Dirut BPJS Kesehatan Ikut Monitor Penanganan Bayi Obesitas Asal Bekasi

Dirut BPJS Kesehatan mengikuti perkembangan berita bayi obesitas Kenzi asal Bekasi.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 25 Feb 2023, 15:00 WIB
Ilustrasi bayi obesitas Kenzi menjadi sorotan Dirut BPJS Kesehatan Freepik.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti ikut memonitor pemberitaan bayi obesitas asal Kabupaten Bekasi bernama Muhammad Kenzi Alfaro. Hal ini disampaikan Kepala Humas BPJS Kesehatan Agustian Fardianto.

Tak heran, viralnya bayi obesitas berusia 16 bulan berbobot 27 kilogram ini menjadi perhatian publik Tanah Air. Pemeriksaan dan perawatan Kenzi terus dilakukan, yang mana pembiayaannya dijamin oleh BPJS Kesehatan.

"Ini (soal Kenzi) sudah dimonitor juga dari kami di kantor pusat, termasuk juga perhatian dari Pak Dirut (Ali Ghufron Mukti). Karena ini kan mencuat di pemberitaan," kata Ardi, sapaan akrabnya kepada Health Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Jumat, 24 Februari 2023.

Ardi menuturkan pihak cabang BPJS Kesehatan di Bekasi sudah turun langsung melihat kondisi bayi Kenzi.

"Kami lakukan koordinasi sampai dengan (BPJS Kesehatan) Cabang Cikarang. Dan, Kepala Cabang Cikarang itu sampai hadir, datang ke rumahnya (anak Kenzi) untuk mengetahui kondisinya," tuturnya.

Koordinasi intens dilakukan antara BPJS Kesehatan Cabang di Bekasi dengan BPJS Kesehatan Kantor Pusat. 

"Karena ini dia terdaftar (sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional/JKN) di Puskesmas di sana, di Kabupaten Bekasi, jadi koordinasinya, so far, sejauh ini koordinasi terus," sambung Ardi.

"Bahkan untuk kasus Kenzi ini juga menjadi concern dari pemerintah kabupaten."


Koordinasi BPJS Kesehatan di Pusat dan Daerah

Petugas melayani warga yang mengurus iuran BPJS Kesehatan di Kantor BPJS Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta, Senin (4/11/2019). Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia memprediksi akan terjadi migrasi turun kelas pada peserta akibat kenaikan iuran 100 persen pada awal 2020. (merdeka.com/Arie Basuki)

Disampaikan kembali oleh Agustian Fardianto, koordinasi BPJS Kesehatan di Pusat dan Cabang di Daerah juga berjalan rutin, termasuk dengan BPJS Kesehatan Cabang di Bekasi dalam hal kasus bayi obesitas Kenzi.

Selain itu, BPJS Kesehatan juga berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota, dinas kesehatan (dinkes), dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), yakni Puskesmas.

"Koordinasi selama ini rutin terkait kesehatan masyarakat di wilayah kerja kami dengan pemerintah kabupaten, dinas kesehatan, dan Puskesmas soal fasilitas kesehatannya," ucap Ardi.

Perihal tanggung jawab pihak BPJS Kesehatan kepada peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebenarnya tidak hanya terkait kasus bayi Kenzi saja, melainkan juga seluruh peserta JKN di daerah lain.

"Untuk bussiness as usual, untuk keseharian tidak hanya permasalahan dengan Kenzi. Koordinasi kami intens dengan pemerintah kabupaten/kota lain, baik pemda, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, dinkes sampai Unit Pelaksana Teknis (UPT) tingkat Puskesmas gitu," lanjut Ardi.


Rujukan ke RSCM

Ilustrasi bayi obesitas Kenzi asal Kabupaten Bekasi jadi sorotan publik (sumber: pixabay)

Perkembangan terkini, bayi Kenzi dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta setelah sempat menjalani pemeriksaan di RS Hermina Bekasi.

Wakil Direktur Medis RS Hermina Bekasi, Agnes Vianti mengatakan, pihak rumah sakit siap memberikan dukungan sebaik mungkin kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan melalui fasilitas yang dimiliki.

Namun, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, ternyata Kenzi membutuhkan tata laksana lebih lanjut untuk dapat sembuh.

"Kebetulan karena di Rumah Sakit Hermina Bekasi kami ada dokter spesialis anak konsultan nutrisi dan metabolik maka dari Puskesmas dirujuk ke sini," kata Agnes.

"Tapi ternyata dari hasil pemeriksaan, dibutuhkan tata laksana atau pemeriksaan yang lebih lanjut dan itu tidak dimiliki di sini. Karena kami tidak memiliki fasilitas tersebut, maka kami akan merujuk anak Kenzi ke RSCM."

Hasil serangkaian pemeriksaan yang ditangani Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik Anak RS Hermina dr Ali Khomaini Alhadar terhadap bayi Kenzi juga telah keluar.

"Dari hasil pemeriksaan kami menyimpulkan pasien ini mungkin kelainannya tidak hanya dari bidang nutrisi saja, mungkin ada masalah genetik yang lain," jelasnya, Jumat (24/2/2023), dikutip dari Antara.

Selanjutnya, nanti tim dokter di RSCM akan melakukan evaluasi dari kemungkinan penyakit penyerta penderita obesitas sekaligus mengontrol asupan nutrisi yang diberikan.

Infografis Efek Samping Vaksin Covid-19 untuk Bayi 6 Bulan hingga Anak Usia 11 Tahun. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya