Astra International Usul Tebar Dividen Jumbo pada RUPST April 2023, Saham ASII Melesat

PT Astra International Tbk (ASII) akan mengusul dividen final Rp 552 per saham dalam RUPST April 2023. Dividen yang diusulkan tersebut bersama dividen interim Rp 88 per saham.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 28 Feb 2023, 12:07 WIB
PT Astra International Tbk (ASII) akan mengusulkan dividen jumbo dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) April 2023. (Foto: Astra)

Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) mengusulkan pembagian dividen final sebesar Rp 552 per saham

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, ditulis Selasa (28/2/2023), pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan untuk tahun buku 2022 yang akan diselenggarakan pada April 2023, direksi perseroan merencanakan untuk mengusulkan dividen final yang lebih tinggi, yaitu sebesar Rp552 per saham. 

"Dividen final yang akan diusulkan tersebut, bersama dengan dividen interim sebesar Rp88 per saham yang telah dibagikan pada Oktober 2022," Sekretaris Perusahaan Astra International, Gita Tiffani Boer, Selasa (28/2/2023).

Dengan demikian, total dividen yang akan diusulkan untuk 2022 menjadi Rp 640 per saham. Gita menuturkan, kepastian mengenai jumlah dividen yang akan dibagikan ini akan tetap tunduk pada adanya persetujuan dari RUPST.

"Usulan direksi atas dividen final yang lebih tinggi tersebut didasarkan atas tingginya harga batu bara pada 2022, yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang memungkinkan anak perusahaan Perseroan, PT United Tractors Tbk, untuk mengusulkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT United Tractors Tbk pembagian dividen yang lebih tinggi," tulisnya.

Sementara itu, belanja modal dan investasi konsolidasian Astra International untuk 2022 adalah sebesar Rp26,4 triliun, dua kali lipat dari tahun sebelumnya. 

"Perseroan merencanakan akan terus menginvestasikan modal yang signifikan di Indonesia sejalan dengan prioritas strategis perseroan, melalui pertumbuhan dan akuisisi organik," kata dia.

Selain itu, Astra International tetap yakin akan potensi pertumbuhan jangka panjangnya dan neracanya yang kuat, sehingga dapat mengembalikan sebagian excess capital kepada pemegang saham. 

"Informasi atau fakta material yang diungkapkan tidak memiliki dampak material terhadap kelangsungan usaha perseroan," ujar dia.

Berdasarkan data RTI, saham ASII naik 6,47 persen ke posisi Rp 6.175 per saham. Saham ASII dibuka naik 400 poin ke posisi Rp 6.200 per saham. Saham ASII berada di level tertinggi Rp 6.275 dan terendah Rp 6.100 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 17.189 kali dengan volume perdagangan saham 965.353 saham. Nilai transaksi Rp 596,4 miliar.


Astra International Cetak Pendapatan Rp 301,37 Triliun, Tumbuh 29 Persen pada 2022

Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)

Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) membukukan kinerja keuangan positif sepanjang 2022. Astra International menunjukkan pertumbuhan pendapatan dan laba  bersih 2022.

Mengutip laporan keuangan perseroan, ditulis Selasa (28/2/2023), PT Astra International Tbk mencatat pendapatan Rp 301,37 triliun pada 2022. Pendapatan naik 29 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 233,48 triliun.

Perseroan membukukan laba bersih kepada pemilik entitas induk Rp 28,94 triliun pada 2022. Laba bersih perseroan melonjak 43 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 20,19 triliun.

Sementara itu, laba bersih (sebelum penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina) naik 51 persen menjadi Rp 30,48 triliun pada 2022 dari periode 2021 sebesar Rp 20,19 triliun.

Di sisi lain, laba bersih per saham menguat 43 persen menjadi Rp 715 per saham dari periode sama tahun sebelumnya Rp 499.

Ekuitas yang diatribusikan kepada entitas induk naik 12 persen menjadi Rp 192,14 triliun pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 172,05 triliun.Nilai aset bersih per saham naik 12 persen menjadi Rp 4.746 pada 2022 dari periode 2021 sebesar Rp 4.250.

Kas bersih Astra International, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup, mencapai Rp35,1 triliun pada 31 Desember 2022, dibandingkan dengan Rp30,7 triliun pada akhir tahun 2021.

Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup meningkat menjadi Rp44,5 triliun pada 31 Desember 2022, dari Rp39,2 triliun pada akhir tahun 2021. Belanja modal investasi grup pada 2022 meningkat dua kali lipat menjadi Rp 26,4 triliun.

 


Kinerja Astra Didukung Pemulihan Ekonomi dan Kenaikan Harga Komoditas

Menara Astra International. ©2019 Merdeka.com

Sebelumnya, Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Dnony Bunarto Tjondro menuturkan, grup mencatatkan pencapaian kinerja tertinggi pada 2022 yang mencerminkan pemulihan ekonomi Indonesia yang kuat dan harga komoditas yang tinggi.

“Meskipun terdapat ketidakpastian terkait proyeksi ekonomi global, termasuk kemungkinan harga komoditas yang lebih rendah, kami tetap yakin dengan prospek jangka pendek grup,” ujar dia dalam keterangan tertulis.

Ia menambahkan, grup berada dalam posisi baik untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang dengan melanjutkan evolusi portofolio bisnisnya dan investasi modal yang signifikan sehingga mendukung prioritas strategis grup.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan yang telah mendukung grup, khususnya karyawan grup, atas ketangguhan dan dedikasinya kepada grup selama periode yang penuh tantangan ini,” tutur dia.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya