Pemerintah Siapkan Rekayasa Lalu Lintas Hadapi Arus Mudik Lebaran 2023

Jumlah pemudik Lebaran 2023 diprediksi meningkat dari tahun sebelumnya, mengingat kebijakan PPKM telah ditiadakan.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Feb 2023, 23:23 WIB
Antrean kendaraan pemudik di Jalan Tol arah Bekasi, Tambun, Kerawang, Jawa Barat, Jumat (28/4/2022) Malam. Pada H-2 diprediksi sebagai puncak arus mudik Lebaran 2022, arus lalu lintas menuju  ke Jawa terpantau padat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdar) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah menyiapkan rekayasa lalu lintas untuk menghadapi arus mudik Lebaran 2023 mendatang.

Ditjen Hubdar Kemenhub bersama stakeholder terkait yakni Kementerian PUPR, Korlantas Polri, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT), dan PT Jasa Raharja (Persero) telah mengecek kesiapan jalan Tol Trans Jawa pada Kamis-Jumat, 23-24 Februari 2023 dalam rangka persiapan menghadapi arus mudik Lebaran Idul Fitri 1444 H. 

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Hendro Sugiatno menyatakan, perlu dilakukan sistem manajemen rekayasa lalu lintas yang serius menjelang masa angkutan Lebaran 2023. Hal ini mengingat besarnya minat masyarakat untuk mudik setelah kebijakan PPKM ditiadakan.

"Hal ini harus menjadi perhatian kita bersama, khususnya di jalan tol, rest area, itu adalah salah satu sumber kemacetan apabila management traffic-nya tidak dikelola dengan baik," kata Hendro, dikutip dari Antara, Sabtu (25/2/2023).

Lebih lanjut, ia mengatakan, rekayasa lalu lintas yang diterapkan harus bisa menghindari atau mengurai kepadatan di titik-titik yang rawan kemacetan. Untuk mengurangi tingkat kemacetan dan kecelakaan, diharapkan masyarakat bisa memaksimalkan program mudik gratis 2023.

Sementara itu, Direktur Operasional PT Jasa Marga (Persero) Fitri Wiyanti memprediksi volume lalu lintas saat arus mudik melalui empat gerbang tol utama diperkirakan sebesar 2,21 juta kendaraan atau naik 2,8 persen dari Lebaran 2022 (2,15 juta) dan naik 8,44 persen dari Lebaran 2019 (2,04 juta).

"Sedangkan untuk arus balik, diprediksi H+1 sampai dengan H+10 melalui empat gerbang tol utama sebesar 2,32 juta kendaraan naik 1,4 persen terhadap Lebaran 2022 (2,29 juta) atau naik 5,4 persen terhadap Lebaran 2019 (2,19 juta)," ujar Fitri.

Adapun, terdapat beberapa titik kepadatan yang mendapat perhatian khusus saat arus mudik di antaranya ruas tol Jakarta-Cikampek (KM 47- KM 66, KM 70-KM 72), ruas tol Cikampek-Palimanan (KM 72-KM 188) dan beberapa lokasi "rest area" dan ruas tol Palimanan-Kanci (KM 189-KM 214).

Untuk mendukung penyelenggaraan angkutan lebaran 2023, BPJT dan PT Jasa Marga akan mengoperasikan 58 "rest area" di kedua ruas jalur tol sebagai tempat istirahat dan pelayanan bagi para pemudik.

 


Tol Cisumdawu Akan Dioperasikan

Foto udara pembangunan Gerbang Tol Ujung Jaya Utama bagian dari Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) seksi enam di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Rabu (28/12/2022). Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melalui KPPIP meninjau progress dan optimalisasi untuk akses jalan tol menuju Bandara Kertajati dan solusi antisipasi kemacetan jalan nasional Bandung ke Majalengka serta target fungsional secara keseluruhan di kwartal satu 2023 dalam mendukung arus mudik lebaran. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Sekretaris BPJT Yongki Triono mengatakan saat arus mudik dan balik Lebaran 2023, tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) akan dioperasikan secara fungsional sepanjang 60 km sebagai alternatif jalan tol dari Bandung menuju Kertajati ataupun sebaliknya.

"Kemungkinan besar Tol Cisumdawu sudah bisa beroperasi fungsional saat mudik Lebaran nanti sehingga bisa jadi alternatif jalan tol bagi pemudik. Kemudian, untuk pelebaran jalan di ruas tol Cikampek pun ditargetkan akan selesai 2 minggu sebelum lebaran," ujar Yongki.

Terkait dengan pengendalian arus lalu lintas, Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Latif Usman mengatakan akan memberlakukan pengalihan arus jika terjadi kepadatan saat arus mudik di beberapa ruas tol dan akan menerapkan skema "contra flow" jika terjadi kepadatan pada arus balik.

"Akan dilakukan beberapa skema rekayasa lalu lintas jika terjadi kepadatan. Personel yang bertugas pun akan mengantisipasi lebih awal agar kendaraan tidak berhenti di bahu jalan serta akan dilakukan buka-tutup "rest area" secara situasional jika sudah melebihi kapasitas," kata Latif.`

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya