Liputan6.com, Malang - Kepolisian merazia sejumlah kios di sekitar Kayutangan Heritage dengan sasaran penjual minuman beralkohol. Tindakan itu diklaim demi memberi rasa aman dan nyaman bagi wisatawan dan masyarakat di salah satu pusat keramaian baru Kota Malang itu.
Kasat Sabhara Polresta Malang Kota, Kompol Syabain, mengatakan razia dilakukan lantaran ada aduan masyarakat yang resah terkait penjualan minuman keras di kawasan itu. Selain itu demi menjaga situasi keamanan masyarakat menjelang Ramadan.
Advertisement
“Operasi rutin dan kali ini kami intensifkan di kios-kios di kawasan Kayutangan karena ada aduan masyarakat dan bagian dari menjaga situasi keamanan jelang Ramadan,” kata Syaban, kemarin.
Hasilnya, personel kepolisian menyita puluhan botol minuman minuman keras berbagai merek dari sebuah kios sebab terbukti tak berizin. Barang bukti beserta pemilik kios yakni AJP, diperiksa ke Mapolresta Malang Kota untuk dikenakan tindak pidana ringan (tipiring).
“Aktivitas di kios itu menimbulkan ketidaknyamanan bagi para wisatawan dan masyarakat sekitar,” ujar Syabain.
Ia menambahkan, patroli keamanan rutin digelar oleh petugas. Razia miras di kios kawasan Kayutangan lebih diintensifkan lagi sebab ada keluhan masyarakat. Selain itu, juga demi memberi jaminan rasa aman di pusat keramaian baru Kota Malang ini.
“Ini juga sebagai upaya menjaga kemanan dan ketertiban masyarakat. Setelah ini kami harapkan tak ada lagi kios yang menjual minuman beralkohol,” ujarnya.
Titik Kerawanan Baru
Kawasan Kayutangan Heritage perlahan ditata Pemerintah Kota Malang sejak 2019 silam. Puluhan miliar habis dipakai untuk memoles kawasan itu sehingga jadi landmark baru di kota itu. Terbaru, diterapkan kebijakan jalur lalu lintas satu arah di Kayutangan.
Dalam perkembangannya, kawasan ini pun salah satu pusat keramaian baru. Saat awal Kayutangan ramai pengunjung, kepolisian berkali-kali merazia kendaraan yang parkir di tempat itu. Fokus utamanya, motor dengan knalpot brong.
Seiring dengan itu, wilayah ini juga jadi salah satu titik kerawanan baru. Selama enam bulan pertama pada 2022 lalu, kepolisian mencatat ada tiga laporan dari masyarakat dan pengunjung Kayutangan sebagai korban kejahatan.
“Harus ada kolaborasi bersama antara Satpol PP, TNI, Polri dan masyarakat guna peningkatan keamanan kawasan Kayutangan agar pengunjung tak khawatir akan ada aksi kejahatan,” kata Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko ketika itu.
Advertisement