5 Rekomendasi Novel Sastra Indonesia yang Wajib Kamu Baca di Tahun 2023

Berikut beberapa rekomendasi novel sastra yang wajib masuk ke dalam daftar bacaan tahun 2023.

oleh Adelia Septi Viranti diperbarui 01 Mar 2023, 14:07 WIB
Ilustrasi membaca, buku, kumpulan pantun. (Photo by Amy Benton Blake on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Membaca merupakan hal yang wajib bagi semua kalangan, terutama pelajar dan mahasiswa. Selain meningkatkan literasi, membaca juga dapat mengembangkan kemampuan berbahasa dan memperluas wawasan. Kegiatan membaca tidak hanya sebuah aktivitas untuk membaca saja, namun juga kegiatan menulis refleksi dan menyampaikan ulang kepada orang lain.

Membaca buku merupakan salah satu kegiatan yang menyenangkan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan banyak buku yang terjual habis karena banyak orang yang menjadikan membaca sebagai sebuah hobi.

Namun, banyak orang yang beranggapan bahwa membaca buku sastra merupakan suatu hal yang tidak bisa dilakukan oleh semua orang karena buku sastra adalah bacaan yang berat dan membutuhkan waktu lebih untuk memahami isi buku tersebut.

Pada kenyatannya, begitu banyak rekomendasi buku sastra yang memiliki alur ringan dan mudah dipahami oleh pembaca pemula karena memiliki alur cerita yang seru dan menarik. Tidak hanya itu, buku sastra juga dapat memberikan pelajaran hidup dan insight baru dalam memahami kehidupan.

Ada berbagai jenis buku sastra Indonesia, seperti cerita pendek, puisi dan juga novel. Indonesia memiliki banyak sekali penulis yang menghasilkan buku sastra yang popular serta menarik untuk dibaca. Tema dalam novel sastra sangat beragam, mulai dari politik, sosial, ekonomi, dan bahkan pendidikan.

Berikut beberapa rekomendasi buku yang wajib kamu baca dan kamu jadikan sebagai wishlist di tahun 2023!


Rekomendasi Buku Sastra Indonesia

Ilustrasi membaca buku, puisi. (Foto oleh Castorly Stock : https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-yang-membaca-buku-3945529/)

1. Bumi Manusia

Bumi Manusia merupakan novel dari sastrawan terkenal Pramoedya Ananta Toer. Novel ini mengangkat cerita dengan latar belakang penjajahan.

Novel ini cukup kompleks, mengisahkan tentang kisah cinta Minke, seorang pria keturunan kebangsaan pribumi yang jatuh cinta kepada seorang gadis keturunan Belanda. Dalam perjalanannya, banyak sekali problematika politik dan sosial budaya di masa penjajahan.

Bumi Manusia memiliki banyak sekali penghargaan dan menjadi salah satu buku yang melegenda. Pasalnya, tidak diragukan lagi jika Pramoedya Ananta Toer memiliki kredibilitas yang tinggi dan tidak main-main dalam urusan sastra.

Walaupun karya beliau sempat dicekal untuk terbit dan bahkan tidak diakui, namun hingga saat ini buku Bumi Manusia masih dapat dinikmati untuk dibaca walaupun buku tersebut sudah terbit puluhan tahun yang lalu.

2. Khotbah di Atas Bukit

Khotbah Di Atas Bukit adalah novel karya Kuntowijoyo. Novel ini memang cukup berat dan membutuhkan waktu untuk membacanya karena isi novel yang membahas mengenai bagaimana hidup harus dijalani.

Novel ini sangat erat hubungannya dengan eksistensialisme yang dikaitkan dengan pembahasan filsafat. Mengenai bagaimana menjadi manusia seutuhnya, bagaimana cara untuk menemukan makna hidup, dan menemukan arti hidup itu sendiri. Namun di satu sisi, manusia tidak bisa sepenuhnya bebas untuk melepaskan diri dari hal duniawi.

Bagi kamu yang tertarik membaca novel mengenai penemuan jati diri, novel ini sangat cocok untuk kamu baca di akhir pekan.


