Liputan6.com, Jakarta - Berdasarkan Peraturan Gubernur No 108 Tahun 2019 tentang Kebijakan dan Strategi Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, pemerintah Jakarta ingin mengurangi 30 persen sampah di sumber dan 70 persen sampah sudah terkelola dengan baik pada 2025. Faktanya, baru 27 persen sampah rumah tangga yang terpilah sejak dari sumber.
"Hal terberat jadi Gubernur DKI adalah masalah sampah, banjir, dan macet adalah problem utama setiap kali melakukan pemilihan umum," ucap Andri Yansyah selaku Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi DKI Jakarta pada acara konferensi pers 'Conscious Living Jakarta, Jumat, 27 Februari 2023.
Baca Juga
Advertisement
Untuk meningkatkan level pengelolaan sampah di rumah, Super Indo, P&G, dan Octopus bergabung meluncurkan kegiatan Conscious Living di Jakarta dan dimulai pada 1 Maret 2023. Kegiatan itu sudah berjalan lebih dulu di Bandung dan berhasil mengumpulkan 65 ton sampah plastik pada tahun lalu.
"Target kami di Jakarta mencapai 6.500 ton pengumpulan sampah. Selain untuk pengelolaan sampah plastik untuk lingkungan, kami juga ingin menciptakan sirkulasi ekonomi untuk pemulung agar bisa diberdayakan," kata Asrini Suhita, Senior Sales Director Sustainability Leader P&G Indonesia pada konferensi pers di Jakarta, Jumat, 27 Februari 2023.
"Awareness (kesadaran) masyarakat tentang sampah masih masih kecil, jadi harus komunikasi yang konsisten dari seluruh pihak yang bekerja sama dalam program ini untuk mengomunikasikan kepada konsumen," sambung dia.
Concious Living bertujuan untuk mengurangi sampah kemasan plastik yang sering kali berakhir di TPA dan laut. Program berbasis digital melalui aplikasi Octopus itu menyediakan insentif menarik bagi peserta aktif yang memilah dan menukar sampah kemasan plastik.
Kondisi Sampah Jakarta
Data Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi Jakarta pada 2021, menunjukkan bahwa jumlah timbulan sampah mencapai 7,2 ton per hari. Sampah plastik menyumbang 14,02 persen dari total timbulan sampah di Provinsi DKI Jakarta.
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) pada 2022, timbulan sampah di Indonesia sebanyak 19,07 juta ton per tahun. Sampah yang belum terkelola sebanyak 14,77 ton atau setara 77,49 persen, sedangkan sampah terkelola sebanyak 4,29 ton atau setara 22,51 persen.
"Kalau berbicara sampah tidak ada habis-habisnya karena setiap orang adalah produsen sampah, semakin bertambah orang, semakin bertambah juga sampahnya," lanjut Andri.
Ia optimistis program tersebut mampu membantu secara signifikan dan mendorong ekonomi sirkular. "Sebenarnya ada program 3R (Reuse, Reduce, Recycle), tetapi belum cukup sukses. Bisa sukses kalau setiap masyarakat bisa mengolah sampah setiap individu. Sumber sampah terbesar adalah rumah tangga dan tempat keramaian," jelas Andri.
Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyebut 7.500 ton sampah rumah tangga masuk ke TPA Bantar Gebang, Bekasi. Mayoritas berjenis sampah campuran. "Angka ini masih asumsi dari perhitungan sesuai jumlah penduduk DKI Jakarta," ujar Rita Ningsih selaku Kepala Seksi Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.
Advertisement
Kumpul Poin, Dapat Produk
Salah satu cara untuk menjangkau perilaku pengelolaan sampah untuk masyarakat menengah ke bawah yang sulit untuk mengakses teknologi adalah melalui bank sampah. Super Indo dan P&G berkolaborasi untuk membuat boks penampungan sampah plastik yang nantinya akan diserahkan melalui aplikasi Octopus.
Octopus adalah aplikasi daur ulang untuk memudahkan masyarakat mengelola sampah dari rumah masing-masing. "Aplikasi ini turut membantu pemerintah daerah dalam permasalahan sampah. Saat ini sudah ada 8.000 mitra yang tersebar di Indonesia,” ujar Christopher Satriandaru, Chief Operating Officer Octopus Indonesia.
Konsumen yang ingin mengikuti program ini dimulai dari mengunduh aplikasi Octopus. Tugas berikutnya adalah memilah sampah plastik dari sampah organik. Bila terkumpul cukup banyak, konsumen bisa meminta pengambilan sampah melalui aplikasi. Petugas akan sampai ke lokasi tempat Anda di esok hari.
Melalui kolaborasi dengan Super Indo dan P&G, konsumen diminta mengerjakan misi untuk mengumpulkan sampah plastik sampai ke beberapa tingkatan. Poin yang terkumpul bisa ditukarkan dengan barang P&G yang ada di Super Indo.
"Kami prioritaskan pengelolaan sampah plastik karena itu sangat memengaruhi banyak aspek yang ada di Indonesia, dari sungai sampai laut," ujar Johan Boeijenga selaku President Director Super Indo.
Setop Bangun TPA Baru
Advertisement