Liputan6.com, Jakarta - Usai tiupan sangkakala malaikat Israfil, seluruh makhluk di dunia akan mati, terkecuali yang dikehendaki Allah SWT. Pada hari kiamat, dunia seisinya hancur dengan berbagai bencana dahsyat yang tak terbayangkan manusia, sebagaimana dikabarkan melalui Al-Qur'an dan hadis.
Lantas, umat manusia akan dibangkitkan di Padang Mahsyar. Sebuah tempat yang disediakan Allah SWT untuk seluruh umat manusia sejak zaman Nabi Adam hingga berakhirnya dunia.
Baca Juga
Advertisement
Pada hari itu, semua orang sibuk memikirkan nasibnya masing-masing. Mereka benar-benar cemas. Mereka khawatir timbangan amalnya tak cukup untuk mengantarnya ke surga.
Mereka juga takut keburukannya semasa hidup di dunia akan menjebloskan ke neraka. Padang Mahsyar adalah hari penentuan, hari perhitungan atau yaumul hisab.
Ada satu sosok yang begitu besar berperan pada hari itu. Beliau adalah junjungan kita, Nabi Muhammad SAW.
Pada hari itu, Nabi SAW adalah satu-satunya orang yang bisa memberi syafaat, usai nabi lainnya menyerah. Mendapat syafaat Rasulullah adalah jaminan bebas siksa kiamat dan berlanjut selamat di akhirat.
Lantas, siapa saja orang yang mendapatkan syafaat Rasulullah SAW di hari kiamat?
Saksikan Video Pilihan Ini:
3 Syarat Mendapat Syafaat Rasulullah SAW di Hari Kiamat
Ustaz Tatam Wijaya, alumnus Pondok Pesantren Raudhatul Hafizhiyyah Sukaraja-Sukabumi, Pengasuh Majelis Taklim “Syubbanul Muttaqin” Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat melalui tulisannya di Nu Online menjelaskan secara umum, syarat utama mendapatkan syafaat Rasulullah SAW adalah tiga:
1. Meninggal dalam Keadaan Tidak Menyekutukan Allah
Meninggal dalam keadaan tidak menyekutukan Allah. Hal itu seperti yang ditandaskan dalam sabdanya:
أُشْهِدُكُمْ أَنَّ شَفَاعَتِي لِكُلِّ مَنْ مَاتَ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا
Artinya, “Aku bersaksi kepada kalian bahwa syafaatku diperuntukan bagi setiap muslim yang meninggal tidak menyekutukan Allah dengan apapun,” (HR Abu Dawud).
2. Meninggal Membawa Keimanan
Syarat yang kedua adalah meninggal dalam keadaan membawa keimanan walaupun hanya sebesar biji sawi. Hal itu seperti yang digambarkan dalam haditsnya:
أَقْرَعُ بَابَ الْجَنَّةِ فَيُفْتَحُ بَابٌ مِنْ ذَهَبٍ وَحِلَقُهُ مِنْ فِضَّةٍ، فَيَسْتَقْبِلُنِي النُّورُ الْأَكْبَرُ، فَأَخِرُّ سَاجِدًا، فَأُلْقِي مِنَ الثَّنَاءِ عَلَى اللَّهِ مَا لَمْ يُلْقِ أَحَدٌ قَبْلِي، فَيُقَالُ لِي: ارْفَعْ رَأْسَكَ، سَلْ تُعْطَهْ، وَقُلْ يُسْمَعْ، وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ، فَأَقُولُ: أُمَّتِي، فَيُقَالُ: لَكَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ شَعِيرَةٍ مِنْ إِيمَانٍ، قَالَ: ثُمَّ أَسْجُدُ الثَّانِيَةَ، ثُمَّ أُلْقِي مِثْلَ ذَلِكَ، وَيُقَالُ لِي: مِثْلُ ذَلِكَ، وَأَقُولُ: أُمَّتِي، فَيُقَالُ لِي: لَكَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ خَرْدَلَةٍ مِنْ إِيمَانٍ،
Artinya, “Aku mengundi pintu surga. Tiba-tiba dibukakan satu pintu dari emas dan lengkungnya dari perak. Kemudian aku disambut oleh cahaya yang agung. Aku pun langsung bersujud seraya menyampaikan pujian kepada Allah dengan pujian yang belum pernah disampaikan seorang pun sebelumku. Disampaikanlah kepadaku, ‘Angkatlah kepalamu. Mintalah, niscaya engkau akan diberi. Berkatalah, niscaya engkau akan didengar. Meminta syafaatlah, niscaya engkau akan diberi syafaat.’ Aku pun berkata, ‘Umatku...!’ Lantas dijawab, ‘Engkau berhak menolong orang yang dalam hatinya ada keimanan walau seberat biji gandum.’ Aku pun bersujud kedua kalinya dan menyampaikan pujian yang sama dan disampaikan lagi kepadaku jawaban yang sama. Lalu terus memohon lagi, ‘Umatku...!’ Disampaikan kepadaku, ‘Engkau berhak menolong orang yang dalam hatinya ada keimanan walaupun sekecil biji sawi.’”
3. Mengucapkan Kalimah Thayibah dengan Ikhlas
Pernah mengucap kalimah thayyibah atau kalimah Lailahaillah dengan ikhlas, Sebagaimana yang disampaikan dalam lanjutan hadits di atas:
ثُمَّ أَسْجُدُ الثَّالِثَةَ، فَيُقَالُ لِي: مِثْلُ ذَلِكَ، ثُمَّ أَرْفَعُ رَأْسِي فَأَقُولُ: أُمَّتِي، فَيُقَالُ لِي: لَكَ مَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُخْلِصًا
Artinya, “Aku bersujud ketiga kalinya dan disampaikan kepadaku jawaban yang sama. Setelah itu, aku mengangkat kepala dan memohon lagi, ‘Umatku...!’ Lalu disampaikan kepadaku, ‘Engkau berhak menolong orang yang mengucap ‘Lā ilāha illallāh’ dengan ikhlas,’” (HR Abu Ya’la).
Semoga kita termasuk orang-orang yang disebut tersebut dan mendapatkan syafaat Rasulullah SAW di akhirat. Amin. Wallahua'lam.
Tim Rembulan
Advertisement