5 Pertanyaan di Hari Kiamat, Sudah Siapkah Kita?

Manusia akan dimintai pertanggungjawaban di hari perhitungan.Tiap amal akan dihisab dan akan mendapat balasannya, sesuai dengan perbuatan selama di dunia

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Feb 2023, 12:30 WIB
Suara terompet dari langit dianggap sangkakala berbunyi, tanda-tanda hari kiamat.

Liputan6.com, Jakarta - Manusia akan dimintai pertanggungjawaban di hari perhitungan, kiamat. Tiap amal akan dihisab dan akan mendapat balasannya, sesuai dengan perbuatan selama di dunia.

Di Padang Mahsyar, seluruh umat manusia akan dikumpulkan, mulai dari zaman Nabi Adam AS, umat Rasulullah SAW, hingga orang-orang yang hidup hingga waktu tibanya hari akhir.

Pada masa itu, tiap orang akan ditanya oleh Allah SWT. Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Lubangsa Guluk-Guluk KH Muhammad Ali Fikri, menuturkan bahwa ada lima pertanyaan di hari kiamat.

“Kelak di hari kiamat seluruh makhluk akan ditanyakan lima hal oleh Allah SWT. Pertama, dalam urusan apa saja kamu menghabiskan usiamu,” katanya saat mengisi pengajian rutin bulanan Kitab Tafsir Yaasin yang diselenggarakan oleh Forum Silaturahim Ikatan Alumni Annuqayah (IAA) Cabang Lenteng, Ganding, dan Bluto, di Desa Lenteng Barat, Lenteng, dikutip dari pcnusumenep.or.id, Sabtu (25/2/2023).

“Kedua, dalam urusan apa saja kamumenghabiskan masa muda. Ketiga, dari mana kamu menghasilkan harta bendamu,” tegas alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta itu.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


5 Pertanyaan di Hari Kiamat

Ilustrasi kiamat | via: beritaenam.com

Keempat, dalam urusan apa kamu membelanjakan harta bendamu. “Kelima, apa saja amal yang telah kamu perbuat berdasarkan ilmunya yang kamu ketahui,” jelasnya.

Alumni Program Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya ini juga menyatakan, kelak seluruh makhluk akan dikumpulkan di hari Kiamat di hadapan Allah SWT. “Allah SWT nantinya akan membalas amal mereka. Apabila amalnya baik maka balasan baginya adalah baik. Tetapi apabila amal mereka buruk maka balasan baginya adalah buruk,” lanjutnya.

Ia juga mengutip hadits yang disabdakan oleh Rasulullah SAW, ‘Tidak ada satupun hamba kecuali Allah SWT akan berkata kepadanya di Hari Kiamat. Tidak ada jubir atau penerjemah antara hamba itu dan Allah SWT sendiri. Hamba itu melihat ke arah kanan dan kiri, tetapi ia tidak melihat apapun kecuali amal yang pernah ia perbuat. Ia melihat ke arah depan tetapi yang ia lihat hanyalah neraka’.

“Dalam hadits lain disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Hal yang pertama kali ditanyakan dari hamba di hari Kiamat adalah perihal nikmat. Ditanyakan kepadanya, ‘Apakah Kami (Allah SWT) belum menyehatkan tubuhmu? Apakah Kami belum menyegarkanmu dengan air segar?’,” imbuhnya.

 


Kisah Syaikh Abu Al-Hasan

Ilustrasi hari kiamat. (Photo created by liuzishan on www.freepik.com)

Ia juga menerangkan, diriwayatkan bahwa pada suatu hari Syaikh Abu Al-Hasan sedang memberikan nasehat atau pengajian kepada orang-orang. “Dalam pengajiannya, ia berkata, ‘Sesungguhnya Allah SWT akan menanyai hamba di hari Kiamat tentang banyak hal’,” terangnya.

Sementara itu, Syibli lewat depan masjid dan mendengar pengajian dari Syaikh tadi. Lalu, Syibli pun berhenti di pintu dan berkata kepada Syaikh, ‘Jangan sering menakut-nakuti orang-orang, karena sesungguhnya Allah SWT tidak akan menanyai hamba-hamba-Nya di hari Kiamat kecuali tentang dua hal saja. Allah SWT akan bertanya, hai hamba-Ku, aku selalu bersamamu dan kamu bersama pihak yang bersamamu’.

“Ketika Syaikh Abu Al-Hasan mendengar perkataan Syibli tersebut maka Syaikh berdiri dari tempatnya dan langsung jatuh pingsan,” sambung Kepala Biro Madaris Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk itu.

“Sesaat setelah ia tersadar, iaberkata, ‘Hai Syibli. Sesungguhnya Allah SWT akan menanyai hamba-Nya tentang hal yang lebih ringan atau mudah daripada yang kamu katakan tadi. Allah SWT akan bertanya, Hai hamba-Ku, apa yang telah menipu daya dirimu hingga kamu mendurhakai perintah-Ku?’,” pungkasnya.

Tim Rembulan

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya