Liputan6.com, Medan Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagub Sumut) Musa Rajekshah bangga Danau Toba menjadi lokasi penyelenggaraan F1 Powerboat, sekaligus puas karena ajang internasional yang dilaksanakan 24 hingga 26 Februari 2023 berjalan sukses.
"Soal F1 Powerboat kita akui belum sempurna, tapi harus diapresiasi," kata Ijeck, sapaan akrab Musa Rajekshah didampingi Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Sumut, Harun Mustafa Nasution, di Medan, Rabu (1/3/2023).
Diakui Ijeck, datangnya kalender even kejuaraan dunia tidak mudah. Berkat kerja keras pemerintah, balapan perahu super cepat dapat terlaksana, apalagi dilaksanakan di Sumut, tepatnya di Balige, Kabupaten Toba.
Baca Juga
Advertisement
"Harus kita apresiasi, berkat kerja keras pemerintah ini terlaksana, khususnya Pak Luhut Binsar Pandjaitan (Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi). Kenapa? Karena tidak mudah mendatangkan kalender even itu," ujarnya.
Menurut Ijeck, jika banyak yang menyoal kekurangan, hal itu pasti ada. Karena, Indonesia baru pertama melaksanakan ajang F1 Powerboat, sehingga segala kekurangan yang ada akan menjadi bahan evaluasi.
"Soal kejuaraan dunia, tidak bisa kerja hanya komunitas, wadah organisasi olahraga, harus ikut campur tangan pemerintah. Kalau saya, sangat apresiasi terlaksananya F1 Powerboat," ucapnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Dampak Positif
Musa Rajekshah juga menyebut banyak dampak positif dari pelaksanaan F1 Powerboat Danau Toba. Misalnya saja, hotel-hotel hingga homestay di kawasan pelaksanaan penuh, bahkan tanah kosong yang disewakan warga untuk berkemah juga ramai.
"Kalau dibilang karena itu banyak pemerintah yang datang, enggak apa-apa. Memang even seperti ini harus didukung semua pihak. Tamu-tamu warga negara asing juga banyak, peserta balapan juga mengaku puas," sebutnya.
"Walau memang, cuaca sempat kurang mendukung. Tapi, kita harus apresiasi apa yang dikerjakan pemerintah. Sumut bangga menjadi tuan rumah, apalagi salah satu kabupaten kita," lanjut pria yang akrab disapa Ijeck tersebut.
Ijeck juga mengatakan, setelah F1 Powerboat Danau Toba, maka sarana dan prasarana yang dibangun tetap tinggal. Artinya, setelah even ini, khusus untuk even olahraga air sudah ada tempat pelaksanaan.
"Soal F1 Powerboat, menurut saya biasa, enggak juga jadi permasalahan berkepanjangan, harus kita apresiasi, tidak ada masalah. Kekurangan itu biasa, ini even berskala internasional," tegasnya.
Advertisement
Beberkan Even ke Depan
Terlepas dari F1 Powerboat Danau Toba, Musa Rajekshah atau Ijeck bersama IMI Sumut sedang berupaya membawa kembali World Rally Championship (WRC). Sumut sudah pernah menjadi tuan rumah WRC pada 1996 dan 1997.
Ijeck menjelaskan alasan pihaknya menginginkan kembali WRC digelar di Sumut, karena dampaknya untuk negara sangat luar biasa. Terutama untuk daerah penyelenggara dan promosi wisata, hingga perputaran ekonomi.
Di tahun 1996-1997, Yayasan Reli selaku pelaksana dan Universitas Sumatera Utara (USU) melakukan riset putaran uang saat berlangsungnya WRC. Dari kegiatan lebih kurang sekitar 2 minggu, perputaran uang hampir Rp 50 miliar lebih.
"Pada tahun itu, perputaran uangnya saja segitu. Ramainya orang datang ke Sumut. Jika hal itu kembali terulang, maka tanpa repot-repot, promosi otomatis," ujarnya.
"Bahkan, Playstation 1 (konsol gim) saat itu ada pilihan gim reli mereka, Indonesia North Sumatera. Itu tanpa bayar, masuk jadi gim," sambungnya.
Danau Toba Sebagai DSP
Diungkapkan Ijeck, setelah 1997 dan 1998 ada gejolak ekonomi di Indonesia. Kemudian 1999 juga belum bisa melaksanakan WRC, maka diambil China. Untuk otomotif, peringkat pertama secara viewer di televisi F1. Kedua adalah reli untuk roda empat, viewer-nya sekitar 300 jutaan.
"Apalagi saat ini Presiden Jokowi sudah mencanangkan Danau Toba sebagai 1 dari 5 Destinasi Super Prioritas. Agar kunjungan ke Danau Toba lebih ramai, maka kita harus melaksanakan even-even berskala internasional," Ijeck menandaskan.
Advertisement