Liputan6.com, Jakarta Kendati perekonomian disebut belum akan membaik bahkan dibayangi resesi global, tetapi pengusaha dan dunis bisnis masih optimistis akan mencatatkan kinerja yang baik dan melanjutkan ekspansi tahun ini.
Hal tersebut diungkapkan Direktur PT Segar Kumala Indonesia Tbk (BUAH) Toni Soegiarto dalam keterangan tertulisnya, Kamis (2/3/2023).
Advertisement
“Kami menilai kendati Indonesia diramal dapat luput dari resesi tahun ini, tetapi dampak perlambatan perdagangan secara ekspor dan impor tentu masih akan dirasa. Untuk itu ekspansi yang kami gencarkan sejak akhir tahun lalu menjadi strategi BUAH dalam mempertahankan pertumbuhan kinerja ke depan,” katanya.
SKI salah satu importir dan pedagang besar buah-buahan dan sayuran pun terus melanjutkan ekspansi yang sudah dilakukan sejak akhir tahun lalu. Usai membuka di Kendari dan Palu, kali ini Perseroan resmi membuka kantor cabang dan cold storage ke-13 di Pangkalpinang, Bangka Belitung.
Toni menyebut pada prinsipnya Perseroan masih akan berkomitmen penuh menjadi penyedia buah, sayur, dan unggas masyarakat di Tanah Air yang lengkap dan sehat untuk masyarakat di seluruh wilayah Nusantara.
Secara keseluruhan, saat ini SKI telah memiliki 13 kantor cabang dan cold storage di berbagai wilayah di Indonesia. SKI juga memiliki 3 jalur distribusi utama dalam menjalankan usahanya yang berpusat di kota besar yakni Medan, Jakarta, dan Surabaya. Buah-buahan yang diimpor oleh Perseroan tiba di 3 pelabuhan utama tersebut untuk selanjutnya didistribusikan ke gudang penyimpanan cold storage BUAH yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Kepala Bidang Sarana Perdagangan dan Pengembangan Ekspor Disperindag Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nasirin Yusuf menyambut baik kehadiran PT Segar Kumala Indonesia Tbk Cabang Bangka di Kota Pangkalpinang dapat mengatasi kekurangan pasokan dan stok buah masyarakat di Negeri Serumpun Sebalai tersebut.
"Pasokan dan stok buah-buahan untuk memenuhi konsumsi masyarakat memang masih kurang karena hasil buah lokal terbatas, tidak hanya itu dengan meningkatkan ketersediaan buah-buahan berkualitas di sini artinya Perseroan telah turut serta menjaga stok serta harga buah di Bangka Belitung. Selama ini, kami juga masih mengandalkan pasokan buah-buahan khususnya apel, anggur, pir dan lainnya untuk memenuhi konsumsi buah masyarakat yang sangat tinggi," katanya.
Kinerja 2022
Sementara itu, Toni menyebutkan pada tahun lalu Perseroan masih dapat mencatatkan kinerja dengan pertumbuhan yang baik. Salah satunya ditandai dengan tren pertumbuhan omset yang masih dilanjutkan kendati kondisi pemulihan ekonomi masih berlangsung.
“Puji Syukur tahun lalu kami masih mencatatkan pertumbuhan omset sekitar 40% di mana pada tahun kinerja 2021 kami telah mencapai omset Rp1 triliun. Selain itu, tahun lalu banyak milestone baru yang kami capai salah satunya menjadi perusahaan terbuka,” ujarnya.
Renny berharap tahun ini Perseroan dapat terus mempertahankan pertumbuhan kinerja didorong oleh kegiatan konsumsi yang tengah digencarkan Pemerintah di seluruh derah di Indonesia.
Advertisement
Dunia Terancam Resesi, Pengamat: Ekonomi Sudah Lebih Baik Dibanding Sebelum Pandemi
Pernyataan terkait dunia yang dalam kondisi krisis ekonomi, pangan dan energi di 2023 serta dibayangi resesi dinilai tidak tepat. Pasalnya, saat ini kondisi ekonomi saat ini dianggap sudah lebih baik bahkan dibandingkan sebelum pandemi Covid-19.
