Kereta Semi Cepat Jakarta-Semarang Masih Proses Studi

Kereta semi cepat ini akan dimulai dari Jakarta dan menuju Semarang dan kemungkinan nantinya akan menjadi bagian dari rencana kereta semi cepat Jakarta Surabaya.

oleh Arief Rahman H diperbarui 12 Mei 2023, 23:28 WIB
Rangkaian kereta cepat terparkir di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (13/10/2022). Progres pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung telah mencapai 88,8 persen dan direncanakan beroperasi pada Juli 2023. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta- Setelah Kereta Cepat Jakarta Bandung, pemerintah akan membangun Kereta Semi Cepat Jakarta Semarang. Saat ini rencana pembangunan tersebut masih dalam proses awal yaitu tahap studi.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Djarot Tri Wardhono menjelaskan, rencana pembangunan Kereta Semi Cepat Jakarta Semarang tetap berjalan.

"Kita masih dalam tataran studi untuk kereta semi cepat Jakarta Semarang," ujar Djarot dikutip dari Antara, Kamis (2/3/2023).

Menurut Djarot, Kemenhub saat ini masih melakukan kajian secara menyeluruh terhadap kereta semi cepat tersebut. "Untuk sementara ini kajiannya masih seperti itu (kereta semi cepat)," katanya.

Kereta ini semi cepat ini akan dimulai dari Jakarta dan kemungkinan nantinya akan menjadi bagian dari rencana kereta semi cepat Jakarta Surabaya.

"Kita masih jajaki secara kajian dengan melihat kondisi yang ada," kata Djarot.

Dia menambahkan, tujuan studi kereta semi cepat Jakarta - Semarang ini dalam rangka memberikan pelayanan cepat kepada pengguna jasa.

Rencana Jangka Panjang Kereta Cepat Jakarta Surabaya

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa pembangunan kereta cepat Jakarta hingga Surabaya, Jawa Timur, menjadi rencana jangka panjang dan bertahap.

Menhub mengatakan, pemerintah harus memiliki rencana jangka panjang untuk memproyeksikan kebutuhan infrastruktur transportasi di masa depan.

Menurut dia, rencana jangka panjang dipersiapkan secara matang dengan melibatkan berbagai kementerian/lembaga dan juga pihak terkait lainnya untuk bersama-sama membahasnya.

Selain itu, pemerintah harus pula menyiapkan bagaimana mekanisme pendanaannya.

komersialitas

Untuk proyek yang memiliki tingkat komersialitas yang tinggi seperti kereta cepat, pemerintah akan memanfaatkan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU), baik BUMN atau swasta nasional maupun asing.

Menhub mengungkapkan bahwa pembangunan infrastruktur transportasi tidak hanya selesai ketika membangun fisiknya, tetapi juga harus memastikannya dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sehingga yang sudah dibangun tidak sia-sia begitu saja.


Menatap Masa Depan Kereta Cepat di Indonesia, Bakal Kalahkan Jepang hingga Jerman

Pekerja dengan dibantu alat berat menurunkan rangkaian kereta cepat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (2/9/2022). PT KCIC mengatakan dua trainset atau rangkaian kereta cepat telah tiba. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Pengalaman China dalam mengembangkan kereta cepat bakal dikejar juga oleh Indonesia melalui operasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Sejumlah teknologi canggih dari China pun disebut-sebut diterapkan di berbagai lini KCJB.

Diketahui, China mampu mengembangkan jalur kereta api cepat dari 120 km di 2008 menjadi 42 ribu kilometer di 2022. China juga melayani lebih dari 550 kota di negaranya. Pada tahun 2004, Pemerintah Tiongkok membangun Kereta Api Cepat pertamanya untuk menghubungkan dua kota penting yaitu Beijing - Tianjin.

