Semangat Yuk, Baru 27 Persen Sampah Rumah Tangga di DKI Jakarta yang Terpilah

DKI Jakarta menargetkan 70 persen sampah rumah tangga sudah terpilah pada 2025. Kenyataannya, masih banyak rumah tangga yang tak memilah sampah di rumahnya.

oleh Priskila Graceana diperbarui 07 Mar 2023, 04:00 WIB
Kiri-Kanan: Rita Ningsih, Kepala Subkoordinator Urusan Pengelolaan Sampah, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asrini Suhita, Senior Sales Director and Sustainability Leader, P&G Indonesia; Yuvlinda Susanta, General Manager of Corporate Affairs & Sustainability, Super Indo, sedang melakukan sesi Talk Show dalam kegiatan kick off Consciuos Living Jakarta pada hari ini, Senin 27 Februari 2023 (Dok. Super Indo)
 

Liputan6.com, Jakarta - Berdasarkan Peraturan Gubernur No 108 Tahun 2019 tentang Kebijakan dan Strategi Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, pemerintah Jakarta ingin mengurangi 30 persen sampah di sumber dan 70 persen sampah sudah terkelola dengan baik pada 2025. Faktanya, baru 27 persen sampah rumah tangga yang terpilah sejak dari sumber.

"Hal terberat jadi Gubernur DKI adalah masalah sampah, banjir, dan macet adalah problem utama setiap kali melakukan pemilihan umum," ucap Andri Yansyah selaku Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi DKI Jakarta pada acara konferensi pers 'Conscious Living Jakarta, Jumat, 27 Februari 2023.

Untuk meningkatkan level pengelolaan sampah di rumah, Super Indo, P&G, dan Octopus bergabung meluncurkan kegiatan Conscious Living di Jakarta dan dimulai pada 1 Maret 2023. Kegiatan itu sudah berjalan lebih dulu di Bandung dan berhasil mengumpulkan 65 ton sampah plastik pada tahun lalu.

"Target kami di Jakarta mencapai 6.500 ton pengumpulan sampah. Selain untuk pengelolaan sampah plastik untuk lingkungan, kami juga ingin menciptakan sirkulasi ekonomi untuk pemulung agar bisa diberdayakan," kata Asrini Suhita, Senior Sales Director Sustainability Leader P&G Indonesia pada konferensi pers di Jakarta, Jumat, 27 Februari 2023. 

"Awareness (kesadaran) masyarakat tentang sampah masih masih kecil, jadi harus komunikasi yang konsisten dari seluruh pihak yang bekerja sama dalam program ini untuk mengomunikasikan kepada konsumen," sambung dia.

Concious Living bertujuan untuk mengurangi sampah kemasan plastik yang sering kali berakhir di TPA dan laut. Program berbasis digital melalui aplikasi Octopus itu menyediakan insentif menarik bagi peserta aktif yang memilah dan menukar sampah kemasan plastik.

 

 


Kondisi Sampah Jakarta

Kiri-Kanan: Rita Ningsih, Kepala Subkoordinator Urusan Pengelolaan Sampah, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asrini Suhita, Senior Sales Director and Sustainability Leader, P&G Indonesia; Yuvlinda Susanta, General Manager of Corporate Affairs & Sustainability, Super Indo, sedang melakukan sesi Talk Show dalam kegiatan kick off Consciuos Living Jakarta pada Jumat, 27 Februari 2023 (Dok.Super Indo).
 

Data Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi Jakarta pada 2021, menunjukkan bahwa jumlah timbulan sampah mencapai 7,2 ton per hari. Sampah plastik menyumbang 14,02 persen dari total timbulan sampah di Provinsi DKI Jakarta.

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) pada 2022, timbulan sampah di Indonesia sebanyak 19,07 juta ton per tahun. Sampah yang belum terkelola sebanyak 14,77 ton atau setara 77,49 persen, sedangkan sampah terkelola sebanyak 4,29 ton atau setara 22,51 persen.

"Kalau berbicara sampah tidak ada habis-habisnya karena setiap orang adalah produsen sampah, semakin bertambah orang, semakin bertambah juga sampahnya," lanjut Andri.

Ia optimistis program tersebut mampu membantu secara signifikan dan mendorong ekonomi sirkular. "Sebenarnya ada program 3R (Reuse, Reduce, Recycle), tetapi belum cukup sukses. Bisa sukses kalau setiap masyarakat bisa mengolah sampah setiap individu. Sumber sampah terbesar adalah rumah tangga dan tempat keramaian," jelas Andri.

Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyebut 7.500 ton sampah rumah tangga masuk ke TPA Bantar Gebang, Bekasi. Mayoritas berjenis sampah campuran. "Angka ini masih asumsi dari perhitungan sesuai jumlah penduduk DKI Jakarta," ujar Rita Ningsih selaku Kepala Seksi Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.


Kumpul Poin, Dapat Produk

Kegiatan Peluncuran Progam 'Conscious Living Jakarta' yang dilakukan di Kementrian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia pada Senin, 27 Februari 2023 (Dok. Priskila Graceana).

Salah satu cara untuk menjangkau perilaku pengelolaan sampah untuk masyarakat menengah ke bawah yang sulit untuk mengakses teknologi adalah melalui bank sampah. Super Indo dan P&G berkolaborasi untuk membuat boks penampungan sampah plastik yang nantinya akan diserahkan melalui aplikasi Octopus.

Octopus adalah aplikasi daur ulang untuk memudahkan masyarakat mengelola sampah dari rumah masing-masing. "Aplikasi ini turut membantu pemerintah daerah dalam permasalahan sampah. Saat ini sudah ada 8.000 mitra yang tersebar di Indonesia,” ujar Christopher Satriandaru, Chief Operating Officer Octopus Indonesia.

Konsumen yang ingin mengikuti program ini dimulai dari mengunduh aplikasi Octopus. Tugas berikutnya adalah memilah sampah plastik dari sampah organik. Bila terkumpul cukup banyak, konsumen bisa meminta pengambilan sampah melalui aplikasi. Petugas akan sampai ke lokasi tempat Anda di esok hari.

Melalui kolaborasi dengan Super Indo dan P&G, konsumen diminta mengerjakan misi untuk mengumpulkan sampah plastik sampai ke beberapa tingkatan. Poin yang terkumpul bisa ditukarkan dengan barang P&G yang ada di Super Indo. 

"Kami prioritaskan pengelolaan sampah plastik karena itu sangat memengaruhi banyak aspek yang ada di Indonesia, dari sungai sampai laut," ujar Johan Boeijenga selaku President Director Super Indo.


Setop Bangun TPA Baru

Aplikasi Octopus yang memberikan jasa dan edukasi untuk mengelola sampah rumah tangga (Dok. Priskila Graceana dari octopus.co.id).
 

 

Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto menyebut gunungan sampah di Bantar Gebang makin tinggi. Sekitar empat gunung sampah ketinggiannya mencapai 50 meter, bahkan ada yang sampai 60 meter. Bila dikonversi menjadi gedung, ketinggian gunung sampah itu setara dengan bangunan 20 lantai.
 
"Tidak kurang dari 7.500 ton sampah diangkut oleh 1.200 truk sampah setiap hari dari Jakarta ke Bantar Gebang. Setiap hari buangnya ke Bantar Gebang. Mereka mindahin sampah dari Jakarta ke Bantar Gebang," kata Asep dalam jumpa pers #GenerasiPilahPlastik: Don’t Waste Your Time, Yuk Pilah Pilih untuk Indonesia yang Lebih Baik di Jakarta, Sabtu, 18 Februari 2023.
 
Ia mengibaratkan Jakarta sebagai rumah mewah yang tidak memiliki toilet. Karena itu, sampah warga Jakarta dibuang ke tempat tetangga, dalam hal ini lokasinya berada di Bekasi. "Kalau tetangganya ngambek, kita susah mau buang ke mana. Masa mau ditaruh di depan Monas atau ke Lapangan Banteng?" ucapnya.
 
Di sisi lain, KLHK menargetkan Indonesia bisa mencapai target nol emisi dari sektor sampah. Sejumlah langkah disiapkan demi mencapai target ambisius tersebut.
 
Sekretaris Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 (PSLB3) KLHK, Sayid Muhadhar, menguraikan salah satu aksi mitigasi yang akan dilakukan secara bertahap dan komprehensi adalah pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan metode lahan urug saniter. Pemerintah menargetkan metode itu diterapkan di seluruh TPA pada 2025.
 
KLHK juga menargetkan tak lagi membangun TPA baru mulai 2030. Sayid menyatakan, penggunaan TPA akan dilanjutkan sampai masa operasionalnya berakhir, serta landfill mining sudah mulai dilakukan. Landfill mining adalah penambangan lahan urug zona tidak aktif dengan karakteristik sampah yang sudah terdekomposisi agar bisa digunakan kembali, sehingga memperpanjang masa pakai TPA.
Infografis Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya