Liputan6.com, Jakarta - Elon Musk terus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya. Kali ini, salah satu outlet media asing, The Information, mengabarkan pemangkasan 50 karyawan yang dilakukan CEO Twitter tersebut, yang juga berdampak pada CEO Twitter Blue, Esther Crawford.
Mengutip The Verge, Senin (27/02/2023), Crawford telah mengonfirmasi kabar ini dan menyatakan dirinya telah diberhentikan.
Advertisement
Hal ini cukup menjadi perbincangan publik karena Crawford merupakan salah satu petinggi paling terkenal dan loyal di Twitter.
Ia memimpin desain ulang Twitter Blue dan mengawasi pekerjaan pada platform berbayar yang akan datang. Baru-baru ini, Crawford juga mengunggah foto dirinya yang tengah tertidur di lantai kantor Twitter.
Berita ini memunculkan spekulasi dari beberapa pihak yang memperkirakan Elon Musk ingin membangun era baru untuk Twitter.
Sebelumnya, diketahui Musk mengungkapkan bahwa Twitter masih memiliki kondisi yang serupa dengan perusahaan startup.
Sejumlah Karyawan yang Terdampak
Menurut Zoë Schiffer dari Platformer, pemberhentian massal yang dilakukan Twitter kemungkinan dapat lebih tinggi dari angka yang dilaporkan The Information.
"Mendengar bahwa PHK Twitter tadi malam jauh di atas 50 dan memukul beberapa departemen termasuk teknik," tweet Schiffer pada hari Sabtu, (25/02/2023).
Ia juga menambahkan informasi terkait pemberhentian Esther Crawford yang terjadi selama akhir pekan ini.
Selain Crawford, salah satu karyawan terkemuka lainnya yang terkena dampak adalah pendiri Revue, Martijn de Kujiper. Dalam tweet-nya Sabtu lalu, ia menyatakan bahwa ia telah dikunci dari akses email miliknya.
“Sepertinya aku melepaskannya,” tulis Kujiper.
Sebelumnya, Twitter juga telah menutup Revue pada awal tahun ini.
Advertisement
Elon Musk Belum Angkat Suara Terkait Kabar Ini
Meskipun berita pemberhentian Crawford dan 50 karyawan lainnya masih hangat diperbincangkan, Musk tidak menyinggung hal ini di Twitter-nya. Ia justru mengungkapkan salam di hari Minggu (26/02/2023) sore lalu.
"Semoga hari Minggu Anda menyenangkan," tulisnya.
Pada Februari lalu, laporan lain juga mengungkapkan bahwa Twitter sudah memangkas divisi penjualan iklan per 17 Februari lalu.
Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa proses pemutusan kerja yang terjadi masih simpang-siur karena tidak ada yang benar-benar tahu bagaimana proses pemangkasan dilakukan. Hingga saat ini, pihak Twitter maupun Elon Musk belum menyampaikan tanggapannya.
Sejak Elon Musk mengambil alih Twitter, dilaporkan bahwa ia telah memangkas lebih dari 80 persen karyawan tetapnya. Pada Januari lalu, pendapatan harian perusahaan juga dikabarkan turun sejumlah 40 persen dari tahun ke tahun.
Jumlah Karyawan Twitter yang Masih Tersisa Belum Dapat Dipastikan
Dalam kicauan yang diunggahnya di Twitter pada Sabtu (21/01/2023), Musk membocorkan jumlah karyawannya setelah melakukan pemecatan besar-besaran. Berdasarkan keterangannya, per tanggal tersebut Twitter memiliki 2.300 karyawan aktif.
Unggahan itu dibuat Elon Musk untuk menanggapi kesalahan laporan CNBC Internasional yang mencatat bahwa karyawan Twitter berkisar 1.800 orang dengan rincian 1.300 karyawan full-time dan 550 lebih insinyur yang bekerja pada bidang masing-masing.
Miliarder ini juga menambahkan, masih terdapat ratusan karyawan yang mengerjakan kepercayaan dan keselamatan bersama ribuan kontraktor lainnya.
Selain itu, terdapat kurang dari sepuluh orang dari perusahaan Musk lainnya yang turut bekerja di Twitter.
Namun setelah kabar pemutusan kerja terbaru ini, belum ada informasi lebih lanjut yang dapat memastikan jumlah karyawan tetap yang masih tersisa di Twitter saat ini.
Advertisement