Pengamat Kebijakan Publik Bambang Haryo Soekartono mengatakan pernyataan ini berpotensi menjadi pemicu memanasnya hubungan diplomasi Indonesia dengan negara lain yang seolah-olah terjadi keterpurukan dan bahkan ada yang mengatakan kebangkrutan negara-negara tersebut.
"Kondisi ekonomi di tahun 2022 di negara negara baik Asia, Eropa maupun Amerika bahkan lebih baik daripada kondisi ekonomi pada saat tahun 2019 sebelum pandemi dan prediksi tahun 2023 akan jauh lebih baik dari tahun 2022," kata Bambang Haryo, Senin (27/2/2023).
Sebagai contoh, kata pemilik sapaan akrab BHS ini, pertumbuhan ekonomi negara negara di Asia Tenggara di tahun 2022 seperti Vietnam pertumbuhan ekonominya sebesar 8,02 persen naik dari tahun 2019 sebesar 7,02 persen.
Kemudian, di Philipina, lanjut Bambang Haryo, pertumbuhan ekonominya di tahun 2022 sebesar 7,6 persen naik dari tahun 2019 sebesar 6,12 persen, juga Malaysia pertumbuhan ekonominya di tahun 2022 sebesar 8,7 persen naik dari tahun 2019 yang hanya sebesar 4,41 persen dan bisa dikatakan pertumbuhan ekonomi di Malaysia tahun 2022 adalah yang tertinggi selama kurun waktu 22 tahun semenjak dari tahun 2000. Tutur BHS.
Bahkan, lanjut dia, negara-negara di Asia Tenggara mempunyai target akan terjadi kenaikan pertumbuhan ekonomi di tahun 2023. Tetapi untuk Indonesia pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 sebesar 5,91 persen naik dari tahun 2019 sebesar 5,02 persen tetapi prediksi di tahun 2023 turun menjadi 4,9 persen.
"Ini terlihat ekonomi dibanyak negara di dunia mengalami kenaikan yang signifikan pasca covid-19 dan bahkan negara di Eropa yaitu Inggris sebagai negara maju saja bisa tumbuh sangat besar ditahun 2022 sebesar 4,1 persen naik dari tahun 2019 sebesar 1,6 persen," sebut BHS.
Ekonomi Dunia
Untuk membuktikan ekonomi dunia saat ini masih sangat baik, BHS menyempatkan waktu untuk berkunjung ke Inggris, Jepang dan Malaysia yang pernah diisukan oleh beberapa pejabat negara mengalami kebangkrutan.
Tetapi ternyata ekonomi mereka masih sangat baik, daya beli masyarakat juga masih sangat tinggi, juga saya hadir di negara Vietnam, Filiphina dan China, mereka tidak mengalami kesulitan ekonomi.
"Beberapa negara memang mengalami kesulitan energi karena terputusnya supply gas dari Ukraina akibat perang, seperti halnya Jerman, Inggris, Jepang dan beberapa negara Eropa. Tetapi mereka berupaya menghidupkan kembali tambang batubara nya untuk digunakan sebagai energi di negaranya dan bahkan beberapa negara menghidupkan kembali reaktor nuklirnya seperti Jerman dan Jepang agar harga energi listrik menjadi murah kembali," tutur BHS.
Jadi tidak benar, bahwa di negara seluruh dunia terjadi krisis ekonomi dan krisis pangan di tahun 2022 dan 2023, bahkan negara negara di dunia tersebut mempunyai target peningkatan produksi pangan terutama China, Vietnam, India dan negara negara lainnya. Ungkap BHS
"Memang ada negara yang saat ini masyarakatnya mengalami kelaparan tetapi bukan akibat negaranya krisis pangan, yaitu ada 6 negara dari 195 negara di dunia (data dari World Food Propgram's Hunger Jotspots Report) Afghanistan, Ethiopia, Nigeria , South Sudan, Siria dan Yaman. Jadi tidak benar adanya penyataan dari pejabat negara yang mengatakan 345 juta orang dari 82 negara yang sedang menderita kekurangan pangan akut. Bisa dibuktikan bahwa dunia tidak mengalami krisis ekonomi dan krisis pangan di tahun 2022 dan bahkan mempunyai target peningkatan ekonomi dan pangan di tahun 2023," ujar BHS.
Advertisement