Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah Anda mencoba menyelam bersama hiu putih? Wisatawan dari seluruh dunia menjadikan Pulau Guadalupe yang terletak di negara Meksiko sebagai destinasi pariwisata untuk melihat hiu putih secara dekat di perairan bebas.
Walaupun hiu merupakan hewan karnivora yang cukup mengerikan, ternyata masih ada banyak wisatawan pencari sensasi yang ingin berinteraksi dengan hiu secara langsung.
Advertisement
Salah satu kegiatan hiburan yang kerap dilakukan untuk itu adalah penyelaman sangkar.
Menyelam ke dalam perairan, sambil berada di dalam sangkar, memberikan kesempatan kepada wisatawan untuk melihat hiu putih secara dekat dan aman.
Penyelaman sangkar merupakan salah satu kegiatan turis paling populer di pantai Pulau Guadalupe.
Sangat disayangkan, tahun 2022 mungkin akan menjadi tahun yang terakhir untuk musim tamasya berinteraksi dengan hiu di pulau itu, karena Meksiko telah melarang semua wisata yang berhubungan dengan hiu di dalam Cagar Biosfer Isla Guadalupe (termasuk pulau itu sendiri), lapor CNN yang dikutip Minggu (5/3/2023).
Undang-undang baru ini bertujuan untuk meminimalkan campur tangan manusia terhadap ekosistem laut.
Untuk menarik keberadaan hiu saat kegiatan, darah dan potongan ikan seringkali dibuang ke air sekitar sangkar, dan umpan semacam itu dapat membuat hiu berperilaku lebih agresif. Larangan dalam undang-undang tersebut juga melarang drone dalam banyak kasus, karena biasa juga digunakan untuk mendistribusikan darah dan potongan ikan di perairan.
Masa Depan Bisnis Wisata Seputar Hiu di Meksiko
Beberapa bisnis yang beroperasi di daerah tersebut memandang ini sebagai akhir dari pariwisata di pulau itu.
Musim hiu putih biasanya berlangsung dari Juli hingga November, dan sudah terdapat banyak perusahaan yang harus mengeluarkan pengembalian dana penuh untuk musim panas yang mendatang. Namun beberapa bisnis lainnya masih berharap bahwa pembatasan itu hanya bersikap sementara.
“Taman nasional hiu putih di Pulau Guadalupe akan dibuka kembali,” tulis Nautilus Dive Adventures di situs webnya. "Mungkin besok atau mungkin dalam waktu lima tahun."
Untuk saat ini, perusahaan pariwisata yang berbasis di Kanada telah menghentikan pemesanan untuk wisata menyelam dengan sangkar di sana.
Hal ini sangat disayangkan karena penyelaman sangkar tetap menjadi satu-satunya pilihan yang aman bagi para fanatik hiu putih yang ingin melihat makhluk itu dari dekat. Mereka tidak dapat ditemukan di akuarium, meskipun sudah ada banyak upaya yang gagal untuk membuat mereka tetap hidup dalam penangkaran.
Penyelaman sangkar masih legal di destinasi hiu lainnya di seluruh dunia, termasuk yang berada di Afrika Selatan dan Kepulauan Farallon California.
Advertisement
Kisah Menegangkan 2 Wanita Terjebak dalam Kerangkeng di Bawah Laut yang Penuh Hiu
Ada banyak hal yang kerap dikhawatirkan wisatawan saat melakukan kegiatan penyelaman sangkar, yaitu mengenai keselamatan.
Bayangkan bila sangkar tersebut terbuka atau lepas ke dalam perairan lepas, dan daerah tersebut dikelilingi oleh banyak hiu.
Ternyata imajinasi tersebut di realisasikan dalam film "47 Meters Down" yang menceritakan sebuah pengalaman wisatawan melakukan kegiatan penyelaman sangkar.
Berikut sinopsis "47 Meters Down" yang dirangkum Showbiz Liputan6.com dari berbagai sumber. Peringatan, tulisan ini mengandung spoiler atau bocoran hingga akhir cerita.
Rilis di bioskop pada Juli 2017, film ini mengusung genre survival atau kisah bertahan hidup.
Mengisahkan dua saudara perempuan, Lisa dan Kate, warga Amerika yang berlibur di Meksiko. Tujuannya menghibur Lisa yang baru putus cinta. Keduanya memutuskan untuk ikut kegiatan menonton hiu dari dalam kerangkeng di bawah laut.
Mereka menyewa kapal milik Kapten Taylor. Kate memiliki sertifikat menyelam, sementara Lisa masih baru beberapa kali menyelam. Namun mereka sepakat berbohong bahwa Lisa juga memiliki sertifikat. Lisa memiliki sedikit keraguan ketika melihat Taylor dan kapalnya. Firasat ini ada benarnya. Tanpa mereka ketahui, tali yang menyangga kerangkeng sudah rapuh.
Baca sinopsis lengkap nya, klik di sini.
6 Fakta Hiu Banteng, Salah Satu Predator Paling Ganas di Dunia
Kasus gigitan hiu terhadap manusia senantiasa terjadi di seluruh dunia. Meskipun hiu menyerang manusia bukan untuk memangsa, namun gak bisa dimungkiri bahwa mereka memang hewan berbahaya dan sebaiknya dihindari.
Spesies hiu yang paling banyak ditakuti adalah hiu putih besar (Carcharodon carcharias). Hal itu wajar karena mereka merupakan hiu predator terbesar dan memang kerap menggigit manusia. Tapi ada spesies hiu lain yang kerap disebut-sebut lebih berbahaya dari mereka, yaitu hiu banteng.
Dilansir treehugger.com, Kamis (15/12/2022), berikut ini fakta-fakta hiu banteng, salah satu predator paling ganas di dunia.
1. Hiu Banteng Mengalahkan Hiu Putih Besar
Hiu banteng terutama memakan ikan bertulang dan hiu yang lebih kecil. Namun, mereka adalah pemakan oportunis, yang juga mengambil mangsa seperti burung, krustasea, lumba-lumba, mamalia darat, dan penyu.
Kekuatan gigitan hiu banteng adalah salah satu yang tertinggi dari ikan mana pun, menurut sebuah studi tahun 2012 yang diterbitkan dalam jurnal Zoology.
Spesies ini dapat menggigit dengan kekuatan 5.914 Newton, demikian temuan studi tersebut. Kekuatan tersebut lebih kuat daripada gigitan 12 hiu lain dan ikan mirip hiu yang digunakan para peneliti untuk perbandingan, termasuk hiu putih besar dan hiu martil besar.
2. Berukuran Besar dan Memiliki Moncong Pendek
Hiu banteng (Carcharhinus leucas) mendapatkan namanya dari karakteristik moncongnya yang pendek dan tumpul. Selain itu, mereka juga punya kebiasaan menyeruduk mangsanya seperti banteng sebelum memangsanya.
Hiu banteng termasuk keluarga Carcharhinide yang juga mencakup hiu yang tak kalah ganas lainnya yaitu hiu macan. Soal ukuran, hiu banteng memang kalah besar dibanding hiu macan yang bisa mencapai panjang 5 meter.
Tapi ukuran mereka tetap cukup besar, yaitu maksimal 3,5 meter dan berat 315 kg. Namun rata-rata panjang mereka hanya mencapai 2,5 hingga 2,7 meter.
Advertisement