Liputan6.com, Jakarta Bank Syariah Indonesia (BSI) resmi menginjak usia 2 tahun sejak penggabungannya. Sederet milestone penting BSI terbukti menjadi satu kado indah bagi bank syariah terbesar di Indonesia ini.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengungkapkan sejumlah capaian yang didapat meski dalam usia yang terhitung muda. Dalam 2 tahun, BSI mampu memantapkan posisinya menjadi bank syariah terbesar di Indonesia, hingga memiliki cabang di Dubai.
Advertisement
"Dalam usia yang relatif muda, BSI menjadi bank syariah terbesar di Indonesa, dan menjadi bank nomor 6 berdasarkan total aset di jajaran bank nasional di Indonesia," kata dia dalam sambutannya di Bank Syariah Indonesia Charity Concert 2023, Selasa (28/2/2023).
Tak hanya itu, capaian tadi juga disokong dengan kinerja BSI yang cemerlang. Sebut saja, BSI bertransformasi menjadi bank yang sangat profitable, dam membangun struktur neraca yang solid dengan rasio perbankan yang impresif.
"Disamping itu BSI juga sudah memiliki right office di Dubai, sebentar lagi akan menjadi cabang penuh atau full branch," ungkapnya.
Hery menegaskan kalau beragam capaian ini bukanlah titik akhir. Melainkan permulaan dari BSI dengan segala ambisinya kedepan.
"Capaian saat ini buka titik, tapi koma. Ini bukan akhir tapi awal perjalanan sebuah kapal pinisi dari bandar Jakarta menuju Sabang mengelilingi Nusantara hingga akhirnya bersandar di Dubai," bebernya.
Bank Terbesar ke-6 di Indonesia
Menteri BUMN Erick Thohir semringah PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) melenggang ke posisi 6 bank terbesar di Indonesia. Capaian ini diperoleh setelah bank syariah pelat merah ini mencatatkan kinerja cemerlang sepanjang 2022 lalu.
BSI yang menempati posisi keenam besar ini berhasil berada diatas bank besar swasta, CIMB Niaga. Erick Thohir berujar, capaian keuangan BSI menjadi bukti atas proses kinerjanya tahun lalu
"Alhamdulillah kinerja BSI sepanjang tahun lalu tumbuh signifikan. Kita bisa lihat dari laba bersih BSI yang mencapai Rp 4,26 triliun atau tumbuh 40,68 persen secara year on year (yoy) di akhir 2022," ujar Erick dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (21/2/2023).
Erick menyampaikan pertumbuhan BSI merupakan buah kerja keras dari transformasi perusahaan yang berdampak besar pada aspek efisiensi. Termasuk merger yang dilakukan pada dua tahun lalu membuahkan hasil yang positif.
Advertisement
Aset BSI
Erick memaparkan, per kuartal IV 2022, total aset BSI tumbuh 15 persen menjadi Rp 306 triliun. Sama halnya dengan dana pihak ketiga (DPK) yang naik 12 persen (yoy) menjadi Rp 261,49 triliun. Sementara pembiayaan BSI tumbuh 21 persen (yoy) menjadi Rp 208 triliun.
Dari sisi kualitas aset, lanjut Erick, rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) Gross bergerak menurun dari 2,93 persen menjadi 2,42 persen per Desember 2022. Seiring penurunan itu, NPF Net pun susut 0,87 persen menjadi 0,57 persen. Sedangkan pencadangan yang digambarkan NPF Coverage naik dari 148,87 persen menjadi 183,12 persen.
"Dengan capaian ini, BSI berhasil naik satu peringkat menjadi bank nomor enam terbesar di Indonesia," ucap Erick.