Pembangunan tersebut berlangsung selama 4 tahun dimana layanan ini disiapkan untuk menyambut perhelatan Olimpiade Beijing 2008. Jarak sejauh 120 km ditempuh hanya dalam waktu 33 menit. Ada 5 Stasiun yang dilayani yaitu Beijing South Railway, Yizhuang, Yongle, Wuqing, dan Tianjin.

Kondisi tersebut serupa dengan yang akan diterapkan pada layanan Kereta Api Cepat Jakarta Bandung yang disiapkan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China. KCJB memiliki panjang rute sejauh 142,3 km. Waktu tempuh antara kedua wilayah tersebut nantinya akan berada pada waktu 36-45 menit saja dan melayani 4 stasiun yaitu Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar.

“Kehadiran teknologi dan transfer knowledge dari negara dengan pengalaman dan perkembangan kereta api cepat di dunia ini sangat berharga bagi kemajuan Indonesia. KCIC bersama seluruh stakeholders akan terus berupaya semaksimal mungkin untuk mewujudkan kehadiran Kereta Api Cepat pertama di Asia Tenggara,” ujar Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi dalam keterangannya, Selasa (28/2/2023).


Kereta Generasi Terbaru

Di sisi lain, KCJB akan menggunakan kereta generasi terbaru yakni CR400AF yang merupakan pengembangan dari tipe CRH380A oleh CRRC. CR400AF memiliki kecepatan desain hingga 420 km/jam dan kecepatan operasional hingga 350 km/jam. Kecepatannya melebihi kecepatan kereta api cepat buatan Jepang yang mencapai 320 km/jam atau Jerman yang mencapai 330 km/jam.

Tiongkok sendiri menjadi negara yang memiliki jaringan kereta api cepat paling banyak di dunia atau mencapai 2/3 dari keseluruhan jumlah jalur yang ada. Pada tahun 2022, Tiongkok mengoperasikan 42 ribu km jaur kereta api cepat, jauh lebih banyak dari pesaing terdekatnya yaitu Spanyol dan Jepang yang memiliki jalur kereta api cepat sepanjang 3 ribu km.


Jadi Andalan

Dwiyana mengisahkan, kereta api cepat di China kini menjadi andalan masyarakat dimana sejak pertama kali dibuka. Terlihat dari jumlah penumpangnya yang mencapai lebih dari 10 miliar penumpang di tahun 2019. Pada tahun 2021, Kereta Api Cepat di Tiongkok melayani 1,9 miliar penumpang pertahun atau rata-rata 160 juta penumpang per bulan.

Meskipun industri kereta api cepat Tiongkok baru dimulai 2004, namun pengalamannya dalam pembangunan dan pengembangan tidak bisa disepelekan. Pasalnya, Tiongkok adalah negara dengan berbagai iklim dan teknologi mereka bisa menyesuaikan mulai dari wilayah yang paling dingin dengan suhu -40ºC di utara, wilayah panas di daerah selatan, dan wilayah dengan tanah yang sangat keras dan kering di Tibet.


Memperlancar Mobilitas

Di samping itu kehadiran kereta api cepat di Tiongkok, diakui membantu mobilitas warganya terutama mereka yang memiliki urusan pekerjaan di Beijing dan Shanghai. Sebelum adanya kereta api cepat, perjalanan bisnis dari Beijing ke Shanghai dan sebaliknya, bisa mereka tempuh hingga dua hari.

Namun dengan menggunakan kereta api cepat, perjalanan bisnis mereka bisa diselesaikan dalam satu hari kerja saja. Sebab kereta api cepat tersedia setiap 20 menit sekali, mengingat waktu tempuh mereka yang lebih cepat dari kereta konvensional.

"Proyek Kereta Api Cepat Jakarta Bandung adalah salah satu Proyek Strategis Nasional yang merupakan proyek pembangunan Kereta Api Cepat pertama di wilayah Asia Tenggara. Proyek ini juga merupakan proyek penting di mata internasional, karena proyek ini melibatkan dua negara besar yang diwakili oleh BUMN Indonesia dan Tiongkok," urai Dwiyana.

Infografis Kereta Cepat

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya