Korban Gempa Turki Tembus 50 Ribu Nyawa, 184 Orang Ditangkap Polisi Akibat Gedung Runtuh

Pemerintahan Turki menangkap lebih dari 180 orang karena diduga bertanggung jawab atas runtuhnya bangunan saat gempa.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 26 Feb 2023, 14:00 WIB
Seorang anggota pasukan khusus mencoba mendaratkan helikopter di sebuah bangunan rusak yang diperkirakan berisi beberapa hewan di Diyarbakir, Turki tenggara (22/2/2023). Gempa susulan berkekuatan 6,4 yang melanda pada 20 Februari, dua minggu setelah gempa berkekuatan 7,8 melanda dekat Gaziantep dan telah menewaskan lebih dari 44.000 orang. (AFP/Ilyas Akengin)

Liputan6.com, Gaziantep - Korban gempa bumi yang terjadi di Turki masih meninggalkan luka bagi masyarakat setempat dan dunia. Korban jiwa berjatuhan di Turki dan Suriah, total kematian sudah tembus 50 ribu orang.

Dilaporkan VOA Indonesia, Minggu (26/2/2023), korban tewas akibat gempa bumi di Turki per Sabtu kemarin telah naik menjadi 44.128. Angka itu membuat jumlah keseluruhan kematian di Turki dan negara tetangga Suriah menjadi lebih dari 50.000.

Lebih dari 160.000 bangunan berisi 520.000 apartemen runtuh atau rusak parah di Turki akibat gempa besar pada 6 Februari 2023.

Turki menangkap 184 orang yang diduga bertanggung jawab atas runtuhnya ratusan ribu bangunan akibat gempa. Investigasi dilakukan di saat meningkatnya kemarahan warga yang menganggap buruknya kualitas bangunan adalah buntut dari praktik korupsi. 

Menteri Kehakiman Bekir Bozdag mengatakan lebih dari 600 orang diselidiki sehubungan dengan bangunan yang runtuh. Ia berbicara dalam konferensi pers di kota tenggara Diyarbakir, yang termasuk di antara 10 provinsi yang dilanda bencana.

Mereka yang secara resmi ditangkap dan ditahan termasuk 79 kontraktor konstruksi, 74 orang yang memikul tanggung jawab hukum atas bangunan, 13 pemilik properti dan 18 orang yang telah melakukan perubahan pada bangunan, katanya.

Di Provinsi Gaziantep, wali kota distrik Nurdagi - yang berasal dari Partai AK yang berkuasa - termasuk di antara mereka yang ditangkap. Penangkapan itu merupakan bagian dari upaya penyelidikan atas kualitas bangunan yang runtuh, lapor penyiar negara TRT Haber dan media lainnya.


Operasi Pencarian Masih Dilakukan

Seorang ibu yang sedang bermain bersama balitanya di depan tenda pengungsian korban gempa Turki sembari berjemur di tengah terik matahari di Kota Maras, Provinsi Karahmanmaras, Selasa (21/2/2023). Terdapat 1000-an tenda di sini dengan kapasitas isi setiap tendanya antara 5-6 orang lengkap dengan pemanas suhu di dalam tenda mengingat suhu di Turki saat ini masih diselimuti musim dingin. (Liputan6.com/Andry Haryanto)

Hampir tiga minggu sejak bencana tersebut, operasi pencarian masih dilakukan. Para pejabat belum mengatakan berapa banyak mayat yang mungkin masih terperangkap di bawah reruntuhan.

Seorang petugas pemadam kebakaran yang membantu membersihkan puing-puing di Kota Antakya yang luluh lantak mengatakan ia menemukan potongan-potongan bagian tubuh setiap hari.

Hampir dua juta orang yang kehilangan tempat tinggal akibat bencana tersebut ditempatkan di tenda-tenda, rumah kontainer, dan fasilitas lainnya di wilayah tersebut dan di bagian lain negara itu, kata otoritas manajemen bencana Turki.

Lebih dari 335.000 tenda didirikan di zona gempa dan pemukiman rumah kontainer didirikan di 130 lokasi, sementara hampir 530.000 orang dievakuasi dari daerah yang terkena dampak, tambahnya. 


114 WNI dan 2 Jenazah Korban Gempa Turki Sudah Tiba di Indonesia

Ogun Sever Okur, pria Turki berusia 38 tahun menggantung balon di atas puing-puing bangunan yang runtuh di Antakya, Turki selatan pada 21 Februari 2023, menyusul gempa berkekuatan 6,4 yang melanda pada 20 Februari, dua minggu setelah gempa berkekuatan 7,8 gempa berkekuatan besar melanda dekat Gaziantep dan telah menewaskan lebih dari 44.000 orang. (AFP/Sameer Al-Doumy)

Sebanyak 114 WNI dan dua jenazah korban gempa di Turki, pulang ke Indonesia, Kamis (23/2/2023).

Kepulangan ratusan WNI tersebut dikawal oleh tim gabungan, seperti Polresta Bandara Soekarno Hatta (Soetta), Angkasa Pura II, Bea Cukai Bandara Soetta, Kantor Imigrasi Bandara Soetta, Balai Kesehatan Bandara Soetta dan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).

Selain itu, dua jenazah WNI yang menjadi korban gempa Turki dipulangkan ke daerah asalnya di Bali dan Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Wakapolresta Bandara Soetta AKBP Anton Firmanto mengatakan, para WNI atau Pekerja Migran Indonesia (PMI) itu tiba di Terminal 3 Bandara Soetta, menggunakan pesawat Garuda Indonesia GA 7890 rute Jeddah (JED)- Jakarta (CGK), Kamis (23/2) dini hari atau sekitar pukul 03.00 WIB.

"Kami telah melakukan pengamanan kedatangan dan pemulangan WNI/PMI dari luar negeri yang terdampak gempa di Turki. Pemulangan para WNI ini dilakukan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ankara bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Hubinter Polri" ungkap Wakapolres Anton Firmanto kepada wartawan.

Anton menjelaskan WNI/PMI yang dipulangkan sebanyak 114 orang dan 2 jenazah melalui kargo. Sebanyak 84 orang di antaranya merupakan WNI biasa, 1 orang PMI biasa dan 8 orang PMI terindikasi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Selain itu, ada empat orang pendamping yang terdiri dari 2 petugas Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) dan 2 orang KBRI. Kemudian, sebanyak 18 orang dari Tim Kemanusiaan (EMT dan Kemko PMK).

 


2 Jenazah Langsung Dipulangkan ke Kampung Halamannya

Sebuah bangunan hancur bersandar di rumah menyusul gempa di Samandag, Turki selatan, Rabu, 22 Februari 2023. Korban selamat dari gempa yang mengguncang Turki dan Suriah 15 hari lalu, menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan ratusan ribu lainnya kehilangan tempat tinggal , menghadapi lebih banyak trauma dan kehilangan setelah gempa mematikan dan gempa susulan mengguncang wilayah tersebut. (AP Photo/Emrah Gurel)

Lebih lanjut, Anton menjelaskan, untuk kedua jenazah akan langsung dipulangkan ke kampung halamannya melalui Kargo Bandara Soekarno Hatta.

"Ada dua jenazah melalui kargo atas nama Irma Lestari asal Lombok, NTB dan Ni Wayan Supini asal Bali," jelasnya.

Jenazah WNI/PMI atas nama Ni Wayan Sutini asal Bali akan di berangkatkan dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia GA 422 take off pukul 13.00 WIB dan tiba di Denpasar Bali pukul 15.50 Wita.

Sementara jenazah WNI/PMI atas nama Irma Lestari asal NTB akan diberangkatkan dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia GA 430 take off pukul 10.55 WIB dan tiba di Lombok pukul 13.55 Wita.

"Seluruh WNI, kepulangannya dijemput oleh keluarga masing-masing, serta ada yang transit menggunakan jasa penerbangan lanjutan. Sedangkan untuk PMI ditangani oleh pihak BP2MI Bandara Soetta," ujarnya.

  

Infografis Gempa Dahsyat dan Mematikan di Turki. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya