan dua dari banyak faktor lain penyebab startup besar kian kemari banyak gulung tikar.

Menurut dia, fenomena meningkatkan valuasi sejumlah startup Tanah Air untuk kemudian dijual kepada investor tidak hanya merugikan startup tersebut, namun berimbas kepada larinya kepemilikan merek start up kepada investor lain.

"Harusnya ada kesadaran si pemilik startup untuk berusaha naik kelas. Jadi tidak hanya sekadar meningkatkan valuasi perusahaan lalu dijual kepada investor lain yang kebanyakan dari luar negeri," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Jumat (24/02/2023).

Ia menyebut, tantangan-tantangan tersebut menjadi tugas tersendiri tidak hanya bagi pemerintah, namun juga pada kelompok asosiasi pengusaha.

"Kita sama-sama pastikan, HIPMI terus memberikan penyadaran bahwa pentingnya berwirausaha menciptakan enterprenuer baru untuk terus naik kelas. Jangan hanya ketika valuasi naik, dijual lalu ditinggalkan. Ini yang akan kita ubah. Karena makin banyak enterpreneur baru bisa memberikan multiplier effect yang besar," tegasnya.

Enterprenueur Baru

Dia menambahkan, menciptakan enterprenueur baru juga bukan pekerjaan yang mudah dan tentu memerlukan dukungan banyak pihak. Misalnya, dengan membuka keran fasilitas pembiayaan ke perbankan dan bermacam pinjaman lain pada industri keuangan.

"Dengan begitu, saya kira akan bisa berkembang. Di sisi lain, HIPMI juga terus menjadi inkubator lahirnya wirausahawan muda yang dipupuk sejak dini. Baik itu di kampus maupun sektor informal lainnya," ujarnya.

Anggawira menilai, dalam rangka penguatan ekonomi masih dibutuhkan kolaborasi memberikan akses yang besar berdasarkan kemampuan pengusaha.

"Di sisi lain, digitalisasi terus kita dorong artinya digitalisasi ini salah satu instrumen untuk terus berinovasi sehingga adaptif terhadap perusahaan," pungkasnya.


Menko Airlangga: Indonesia Punya 2.477 Startup, 9 Unicorn dan 2 Decacorn

enteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan diskusi dengan sejumlah akademisi dan ahli dalam Konsultasi Publik mengenai Pelaksanaan Perppu Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja dan RUU tentang Penetapan Perppu Cipta Kerja Menjadi UU, Selasa (8/02). (Sumber: ekon.go.id)

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, ekonomi digital menjadi salah satu sektor yang tumbuh dengan signifikan. Hal ini ditandai dengan terus berkembangnya aktivitas perdagangan secara digital.

Pada 2020, layanan ekspor global yang dilakukan secara digital telah mencapai 64 persen dan terbukti mampu bertahan di masa pandemi.

Transformasi digital juga telah mendorong ekonomi digital tampil sebagai kekuatan baru perekonomian di Asia Tenggara. Tercatat pada 2021, nilai ekonomi digital di Asia Tenggara sebesar USD174 miliar, dan jumlah tersebut bahkan diprediksi dapat meningkat mencapai USD1 triliun pada  2030.

Menko Airlangga Hartarto mengatakan, startup menjadi bagian ekosistem digital yang penting dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi. Indonesia merupakan negara peringkat ke-5 dengan jumlah startup terbesar yaitu 2.477 unit 9 Unicorn dan 2 Decacorn yaitu GoTo dan J&T Express. 

"Start-up berperan dalam penciptaan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan, dan berkontribusi pada ekonomi yang berkelanjutan melalui solusi dan inovasi yang ditawarkannya,” ungkap dia saat menyampaikan keynote speech secara virtual dalam Seminar Nasional The 12th UI Studentpreneur, Rabu (1/2/2023).

Meski demikian, berdasarkan laporan Masyarakat Industri Kreatif Teknologi dan Komunikasi Indonesia, startup masih terus menemukan kendala terkait sulitnya akses permodalan.

Untuk itu, Pemerintah berupaya memberikan dukungan bagi startup, seperti program pelatihan dari Kementerian Kominfo, program business matchmaking seperti Sekolah Beta, Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, Start-up Studio Indonesia, Hub.id, dan Program STARTUP4INDUSTRY.ID dari Kementerian Perindustrian.


Wirausaha Produktif

Selain itu, Pemerintah juga telah memberikan perhatian khusus kepada penciptaan wirausaha produktif yang salah satunya melalui implementasi Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional, sehingga diharapkan mampu merealisasikan target penciptaan 500 start-up pada tahun 2024. 

Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga turut berpesan pada generasi muda sebagai digital native untuk dapat membekali diri dengan literasi digital dan menguasai keterampilan digital sehingga dapat menjadi talenta digital yang mampu berpartisipasi dalam proses transformasi digital di tanah air.

“Menghadapi tantangan ke depan, generasi milenials dan generasi Z dituntut memiliki karakter yang mampu beradaptasi tinggi, fleksibel, kreatif, technology savvy, empati, dan mampu berpikir kritis sebagai modal utama untuk menghadapi era digitalisasi yang bergerak secara dinamis,” pungkas Menko Airlangga. 

Infografis 4 Unicorn di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya