Jokowi Singgung Aturan Distribusi Bantuan Bencana: Ruwetnya Setengah Mati!

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku sudah mendengar keluhan warga terdampak bencana, saat menunggu mendapatkan distribusi bantuan.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 02 Mar 2023, 12:30 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan jajaran terkait untuk segera melakukan penanganan bencana di Nusa Tenggara Timur (NTT) di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 5 April 2021. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Lukas)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku sudah mendengar keluhan warga terdampak bencana, saat menunggu mendapatkan distribusi bantuan bencana.

Menurut mereka, barang yang mereka butuhkan saat terdampak bencana wujudnya ada namun entah bagaimana sangat sulit untuk diterima karena persyaratan berbelit dari pihak otoritas.

"Saya lihat di lapangan itu di posko ditumpuk di kecamatan ditumpuk lalu lalang truk bawa bantuan, masyarakat yang terkena bencana hanya melihat tidak pernah dibagi karena barangnya distok di posko, itu saya peringatkan tapi tolong dibagi," pesan Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (2/3/2023).

"Jangan sampai masyarakat terkena bencana, kehilangan keluarga dan mata pencaharian masih susah dapat bantuan, jadi sederhanakan aturan-aturan," imbuh presiden.

Jokowi meyakini, memang tidak semua sumbangan yang tiba di posko dapat secara instan digunakan korban terdampak bencana. Namun demikian, saat mereka dapat memegang secara nyata bantuan tersebut maka ada rasa terhibur di tengah kesedihan akibat bencana.

"Meski pun saat itu tidak bisa dipakai atau dimasak tapi dipegang itu senang, sebagai hiburan. Tapi (bagaimana) ada sebagai bencana wah ada beras 20kg ada supermi, hanya lewat-lewat bantuan tapi tidak pernah dibagi?," iba presiden.

Jokowi lalu bercerita pengalamannya saat meninjau gempa di NTB, di Palu, di Cianjur. Dia mengaku melihat ada uang yang akan disampaikan ke masyarakat. Namun nyatanya, sudah menunggu dengan harap ternyata prosesnya rumit.

"Ruwet setengah mati, prosedur harus dilalui kenapa tidak dibuat paling sederhana? karena dalam posisi kebencanaan, kita itu semakin banyak aturan paling seneng," singgung Jokowi.


Minta Prosedur Aturan Disederhanakan

BMKG sebut tanah longsong dan banjir bandang menjadi bencana lanjutan yang patut diwaspadai oleh warga Cianjur. (unsplash.com/Sadiq Nafee)

Jokowi pun mendesak agar prosedur dan aturan tadi bisa disederhanakan bahkan dibuat yang paling sangat-sangat sederhana.

"Buat yang paling simple sehingga uang bisa masuk ke masyarakat, tapi tetap dikontrol, management kontrol dilakukan ini hampir terjadi di setiap bencana dan kita lakukan berulang, saya minta Pak Suharyanto dan kepala BPBD di daerah semua sederhanakan, pak gub, pak wali, pak bup, dalam posisi bencana kecepatan itu sangat dibutuhkan," Jokowi menandasi.

Infografis Mitigasi Bencana Antisipasi Cuaca Ekstrem Jelang Libur Natal dan Tahun Baru 2023. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya