Liputan6.com, Jakarta - Film Teman Tidur merupakan film ber-genre thriller horor yang merupakan karya dari sutradara Ray Nayoan. Film ini akan turut meramaikan bioskop Tanah Air pada 30 Maret 2023 mendatang.
Film horor ini dibalut dengan alur cerita yang berbeda dengan film horror lainnya. Dengan mengangkat kisah bullying yang terjadi dalam lingkungan sekolah. Film ini mampu untuk membawa warna berbeda.
“Bullying saat ini terus berjalan dan menjadi suatu kebudayaan sehingga secara tidak langsung banyak korban. Ini suatu tema yang menarik, layak ditonton, dan menjadi suatu pesan bahwa sebuah bullying tidak memiliki dampak yang positif bagi anak,” ungkap Setyoro Swantomo selaku produser Teman Tidur, di Jakarta, saat media gathering di Jakarta, Jumat (24/2/2023).
Pemeran utama dalam film ini Mutiara Sofya yang berperan sebagai Kelly akan beradu akting dengan sederet aktris dan aktor lainnya, seperti Gunawan sebagai ayah Kelly, dan Kalina Ocktaranny sebagai dukun perempuan, dan masih banyak lagi.
Baca Juga
Advertisement
Treatment Dari Sutradara
Dengan banyaknya aktris dan aktor yang membintangi film ini, tentu tak lepas peran dari sang sutradara untuk membantu mendalami perannya para pemain.
“Buat saya semua film treatment-nya sama, tergantung sama karakter. Setelah membaca skenario, kita bantu membangun hal yang membuat dia jadi seperti itu. Dan di cerita ini tentunya mengenai sekolah, keluarga, dan segala macem,” Kata Ray saat ditemui dalam kesempatan yang sama.
Advertisement
Sinopsis
Film ini mengisahkan tentang sosok Kelly, seorang siswi dari SMA Tunas Bangsa yang menjadi korban bullying oleh teman sekolahnya hingga akhirnya ia memutuskan mengakhiri hidup.
Terus berlanjut dengan hadirnya arwah Kelly yang bergentayangan dan terus menghantui para pelaku yang mem-bully dirinya semasa hidup.
Pesan Pemain Untuk Korban Bullying
Menurut Deanda Puteri yang berperan sebagai Rani, dampak dari bullying ini sangat besar sehingga korban harus berani untuk berbicara dan meminta pertolongan.
“Untuk dampak bangak banget sih, bisa dampak psikologis, kesehatan terganggu, sekolah juga terganggu, dan lebih sulit untuk bersosialisasi,” Ucap Deanda.
“Korban bullying harus lebih berani untuk speak up, jangan takut, harus berani cerita sama orang tua, sama temen, atau sama guru,” Pungkasnya.
Advertisement