Ketahui Dampak Negatif Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental Remaja, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Selain memberikan dampak positif, ternyata media sosial juga dapat berdampak buruk jika menggunakannya secara berlebihan. Ketahui dampak negatif dari media sosial dan cara mengatasinya.

oleh Adelia Septi Viranti diperbarui 28 Feb 2023, 14:04 WIB
Ilustrasi Media Sosial (Image by Natalie_voy from Pixabay )

Liputan6.com, Jakarta - Media sosial merupakan sarana untuk mengekspresikan diri. Saat ini, sebuah keharusan bagi setiap orang memiliki akun media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook, TikTok, dan lain sebagainya.

Media sosial juga dapat digunakan untuk mempermudah jangkauan komunikasi, beradaptasi, dan bersosialisasi dengan publik serta dapat mengelola jaringan pertemanan.

Menggunakan media sosial jika tidak berlebihan akan memberikan banyak dampak positif. Misalnya membantu meningkatkan serotonin yang dapat membantu meningkatkan suasana hati seseorang.

Namun, tidak menutup kemungkinan munculnya dampak negatif dari penggunaan media sosial. Misalnya remaja yang menggunakan media sosial bukan untuk hal yang bermanfaat, tetapi untuk kesibukan mereka di jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan TikTok.

Seorang pengguna dalam sebuah komunitas bertanya “Dokter, anak saya menghabiskan terlalu banyak waktunya untuk bermain sosial media. Apa yang harus saya lakukan?”

Berbagai penelitian menujukkan bahwa remaja yang menggunakan media sosial secara berlebihan disebabkan oleh rasa bosan sehingga mereka ingin melarikan diri dari lingkungannya sehingga bermain sosial media.

Penelitian lain menujukkan penyebab pengunaan sosial media oleh remaja yang berlebihan disebabkan oleh rasa stress, kesepian, tidak memiliki teman, atau bahkan mereka perlu dirinya mendapat validasi orang lain di media sosial.

Banyak remaja yang selalu mengunggah perasaan yang sedang dirasakannya dan menulisnya pada akun media sosial miliknya, serta mengunggah foto selfie dan merasa senang jika mendapat banyak likes dan komentar.

Hal ini akan berdampak buruk bagi kesehatan mental jika menjadi kebiasaan karena mereka akan merasa terdorong untuk memposting foto dirinya beberapa kali dalam sehari dan selalu memeriksa akun mereka untuk mengetahui jumlah likes dan komentar yang mereka terima.


Ketahui Tanda Kecanduan Media Sosial

Ilustrasi kecanduan media sosial. (Foto: unsplash.com)

Seperti melansir Time Of India, Kamis (27/2/2023), berikut tanda-tanda dan gejala kecanduan terhadap penggunaan media sosial yang dapat diketahui:

  • Selalu membicarakan dan memikirkan tentang media sosial.
  • Selalu menggunakan media sosial dan tidak memperhatikan hal-hal penting lainnya dalam hidup.
  • Selalu menunda tugas penting dan memilih untuk menggunakan media sosial sebagai gantinya.
  • Merasa stres dan tidak bersemangat jika tidak menggunakan media sosial.
  • Takut kehilangan “kehidupan” jika tidak menggunakan media sosial.
  • Jika penggunaan media sosial berpengaruh pada studi dan ujian.
  • Selalu memeriksa akun media sosial selama melakukan sebuah percakapan dengan seseorang.
  • Jika berbohong mengenai waktu yang mereka habiskan di media sosial. 
  • Jika belum bisa mengurangi waktu yang mereka habiskan di media sosial.

Beberapa Tips Untuk Mengurangi Pengunaan Media Sosial

Ilustrasi media sosial. (Photo by Adem AY on Unsplash)

Hal-hal berikut merupakan sebuah tips menurut orangtua dalam mengatasi seorang anak yang kecanduan dalam menggunakan media sosial:

  • Memberinya pemahaman mengenai dampak negatif dari penggunaan media sosial yang berlebihan dan selalu mengingatkannya untuk memiliki batas dalam bermain sosial media.
  • Membantunya dalam merencanakan kegiatan yang harus dilakukan dan tetap mengikuti jadwal yang telah diberikan.
  • Membuat kebijakan untuk tidak menggunakan ponsel dalam waktu tertentu, misalnya tidak boleh menggunakan ponsel jika sedang makan, saat menonton TV, dan sebelum tidur.
  • Tetapkan tugas yang harus dilakukan oleh seorang anak.
  • Membantu anak dalam menemukan dan melakukan aktivitas atau hobi baru.
  • Gunakan lebih sedikit media sosial untuk memberikan contoh kepada anak.
  • Mencari bantuan professional jika anak menggunakan media sosial secara berlebihan setiap harinya.

Berapa Waktu yang Dibutuhkan dalam Menggunakan Media Sosial?

Ilustrasi main media sosial. (dok. pexels.com/Lisa Fotios)

Pengunaan media sosial yang berlebihan juga mengakibatkan banyak remaja yang menjadi sasaran ejekan, penghinaan, pelecehan, ancaman, dan menjadi korban penipuan melalui media sosial. Hal ini yang menyebabkan gangguan mental pada seorang anak dan bahkan berdampak pada kematian.

Jika seorang anak mengalamai segala bentuk intimidasi di media sosial, hal tersebut akan meninggalkan dampak negatif dalam jangka waktu yang lama. Mendapat komentar negatif di media sosial dapat menyebabkan rusaknya harga diri seseorang.

Pengunaan media sosial yang berlebihan juga akan menyebabkan gangguan mental seperti timbulnya kecemasan berlebih, depresi, gangguan tidur, ADHD, paranoia, delusi, dan menyakiti diri sendiri.

Untuk itu, perlu untuk mengetahui tanda-tanda kecanduan media sosial sehingga dapat segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan secara tepat, dan perlu mengetahui waktu yang diperlukan untuk menggunakan media sosial.

Sebuah penelitian menemukan bahwa menggunakan media sosial selama tiga puluh menit dapat membantu meningkatkan suasana hati seseorang, dan jika menggunakan media sosial selama lebih dari dua jam, akan meningkatkan risiko mengembangkan gejala depresi.

Seseorang yang menggunakan media sosial harus mengetahui batas dalam menggunakannya. Ketika media sosial digunakan secara benar akan menjadi sumber kesenangan dan kepuasan.

Media sosial dapat membantu membuat rasa nyaman pada diri sendiri, membantu untuk dapat tetap terhubung dengan teman-teman secara global, dapat berbagi ide dan pemikiran dengan orang lain, dan mendapat informasi mengenai berita terkini.

Infografis Kenaikan Jumlah Pengguna Media Sosial di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya