Liputan6.com, Jakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) turun tangan memantau insiden yang terjadi di Sinakma, Distrik Wamena Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan. Buntut kerusuhan yang mengakibatkan 10 orang meninggal dunia, Kamis (23/2/2023) kemarin.
"Untuk memantau perkembangan situasi di Wamena lebih lanjut, Komnas HAM akan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah Provinsi Papua, Polri, TNI, tokoh-tokoh adat, pemimpin agama, gereja, dan organisasi masyarakat sipil," kata Ketua Komnas HAM, Atnike Nova Sigiro dalam keterangannya, Jumat (24/2/2023).
Atnike menjelaskan koordinasi yang akan dilakukan oleh Komnas HAM dalam rangka mendorong pemulihan situasi HAM dan kehidupan masyarakat di Wamena.
"Mengajak seluruh komponen masyarakat, terutama tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk meredakan suasana (cooling down system) agar eskalasi kekerasan tidak terus meningkat," imbaunya.
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu, Atnike juga turut mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya 10 warga sipil dan belasan orang terluka akibat insiden kerusuhan atas isu penculikan anak di Sinakma,
"Rasa duka cita mendalam atas meninggalnya 10 warga sipil dan belasan orang lainnya yang menjadi korban serta dalam kondisi kritis," katanya.
"Mendorong aparat penegak hukum melakukan langkah-langkah prosedur untuk mengungkap fakta peristiwa dan upaya pemulihan terhadap korban maupun keluarga korban," tambah dia.
Sebelumnya, Korban akibat isu penculikan anak di Sinakma, Distrik Wamena Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, berujung pada kerusuhan, bertambah menjadi 10 orang. Kejadian ini terjadi pada Kamis (23/2) kemarin.
"Korban meninggal dunia 10 orang. 2 merupakan warga masyarakat yang menjadi korban massa anarkis, massa perusuh," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo saat dihubungi, Jumat (24/2).
"Yang 8 itu yang massa perusuhnya yang dilakukan tindakan tegas oleh TNI-Polri," tambahnya.
14 Orang Dirawat
Untuk korban luka, disebutnya sebanyak 14 orang yang masih mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wamena.
"Korban luka itu yang dirawat di RS ada 14. Sebelumnya ada luka ringan tapi sudah pulang ada 9 orang," sebutnya.
"Kemudian dari pihak Polri satu luka berat, karena terkena panah. Yang 15 luka ringan, karena terkena lemparan batu. Semuanya dapat perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Wamena. Karena cuma satu rumah sakit di situ," sambungnya.
Reporter: Bachtiarudin Alam/Merdeka.com
Advertisement