Liputan6.com, Jakarta - Anda mungkin pernah melamun ketika di kelas semasa sekolah atau bahkan saat sedang bekerja. Tubuh berada di tempat ada duduk, tetapi pikiran Anda melayang entah kemana.
Melamun merupakan pengalihan singkat dari sesuatu yang sedang kita jalankan. Saat kita berada dalam keadaan ini, pikiran kita melayang.
Advertisement
Saat kecil, mungkin banyak dari kita yang dilarang untuk melamun karena dianggap sia-sia dan hanya membuang waktu.
Berlawanan dengan apa yang telah diajarkan sejak kecil, ternyata melamun tidak sepenuhnya sia-sia. Lantas, apa saja manfaat dari melamun?
Mengurangi Stres dan Kecemasan
Dengan mengabaikan dunia sekitar yang bising, dengan melamun berarti Anda membiarkan pikiran Anda mengalir dengan bebas. Hal ini dapat memberikan relaksasi dan eksplorasi mental.
Saat kita melamun, kita berada di dalam kondisi yang disebut gelombang alpha yang dapat membuat kita tenang dan tidak memikirkan apapun dengan paksaan.
Tak hanya menyenangkan, ternyata melamun juga diperlukan bagi tubuh kita. Otak kita tidak dapat mempertahankan fokus dan produktivitas tanpa henti. Kesehatan otak membutuhkan periode relaksasi, yang bisa terwujudkan melalui melamun.
Sebagaimana ditulis Verywell Mind yang melansir blog kesehatan Sekolah Kedokteran Universitas Harvard pada 20 Agustus 2021, pengembaraan pikiran dapat membantu mengelola kecemasan, seperti meditasi atau aktivitas yang menenangkan. Melamun bertindak sebagai "obat alami" untuk mengurangi kecemasan dan stres.
Bantu Selesaikan Masalah dan Asah Kreativitas
Membantu Menyelesaikan Masalah
Selain mendapat perspektif baru dan segar, melamun ternyata bekerja lebih baik daripada mencoba memaksakan solusi.
Dalam sebuah penelitian yang melacak berbagai pola pemikiran internal, para peneliti menyimpulkan bahwa pengembaraan pikiran itu penting dan baik bagi kita. Proses kognitif ini mengarah pada ide-ide baru.
Bukan berarti dengan melamun maka masalah Anda selesai, tetapi cobalah untuk menenangkan pikiran sejenak agar kemudian bisa berpikir dengan jernih dan tenang.
Mengasah Kreativitas
Menurut penelitian, melamun berkorelasi dengan tingkat kreativitas yang lebih tinggi.
Satu studi di mana mahasiswa memiliki waktu 2 menit untuk menghasilkan sebanyak mungkin kegunaan benda sehari-hari (seperti tusuk gigi dan batu bata) membuktikan hal ini.
Mereka yang melamun terlebih dahulu, daripada terus terpaku pada masalah, lebih baik menghasilkan lebih banyak ide kreatif, dengan selisih 41 persen lebih produktif dan kreatif.
Advertisement
Aktifkan Berbagai Bagian Otak
Jika Anda pernah memperhatikan, pikiran anak-anak terus-menerus mengeksplorasi dan mengembara. Sudah menjadi rahasia umum bahwa anak-anak dan remaja suka melamun dan membayangkan hal-hal kreatif di pikirannya.
Ternyata, saat Anda melamun, otak Anda bekerja dengan cukup rumit.
Saat pikiran Anda sedang melayang saat melamun, Anda sedang menggunakan berbagai aspek otak Anda. Saat itu terjadi, jaringan eksekutif pemecahan masalah maupun jaringan kreativitas di otak Anda bekerja secara bersamaan.
Saat Anda menggunakan bagian otak ini, Anda berarti sedang mengakses informasi yang sebelumnya mungkin berada di luar jangkauan Anda. Oleh karena itu, tak jarang orang tiba-tiba mendapat inspirasi ketika melamun.
Bantu Capai Tujuan
Mungkin memang terdengar konyol. Bagaimana caranya kegiatan melamun dan tidak melakukan apa-apa (secara fisik) dapat membantu Anda mencapai tujuan?
Pikiran saat melamun memang tidak terarah. Akan tetapi, penelitian baru mengungkapkan bahwa kegiatan melamun sering dimotivasi oleh tujuan kita.
Sebagaimana ditulis Verywell Mind, atlet terkadang secara sengaja melamun sebelum bertanding. Ternyata, metode ini dapat membantu mempersiapkan otak mereka untuk sukses dan menang. Hal ini melatih mental dan otak untuk mendapat hasil yang diinginkan.
Imajinasi atau melamun terstruktur ternyata telah populer di bidang psikologi olahraga sejak lama.
Berbeda dengan lamunan berbasis fantasi yang tak masuk akal, seperti berubah jadi superhero, lamunan terstruktur terbukti dapat memotivasi Anda karena realistis.
Advertisement