Digelar September, CIEIE 2023 Bakal Dongkrak Pasar E-Commerce Indonesia

China International E-Commerce Industry Expo and Indonesia Sourcing Exhibition (CIEIE Indonesia 2023) bakal digelar oleh CCPIT Commercial Sub-council dan CCOIC Commercial Chamber of Commerce di Jakarta International Expo, Jakarta.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Feb 2023, 22:34 WIB
Ilustrasi belanja online, ecommerce, e-commerce, toko online. Kredit: athree23 via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta China International E-Commerce Industry Expo and Indonesia Sourcing Exhibition (CIEIE Indonesia 2023) bakal digelar oleh CCPIT Commercial Sub-council dan CCOIC Commercial Chamber of Commerce di Jakarta International Expo, Jakarta pada tanggal 25 hingga 27 September mendatang. 

CIEIE Indonesia 2023 merupakan pameran bertema e-commerce lintas batas pertama di Indonesia, diharapkan lebih dari 350 perusahaan yang bernaung dalam ekosistem e-commerce lintas batas bisa berpartisipasi dalam pameran, yang mencakup berbagai jenis layanan, produksi, dan perdagangan, termasuk platform e-commerce perusahaan, dengan total area eksebisi melebihi 10.000meter persegi.

Pameran ini bakal menyuguhkan 12 kategori utama, termasuk teknologi AI, high style, aksesoris mobil dan motor, tekstil, serta kebutuhan ibu dan mainan bayi, yang sesuai dengan selera pembeli Indonesia dan pasar konsumen lokal.

Analis Perdagangan Kementerian Perdagangan Dwinanto Rumpoko menyambut baik diadakannya CIEIE Indonesia 2023, dan beliau mengharapkan e-commerce lintas batas dapat mendorong perkembangan ekonomi lokal di Indonesia.

Berdasarkan data Bank Indonesia, pada tahun 2022, pasar e-commerce tanah air akan tumbuh sebesar 31 persen mencapai Rp 536 triliun, dan potensi pengembangan industri e-commerce lintas negara sangat besar.

 

 

Director of Department of Convention and Exhibition, CCPIT Commercial Sub-council, Jason Xiong mengatakan, baik China maupun Indonesia adalah negara dengan populasi terbesar di dunia, dan China telah menjadi mitra dagang terbesar Indonesia selama sembilan tahun berturut-turut.

Menurut statistik dari instansi terkait, tingkat penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 73,7 persen, menjadi fondasi bagi perkembangan e-commerce lintas batas di Indonesia.

"Penyelenggaraan CIEIE Indonesia 2023 akan lebih mendorong kerja sama perdagangan non-pemerintah atau bisnis kedua negara, mendukung berkembangnya industri ekonomi digital Indonesia, membuka interaksi dan integrasi industri yang menguntungkan kedua negara, serta mempromosikan perusahaan kedua negara. Kedua negara bergandengan tangan untuk pasar global," ungkap dia.

 


Populasi Terbesar

Ilustrasi Belanja Online, e-Commerce, eCommerce, Online Marketplace, Bisnis Online

Mitra pengusaha CIEIE Siswadi mengatakan bahwa dari tahun 2016 hingga 2019, jumlah peserta pameran dan pembeli berbagai pameran di Indonesia menunjukkan pertumbuhan secara eksponensial dari tahun ke tahun, dan pengaruh industri pameran terus meningkat.

Dengan pembukaan dan pemulihan pasar internasional yang cepat, perusahaan China dan Indonesia dituntut untuk mengembangkan pasar dan perluasan model bisnis yang cepat. CIEIE Indonesia 2023 yang diadakan di Jakarta International Expo Center akan membantu perusahaan memperluas saluran perdagangan luar negeri melalui eCommerce lintas batas.  


Tegas, E-Commerce Dilarang Jualan Produk Ritel Impor

Ilustrasi strategi yang dilakukan e-commerce/Shutterstock-Rawpixel.com.

Pemerintah akan membatasi penjualan produk ritel impor yang masuk ke pasar digital atau e-commerce yang beroperasi di Indonesia. Hal ini dilakukan dalam rangka mendukung penjualan produk dalam negeri yang bersaing dengan produk asing.

"Sesuai arahan Presiden ini kita melakukan perlindungan produk dalam negeri. Ini sudah ada arahannya supaya ada pembatasan," kata Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki dalam acara Refleksi 2022 dan Outlook 2023 di Auditorium Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta Selatan, Senin (26/12/2022).

Teten menyebut pihaknya mengusulkan revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 50 tahun 2020 tentang Perizinan Usaha, Periklanan, Pembinaan dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Elektronik (PSME).

Alasannya, saat ini banyak produk ritel buatan asing langsung dijual di platform digital Indonesia. Padahal produk mereka belum tentu memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) maupun memiliki izin edar dari Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM).

Selain itu, produk ritel yang dijual di platform digital Indonesia menjual produk dengan harga murah. Sehingga menjadi buruan konsumen.

"Kita bukan mau melarang mereka jualan di sini tapi ini ada playing price. (Makanya) kita mau ritel online ini ditutup. Mereka kalau mau jualan di sini buka dulu di Indonesia," ungkapnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya