Salim Ivomas Cetak Laba Tumbuh 21 Persen, Pendapatan Susut Jadi Rp 17,79 Triliun pada 2022

PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) membukukan pertumbuhan laba 21 persen menjadi Rp 1,2 triliun pada 2022. Namun, pendapatan susut 9,48 persen menjadi Rp 17,79 triliun.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Mar 2023, 15:36 WIB
PT Salim Ivomas Tbk (SIMP) membukukan kinerja keuangan beragam pada 2022 dengan catat pertumbuhan laba tetapi pendapatan susut yang diumumkan Maret 2023. (Unsplash/Isaac Smith)

Liputan6.com, Jakarta - PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2022. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mencatatkan kenaikan laba meski pendapatannya susut.

Melansir laporan keuangan perseroan, Rabu (1/3/2023), pendapatan PT Salim Ivomas Pratama Tbk dari kontrak dengan pelanggan sepanjang 2022 tercatat sebesar Rp 17,79 triliun. Raihan itu turun 9,48 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 19,66 triliun. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan penjualan produk minyak dan lemak nabati yang sebagian diimbangi oleh kenaikan harga jual rata-rata dan volume penjualan produk sawit.

Perseroan berhasil menekan beban pokok penjualan menjadi Rp 13,15 triliun pada 2022 dari Rp 14,51 triliun pada 2021. Sayangnya laba bruto perseroan pada 2022 masih terpaut 9,74 persen menjadi Rp 4,65 triliun dibandingkan 2021 sebesar Rp 5,15 triliun.

Namun, perseroan berhasil mengantongi laba usaha Rp 2,92 triliun, relatif sama dengan besaran tahun sebelumnya. Pada periode ini, perseroan mencatatkan penghasilan keuangan sebesar Rp 93,58 miliar atau naik dibandingkan 2021 sebesar Rp 69,47 miliar. Kemudian beban keuangan susut dari Rp 68971 miliar pada 2021 menjadi Rp 619,91 miliar pada 2022.

Kemudian bagian atas laba entitas asosiasi tercatat sebesar Rp 2,94 miliar dibanding tahun sebelumnya yang merugi Rp 15,23 miliar.

 Dari rincian itu, dan setelah dikurangi beban pajak penghasilan, Salim Ivomas Pratama berhasil mengukuhkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebessar Rp 1,2 triliun. Laba itu naik 21 persen dibandingkan 2021 sebesar Rp 990,4 miliar. Sehingga laba per saham dasar naik menjadi Rp 77 dari sebelumnya Rp 64.

 

 

 


Aset Salim Ivomas

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

“Pada 2022, Grup SIMP mencapai kinerja keuangan yang positif terutama didorong oleh harga jual rata-rata yang lebih tinggi dan juga upaya kami dalam pengendalian biaya dan efisiensi,” kata Presiden Direktur PT Salim Ivomas Pratama Tbk, Mark Wakeford dalam keterangannya.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan Desember 2022 tercatat sebesar Rp 36,11 triliun, naik dibandingkan posisi akhir 2021 sebesar Rp 35,96 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 10,44 triliun dan aset tidak anar Rp 25,67 triliun.

Liabilitas susut menjadi Rp 14,95 triliun pada 2022 dari Rp 16,11 triliun pada 2021. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 9,46 triliun dan sisanya Rp 5,48 triliun merupakan liabilitas jangka panjang.

Sejalan dengan itu, ekuitas perseroan sampai dengan Desember 2022 naik menjadi Rp 21,17 triliun dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 19,85 triliun.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu, 1 Maret 2023, saham SIMP stagnan di posisi Rp 426 per saham. Saham SIMP dibuka Rp 426 per saham. Saham SIMP berada di level tertinggi Rp 432 dan terendah Rp 424 per saham. Total frekuensi perdagangan 416 kali dengan volume perdagangan 35.445 saham. Nilai transaksi Rp 1,5 miliar.


Produksi 2022

Tandan segar buah sawit petani di Riau. (Liputan6.com/M Syukur)

Grup SIMP mencatat pemulihan produksi TBS inti yang kuat pada paruh kedua tahun 2022 sebesar 10 persen yoy, yang mengarah ke pertumbuhan keseluruhan 2022 sebesar 2 persen yoy menjadi 2,81 juta ton.

Hal ini, ditambah dengan pembelian TBS yang lebih tinggi dari pihak eksternal, produksi CPO tumbuh kuat sebesar 20 persen yoy pada semester II 2022 dan 7 persen yoy untuk keseluruhan 2022 menjadi 736 ribu ton.

"Sektor agribisnis masih menghadapi tantangan pada 2022, terutama akibat pengaruh cuaca dan volatilitas harga komoditas. Kondisi cuaca berdampak pada produksi TBS inti dan CPO kami, tetapi secara tahunan, kami telah melihat pemulihan produksi terutama selama semester II 2022 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya,” tutup Mark.

infografis 10 Daerah Penghasil Kelapa Sawit Terbesar di Indonesia pada 2021. (Liputan6.com/Tri Yasni).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya