Liputan6.com, Kendari - Sebuah video viral, merekam Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kota Kendari, mendadak riuh suara warga, Minggu (26/2/2023) sekitar pukul 8.00 Wita. Pasalnya, seseorang yang ditemani beberapa orang pemuda, tiba-tiba masuk di tengah pasar dan berbuat hal tak lazim.
Pria tersebut, diketahui bernama Samsu Umar Abdul Samiun. Dia tiba-tiba menghampiri sejumlah pedagang, lalu menghamburkan segepok uang kertas berkali-kali ke arah orang banyak.
Aksinya, disambut kerumunan warga. Ratusan orang terlihat berebut mengelilingi pria yang kini tengah memimpin Partai Kebangkitan Nusantara Sulawesi Tenggara.
Baca Juga
Advertisement
Dalam video berdurasi 3,15 menit itu, Umar Samiun terlihat belasan kali merogoh kantung dan melemparkan pecahan uang kertas senilai Rp50 ribu ke arah warga. kerumunan warga saling mendororong dan tertawa-tawa saat berebut lembaran uang yang jatuh. Suasana makin ribut ketika, lembaran uang beterbangan hingga ke bawah kendaraan atau lapak jualan pedagang.
Setelah itu, dia dan beberapa orang rekannya, lalu keluar ke arah jalan raya. Mantan Bupati Buton yang pernah tersangkut kasus hukum di KPK itu, langsung menyetop lalu lalang kendaraan.
Dia kembali membagi-bagikan uang kepada para pengendara roda dua dan empat yang melintas. Meskipun mendapat sambutan antusias, aksinya sempat membuat macet jalur jalan bypass di poros Pantai Kendari.
Saat dikonfirmasi, Umar Samiun, menyatakan aksi ini merupakan kebiasaannya menyambangi masyarakat kecil. Kebiasaannya sejak pernah menjadi Bupati Buton, menebarkan kebahagian kepada warga.
"Kalau ada rejeki, saya selalu berpikiran lebih baik dibagi kepada yang membutuhkan yaa salah satunya masyarakat kecil," ujarnya.
Menurutnya, aksi Umar Samiun hambur duit secara langsung ke tangan warga, justru dirasakan lebih tepat sasaran. Dia mengumpamakan, seperti APBN ketika diberikan langsung ke kabupaten dan kota, maka dampaknya akan lebih berbeda terhadap pembangunan dan kemakmuran rakyat.
Pengamat Politik Angkat Bicara
Pakar komunikasi politik Universitas Halu Oleo Kendari Najib Husen, mengatakan, siikap Umar Samiun membagi-bagi uang kepada warga, merupakan cara baru yang cenderung dilakukan pendatang baru.
Kata dia, kecenderungan partai baru, dalam setiap pemilu, tidak mendapatkan posisi bagus atau seperti yang diharapkan. Menurutnya, Sejak 2019 atau pemilu 2014, partai baru selalu kesulitan menghadapi partai lama.
"Partai lama lebih punya jaringan di tingkat kecamatan, desa, yang menyebabkan partai baru mesti pintar-pintar membuka peluang itu," ujar
Dia menyarankan, dalam kondisi ini partai baru seperti PKN harus jauh lebih menguatkan pengaruh hingga ke akar rumput dan tidak ke tingkat elit saja. Sebab, akan menuai hasil berbeda jika sentuhan diberikan langsung ke masyarakat.
"Partai baru, mesti memiliki energi besar memghadapi pemilu 2024," katanya.
Dia melanjutkan, yang lebih baik dilakukan PKN dan partai baru peserta pemilu, yakni lebih mengenalkan platform, visi dan misi partai. Menurutnya, ketika mengutamakan kepopuleran, bisa jadi hanya bertahan satu atau dua minggu.
"Habis itu bisa jadi, pemilih mudah lupa. Yang mesti diisi adalah, pengetahuan mereka terkait partai dan calon-calonnya," lanjut Najib Husen.
Menurutnya, PKN merupakan salah satu partai aktif dengan beragam kegiatan di Sulawesi Tenggara. Salah satu alasannya, PKN dipimpin oleh eks pimpinan salah satu partai terbesar di Sultra.
"Sehingga ketokohan Umar Samiun, masih bisa digunakan untuk kemampuannya dalam mengkonsolidasi massa," ujarnya.
Najib menjelaskan, target 200 ribu lebih suara yang harus direbut PKN di Sulawesi Tenggara, merupakan tantangan. Basis suara Umar Samiun di Buton Raya, harus dipertahankan.
"Itulah kenapa, dia terlihat lebih banyak menggelar kampanye mengenalkan partai di wilayah Kendari dan daratan, karena menurut saya dia yakin masih bisa mempertahankan basis massanya di wilayah Buton Raya," pungkas Najib.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Advertisement