Liputan6.com, Jakarta - PT Hillcon Tbk (HILL) membidik pertumbuhan laba bersih hingga Rp 800 miliar dan pendapatan sekitar Rp 6 triliun pada 2023.
Direktur Hillcon, Jaya Angdika mengatakan, pihaknya menargetkan laba bersih Rp 700 miliar sampai dengan Rp 800 miliar dan pendapatan hampir Rp 6 triliun pada tahun ini. Hillcon juga tengah menyiapkan strategi untuk mengerek laba maupun pendapatan.
Advertisement
"Target tahun ini saya mau pendapatan hampir Rp 6 triliun, dari tahun lalu hampir dua kali lipat. Tahun lalu kalau auditnya dah jadi sekitar hampir Rp 3 triliun. Laba bersih kita target Rp 700-800 miliar," kata Jaya kepada awak media, Rabu (1/3/2023).
Jaya bilang, pihaknya tengah menyiapkan sejumlah strategi untuk mencapai target tersebut, salah satunya dengan kontrak yang sedang berjalan.
"Strateginya (untuk mencapai target) melalui kontrak yang sedang berjalan dan ada pipeline kontrak baru, juga dari infrastruktur yang kami dapat untuk pembangunan pelabuhan itu sekitar USD 100 juta," kata dia.
Dia menuturkan, pendapatan Hillcon akan didominasi dari sektor tambang batu bara dengan kontribusi sekitar 55 persen. Selain itu, Hillcon juga membidik pertumbuhan pendapatan dari nikel.
Hillcon berhasil memproduksi nikel sebanyak 9 juta wet metrik ton (wmt) pada tahun lalu. Dengan demikian, Hillcon memproyeksikan produksi nikel menjadi 15 juta wmt pada 2023.
"Kita harus menambah terus proyek-proyek nikel, kita harapkan 2024-2025 nikel sudah mendominasi. Kita harapkan bisa sampai 50:50 porsi pendapatannya," ujar dia.
Prospek Nikel di Indonesia
Jaya mencermati, prospek nikel di Indonesia masih cerah ke depan. Lantaran, Indonesia sendiri tidak melakukan ekspor dan langsung menjual kepada smelter domestik di mana jaraknya cukup dekat sehingga biaya produksinya pun rendah.
"Jadi smelter permintaannya untuk wmt akan tinggi, ini baru RKEF. nah sekarang mulai muncul smelter HPAL yang memproduksi nikel kadar rendah yang nantinya akan dijadikan produk MHP, itu adalah bahan baku untuk baterai EV (electric vehicle/kendaraan listrik)," kata dia.
Sementara itu, ia menyebut, ke depan permintaan nikel ore akan naik tiga kali lipat dan pemerintah Indonesia mendorong hilirisasi ini agar pembangunan pabrik baterai di Indonesia dilakukan oleh pemain besar, seperti LG hingga Tesla.
"Pemerintah Indonesia mendorong hilirisasi ini supaya pembangunan pabrik baterai di Indonesia oleh major player kaya LG, Tesla ada di Indonesia karena cost productionnya rendah, bijih ada, smelter ada, baterainya ada," kata dia.
"Semuanya efisien, dibanding kalau smelter ada di China atau Eropa, bahan baku harus impor dari Filipina atau Indonesia. Jadi investor pasti senang untuk investasi di sini," ujar dia.
Advertisement
Belanja Modal 2023
Sebelumnya, PT Hillcon Tbk (HILL) menyiapkan belanja modal (capital expenditure) sekitar Rp 800 miliar pada 2023. Dana tersebut dialokasikan untuk penambahan alat berat. Direktur Hillcon, Jaya Angdika menuturkan, pihaknya menyiapkan belanja modal sekitar Rp 800 miliar pada 2023.
"Capex tahun ini hampir Rp 800 miliar, memang semuanya buat tambah alat berat. Alat berat itu beli, tergantung dari kebutuhannya, misalkan excavator antara United Tractors," kata Jaya kepada awak media, Rabu (1/3/2023).
Jaya mengaku, Hillcon tidak hanya bergantung pada satu merek alat berat. "Kalau enggak ada, kita cari San Ei, ADT truk paling cocok Volvo, ya kita beli Volvo, mungkin kalau yang lain ya ganti-ganti ada Reino, Hino, tergantung ketersediaan alat dari vendor, enggak melulu di satu merek," kata dia.
Di sisi lain, Jaya menyebut, alasan Hillcon menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) agar mendapatkan dana segar untuk belanja modal. Ia menuturkan, belanja modal tersebut tidak hanya dari IPO saja. Akan tetapi, belanja modal juga dibantu institusi keuangan maupun multifinance.
"Capex enggak dari IPO saja, kita butuh capex bantuan dari institusi keuangan dan multifinance, IPO membantu penambahan untuk modal kerja dan belanja modal," ujar dia.
Sebagai informasi, PT Hillcon Tbk (HILL) bakal melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 1 Maret 2023. Hillcon mencatatkan saham perdana sebagai perusahaan tercatat ke-21 di BEI pada 2023.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, PT Hillcom Tbk mencatatkan saham perdana dengan kode saham HILL. Perseroan mencatatkan saham di papan utama dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 442,3 juta saham. Lalu, emiten dengan kode saham HILL akan mencatatkan saham sejumlah 2,94 miliar saham.
Dana Hasil IPO
Adapun, harga penawaran saham Rp 1.250 per saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Dengan demikian, Hillcon meraih dana segar Rp 552,87 miliar.
Dalam rangka IPO, Hillcon telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek antara lain PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan PT Sucor Sekuritas. Sedangkan, PT Macquarie Sekuritas Indonesia ditunjuk sebagai penjamin emisi efek.
Sementara itu, seluruh dana hasil IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk memberikan pinjaman kepada anak usaha Perseroan, yaitu PT Hillconjaya Sakti (HS) dengan rincian sekitar 55 persen untuk modal kerja HS terkait dengan biaya produksi, pengembangan, termasuk di antaranya biaya terkait bahan bakar, biaya overhead, dan pemeliharaan seluruh alat-alat berat.
Selain itu, sisanya sekitar 45 persen akan digunakan untuk belanja modal yang terdiri atas pembelian alat-alat untuk mendukung kegiatan operasional HS di sektor nikel. Jenis alat yang akan dibeli, yaitu berupa alat berat (main fleet dan supporting fleet) beserta sarana penunjang lainnya.
Advertisement