Bola Ahmed Tinubu Terpilih Sebagai Presiden Nigeria

Bola Ahmed Tinubu yang mewakili Partai All Progressives Congress (APC) dilaporkan menerima 8,8 juta suara, sekitar 36,6 persen dari total suara yang masuk.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 01 Mar 2023, 12:50 WIB
Presiden terpilih Nigeria Bola Ahmed Tinubu (70). (Dok. AFP/Asiwaju Bola Tinubu)

Liputan6.com, Abuja - Bola Ahmed Tinubu (70) pada Rabu (1/3/2023), dinyatakan sebagai pemenang Pilpres Nigeria yang kontroversial. Sejumlah pihak mengecam pemilu tersebut curang dan menyerukan pemilihan baru.

Menurut Ketua Komisi Pemilihan Nasional Independen (INEC) Mahmood Yakubu, Tinubu yang mewakili Partai All Progressives Congress (APC) menerima 8,8 juta suara, sekitar 36,6 persen dari total suara yang masuk. Dia mengalahkan Wakil Presiden Atiku Abubakar dari oposisi Partai Rakyat Demokratik (PDP) dan Peter Obi, yang populer di kalangan anak muda.

Dalam pidatonya, Tinubu berterima kasih kepada para pemilih dan mengatakan bahwa merasa sangat terhormat.

"Ini adalah momen gemilang dalam kehidupan siapapun dan penegasan keberadaan demokrasi kita," katanya seperti dilansir CNN, Rabu. "Saya mewakili sebuah janji dan dengan dukungan Anda, saya tahu janji itu akan dipenuhi."

Video dari ibu kota Abuja menunjukkan pendukung Tinubu bersorak dan merayakan kemenangan.

Pemilihan ini adalah salah satu yang paling diperebutkan sejak negara itu kembali ke pemerintahan demokratis pada tahun 1999. Menurut INEC, lebih dari 93 juta orang terdaftar sebagai pemilih. Tetapi Yakubu mengatakan pada Rabu bahwa 24 juta suara sah telah dihitung, mewakili jumlah pemilih yang hanya 26 persen.

Tinubu, mantan gubernur negara bagian Lagos, mewakili partai yang sama dengan mantan Presiden Muhammadu Buhari, yang menurut Tinubu dia bantu naikkan ke kursi teratas pada tahun 2015.

Dia akan menjadi presiden terpilih kelima Nigeria sejak 1999, memenangkan perlombaan untuk jabatan tertinggi negara itu dalam pencapresan pertamanya.


Penghitungan Suara Ditentang Keras

Ilustrasi Nigeria. (Dok. Pixabay)

Banyak orang menentang keras penghitungan suara pada Sabtu (25/2), menuduh proses tersebut dirusak oleh korupsi dan kegagalan teknis. Pada Selasa (28/2), partai-partai oposisi utama Nigeria menggambarkan hasil pemilu telah sangat direkayasa dan dimanipulasi.

Mereka mengatakan telah kehilangan kepercayaan pada Yakubu dan bahwa hasil pemilu tidak mencerminkan keinginan rakyat Nigeria.

INEC telah menolak seruan untuk pemungutan suara baru. Juru bicara INEC bersikeras bahwa proses pemilihan telah bebas, adil, dan kredibel.

Dalam pidatonya, Tinubu juga memuji INEC karena menjalankan pemilihan yang kredibel tidak peduli apa kata orang.

Namun, beberapa pengamat, termasuk Uni Eropa, mengecam pemilu tersebut karena kurang transparan.

"Pemilihan itu jauh dari harapan wajar warga Nigeria," kata misi pengamat bersama Institut Republik Internasional (IRI) dan Institut Demokratik Nasional (NDI).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya