Liputan6.com, Jakarta - Setelah melalui berbagai rintangan, Denada Tambunan (44), penyanyi Tanah Air sekaligus ibu dari seorang cancer survivor, membagikan kisah awal perjalanan leukemia anak tercinta, Aisha pada 2018.
Denada menceritakan secara rinci bagaimana semuanya bermula, mulai dari melihat gejala ringan, hingga kehancuran dunianya saat pertama kali mengetahui penyakit yang Aisha derita.
Advertisement
Perjalanan panjang ini bermula dari pertama kali melihat kejanggalan pada tubuh Aisha.
“Gejala awalnya itu dari mulai demam yang tiba-tiba enggak ada sebab. Enggak batuk, enggak pilek, enggak diare, pokoknya tiba-tiba aja demam, terus muncul lebam-lebam,” tutur Denada di acara World Cancer Day: Close The Gap yang diselenggarakan oleh PT Kalbe Farma Tbk pada Sabtu, 25 Februari 2023.
Denada menjelaskan, lebam muncul di sekujur tubuh. Namun, lebam dimulai dari bagian tangan, kaki, hingga punggung. Lebam-lebam tersebut tidak muncul sekaligus secara bersamaan, melainkan satu per satu.
“Awalnya aku lihat di tangan ada beberapa, pas aku lihat lagi ternyata di kaki juga ada. Pokoknya ada di sekujur tubuh, padahal enggak kepentok,” jelas Denada.
Pelantun lagu "Sambutlah" ini mengaku dirinya merupakan seorang ibu yang segera membawa anaknya ke dokter apabila melihat ada sesuatu yang berbeda atau tidak biasa di tubuh Aisha.
Menurutnya, hal terbaik yang bisa ia lakukan adalah langsung bertanya kepada ahlinya. Ia yakin apabila ditangani lebih awal maka kemungkinan besar penanganannya akan menjadi lebih mudah. Dengan begitu, sakit yang diderita tidak akan berkepanjangan.
Dunia Seakan Runtuh
Setelah berbagai gejala muncul, mulai dari batuk, pilek, dan demam, gejala yang akhirnya meyakinkan Denada untuk segera menemui dokter adalah fisik Aisha tiba-tiba menjadi kurus dari biasanya, terlihat pucat, dan lebam-lebam sekujur tubuh.
Setelah melakukan diagnosis, dokter menginformasikan bahwa Aisha menderita leukemia atau kanker darah. Denada mengaku syok dan tidak bisa memberikan respons apa-apa.
“Apa yang disampaikan oleh dokter tuh kayak awer-awer aja, gitu. Aku ngerti dia ngomong apa, tapi kayak nggak sampai aja informasinya. Aku nggak bisa proses informasi itu,” ungkap Denada.
Saat ditanya bagaimana perasaan Denada saat itu, ia mengatakan bahwa dunia seakan runtuh merupakan kalimat paling tepat untuk menggambarkan.
“Aku rasa semua orang tua pasti sama. Kalau mendengar anak sakit, ibunya pasti nggak karuan hatinya. Apalagi saat mendengar dari dokter bahwa sang anak tiba-tiba harus menjalani suatu pengobatan. Dunia rasanya runtuh merupakan kalimat yang paling tepat untuk menggambarkan,” jelasnya.
Advertisement
Bawa Orang Yang Dipercaya Sebagai Support System
Saat diagnosis kepada Aisha diberikan, Denada datang bersama ibunya tercinta, Emilia Contessa. Ia menjelaskan bahwa ibunya yang maju untuk menjadi berdiskusi dengan dokter. Lantaran, saat itu syok dan tidak bisa lanjut berbicara secara fokus dengan dokter.
“Kebetulan saat itu [datang] sama mama dan akhirnya mamaku yang mengumpulkan kekuatan untuk maju dan take a step. Pada saat itu aku udah gabisa ngomong apa-apa lagi. Nangis terus dan tetap di dalam satu stage yang sama, yaitu bertanya-tanya ini semua bener apa enggak,” jelasnya.
Master of ceremony talk show, Shahnaz Haque, menyimpulkan bahwa dibutuhkan seseorang kita percaya sebagai support system saat kita shock.
“Bawalah orang lain yang kita percaya agar si support system ini melihat blind spot kita. Jadi, saat kita shock, dia bisa mengambil peran layaknya ibu Denada,” tutur Shahnaz menyimpulkan.
Jangan Malu Bertanya Pada Ahlinya
Pada akhir sesi talkshow, Denada menekankan untuk jangan malu bertanya kepada dokter.
Sebelum datang periksa ke dokter, ia mengaku selalu membuat list mengenai hal apa saja yang ingin ditanyakan, tidak peduli pertanyaan itu penting atau tidak.
“Aku bikin list dulu apa saja yang mau ditanyain ke dokter. Kadang ada hal-hal yang kayaknya nggak penting, tetap aku tanyain mumpung aku lagi ketemu sama ahlinya,” jelasnya.
“Aku tanya semua hal yang memang bisa jadi penting. Urusan ternyata penting atau enggak, itu belakangan. Pokoknya tanya dulu saja,” tutupnya.
Pada pertengahan 2022, Denada mengungkapkan ke publik bahwa putrinya sudah sembuh dari leukemia. Setelah menjalani perawatan tiga tahun di rumah sakit di Singapura, Aisha dinyatakan sembuh.
Advertisement