Orang-Orang Bloomington

Ilustrasi membaca, buku. (Photo by Annie Spratt on Unsplash)

Orang-Orang Bloomington adalah kumpulan cerita pendek karya Budi Darma. Melalui kisah pada kumpulan cerpen ini, ada tujuh cerita pendek yang disuguhkan yaitu : Laki-laki Tua Tanpa Nama, Joshua Karabish, Keluarga M, Orez, Yorrick, Ny. Elberhart dan Charles Lebourne.

Konflik yang disuguhkan pada setiap cerita pendek terasa begitu kompleks dan mengungkap konflik antar manusia yang sering kita temui dalam keseharian yaitu adanya prasangka, rasa iri, konflik batin dan merasa kesepian.

Kausalitas dalam setiap ceritanya sangat dijaga, sebab hampir semua hal yang dihadirkan dalam buku ini tidak memiliki kesia-siaan sama sekali. Budi Darma sanggup membuat pembaca memvalidasi apa yang mereka lakukan secara rasional, sebab kausalitas cerita yang padat juga karena Budi Darma dapat menjelaskan sisi tabiat dari setiap tokoh dengan begitu apik.

Orang-orang Bloomington adalah salah satu kumpulan cerita pendek yang legendaris di Indonesia. Tokohnya dibangun dengan begitu kuat, ceritanya dikisahkan dengan amat hidup. Sehingga, buku ini sangat cocok untuk kamu baca. 


Cantik Itu Luka

Ilustrasi wanita, membaca, buku. (Photo by Isaac Y. Takeu on Unsplash)

Cantik Itu Luka merupakan sebuah novel karya Eka Kurniawan yang diterbitkan pada tahun 2002. Novel Cantik Itu Luka termasuk ke dalam novel genre fiksi sejarah, yang di dalamnya disisipkan cerita realisme mengenai sejarah. Novel ini bercerita mengenai seorang perempuan yang dipaksa untuk menjual diri pada masa kolonial atau penjajahan.

Novel Cantik Itu Luka benar-benar mempresentasikan sebuah kesengsaraan. Kesengsaraan yang dialami para tokoh perempuan karena kecantikannya sendiri. Namun tidak hanya itu, kesengsaraan ini juga hadir untuk orang-orang yang berada di sekitar perempuan cantik.

Digambarkan dengan sangat jelas bagaimana laki-laki dalam novel ini sangat menderita, walaupun memang laki-laki dipandang memiliki kekuatan, tegas, berani, dan tidak takut oleh apapun, namun memiliki satu titik kelemahan yaitu perempuan.

Novel ini menjadi novel rekomendasi yang harus dibaca oleh semua kalangan, atau setidaknya, semua orang yang tidak keberatan menengok sejenak ketidakadilan yang dialami oleh perempuan di belahan belahan bumi. Setidaknya sekali seumur hidup, bacalah buku ini. 


Larung

Ilustrasi Buku Credit: pexels.com/Ragu

Novel Larung karya Ayu Utami mengisahkan tentang tokoh yang bernama larung yang ingin membunuh neneknya yang bernama Anjani.

Novel ini memiliki tema pemberontakan jiwa manusia terhadap nilai yang ada dalam masyarakat. Lebih tepatnya pemberontakan jiwa yang dialami oleh kaum perempuan untuk mencoba mengungkapkan eksistensi perempuan terhadap budaya patriarki.

Novel ini seakan mencoba memberi titik tengah bagaimana perempuan dalam sebuah karya sastra diposisikan melalui kacamata feminis.

Penulis ingin mengungkapkan masalah yang sering kali dialami oleh perempuan, di mana sering kali kita melihat bahwa adanya tuntutan kesederajatan antara perempuan dan laki-laki.

Tuntutan ini terjadi karena adanya perbedaan peran, hak, bahkan kekuasaan sehingga menempatkan laki-laki dan perempuan pada kedudukan yang tidak setara.

Melalui novel ini, penulis juga ingin menyampaikan bahwa patriarki adalah sistem sosial dalam dunia laki-laki yang selalu menjadikan perempuan berada pada posisi inferior dan selalu memiliki streotif yang negatif. 

Jika kamu tertarik untuk membaca novel mengenai kesetaraan gender, novel ini sangat cocok untuk kamu baca untuk mengisi waktu luang. 

 

Infografis Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Pengganti BSNP (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya