Ini Golongan yang Tidak Akan Melihat Rasulullah SAW di Hari Kiamat, Celaka!

Hari kiamat diartikan sebagai hancurnya alam semesta dan berakhirnya kehidupan manusia di dunia. Setiap muslim berkewajiban meyakini hari kiamat. Bahkan, percaya pada hari kiamat menjadi salah satu tanda iman seseorang.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 01 Mar 2023, 18:30 WIB
Ilustrasi kiamat | via: theengsi.blogspot.com
Ilustrasi kiamat | via: theengsi.blogspot.com

Liputan6.com, Jakarta - Hari kiamat diartikan sebagai hancurnya alam semesta dan berakhirnya kehidupan manusia di dunia. Setiap muslim berkewajiban meyakini hari kiamat. Bahkan, percaya pada hari kiamat menjadi salah satu tanda iman seseorang.

Setelah kiamat bukan berarti selesai. Ada beberapa hari yang akan dihadapi oleh seorang muslim, yakni hari dibangkitkannya manusia dari alam kubur (Yaumul Ba’ats) setelah sebelumnya Yaumul Barzakh

Kemudian Yaumul Mahsyar, hari berkumpulnya manusia di Padang Mahsyar. Di hari tersebut manusia akan menerima catatan amalnya selama hidup di dunia, baik amal baik maupun buruk.

Selanjutnya secara berurutan Yaumul Hisab (hari di mana amal dihitung dan diperlihatkan), Yaumul Mizan (hari di mana manusia akan menerima hasil timbangan seluruh perbuatannya), dan Yaumul Jaza (hari pembalasan berdasarkan amal perbuatannya).

Pada hari akhir nanti manusia tentu membutuhkan keselamatan dan berharap mendapat syafaat. Allah SWT akan memberikan mandat kepada Rasulullah SAW untuk memberikan syafaat atau pertolongan. 

Namun, ada golongan atau orang yang tidak akan melihat Rasulullah SAW ketika hari kiamat. Hal ini disampaikan oleh Rasulullah SAW sendiri sebagaimana diriwayatkan oleh Ad-Dailami dan Ibnu Katsir.

Lantas, siapa orang yang tidak akan melihat Rasulullah SAW di hari kiamat itu?

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Yang Tidak Akan Melihat Rasulullah SAW

Ilustrasi kiamat (manataka.org)

Menyadur hikayat yang diangkat oleh Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dalam Kifayatul Atqiya wa Minhajul Ashfiya via NU Online, Ad-Dailami dan Ibnu Asakir meriwayatkan bahwa Sayyidatina Aisyah RA binti Abu Bakar RA, istri Rasulullah SAW, suatu dini hari terbangun. 

Sayyidatina Aisyah RA mengumpulkan beberapa pakaian masalah, lalu pakaian itu dijahit. Di tengah aktivitas menjahit, tiba-tiba jarum jahit terjatuh dari tanggannya. Kemudian ruangan mendadak padam.Istri Rasulullah SAW itu diam sejenak mengucap tarji’ (innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn). 

Di tengah kegelapan itu, Rasulullah SAW masuk ke rumah. Seisi ruangan yang awalnya gelap menjadi terang benderang oleh sinar wajah Rasulullah SAW sehingga Sayyidatina Aisyah RA dapat menemukan jarumnya yang jatuh karena begitu terang ruangan. 

“Betapa terangnya cahaya wajahmu wahai Rasulullah. Semoga Allah memberikan shalawat-Nya untukmu,” kata Sayyidatina Aisyah RA gembira.

“Wahai Aisyah, celakalah orang yang tidak melihatku kelak di hari kiamat,” kata Rasulullah SAW. 

“Siapakah orang yang tidak akan melihatmu di hari kiamat nanti?” 

“Orang bakhil,” jawab Rasulullah SAW. 

“Siapakah orang bakhil wahai Rasulullah?” tanya Sayyidatina Aisyah RA lagi. 

“Orang yang mendengar namaku disebut tidak membaca shalawat,” kata Rasulullah SAW.

Hadis “Orang yang mendengar namaku disebut tidak membaca shalawat,” merupakan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari di Kitab Adabul Mufrad, At-Tirmidzi, An-Nasai, Ahmad, At-Thabarani, Al-Baihaki, Ibnu Hibban, dan perawi lainnya. 

Semoga di hari kiamat nanti kita termasuk orang yang mendapat syafaat dari Rasulullah SAW. Aamiin. Wallahu’alam.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya