Liputan6.com, Jakarta Fenomena gajah angkut turis menuai kontroversi di kalangan pencinta hewan. Gajah yang dipekerjakan dengan mengajak jalan-jalan turis yang duduk di atas punggungnya ini dinilai mengeksploitasi. Fenomena tersebut jika diteruskan bisa membuat tulang punggung maupun tulang belakang gajah jadi catat.
Benar saja, kejadian tidak mengenakkan terkait eksploitasi gajah angkut turis terjadi di Thailand. Gajah di Thailand tersebut bernasib naas setelah menjalani rutinitas angkut turis selama 25 tahun. Waktu yang cukup lama sehingga menyebabkan tulang belakang gajah menjadi cacat.
Advertisement
Kejadian gajah mengalami kecacatan tulang belakang secara permanen ini dibuktikan oleh Wildlife Friends Foundation of Thailand (WFFT) yang merilis beberapa foto seekor gajah bernama Pai Lin yang alami cacat permanen karena 25 tahun bekerja angkut turis.
Kini Pai Lin tinggal di tempat perlindungan WFFT dan kondisi terus dipantau. Berikut Liputan6.com rangkum dari World of Buzz, kisah Pai Lin gajah yang tulang belakangnya alami cacat permanen setelah bekerja 25 tahun angkut turis, Senin (27/2/2023).
Alami Kelainan Fisik pada Pai Lin
Gajah di Thailand bernama Pai Lin alami kelainan fisik berupa tulang belakang alami cacat permanen. Cacat tersebut disebabkan karena paksaan bekerja selama 25 tahun mengangkut turis untuk berkeliling hutan. Biasanya Pai Lin akan angkut 6 turis sekaligus dalam setiap kerjanya.
“Pai Lin dipaksa untuk mengangkut hingga 6 turis sekaligus. Pailin sering menghabiskan hari dengan membawa beban meliputi tempat untuk pawang, kelompok turis, dan kursi yang berat di punggungnya” ujar WFFT menceritakan penyebab kelainan fisik pada Pai Lin.
Advertisement
Kondisi Terkini Pai Lin
Pai Lin, si gajah Thailand yang alami cacat permanen di tulang kelang kondisi terkininya terus dipantau oleh WFFT di tempat perlindungan mereka. WFFT memberikan pernyataan bahwa tulang belakang Pai Lin sudah cacat permanen yang membuat posisi tulangnya jadi menurun. Hal itu dikarenakan beban berat dari pekerjaan masa lalunya mengangkut turis selama 25 tahun.
“Kalian dapat melihat bagaimana tulang belakang Pai Lin, yang secara alami sudah turun tak seperti biasanya karena beban berat dari pekerjaan masa lalunya. Tekanan terus menerus pada tubuh Pai Lin dapat merusak jaringan dan tulang di punggung mereka. Efeknya bisa menyebabkan kerusakan fisik yang tidak dapat diperbaiki pada tulang belakang mereka. Punggung Pai Lin masih memiliki bekas luka dari titik tekanan lama,” terang WFFT.
Tom Taylor, Direktur Proyek di WFFT juga memberikan pernyataan bahwa gajah memang hewan yang kuat secara fisik namun tidak untuk menahan beban berlebih di punggungnya. Terlebih gajah yang dipekerjakan mengangkut turis selama 25 tahun.
“Gajah mungkin dikenal karena kekuatan dan ukurannya, punggung mereka tidak secara alami dirancang untuk menahan beban,” pungkas Tom Talor.