HEADLINE: Anas Urbaningrum Bebas April 2023, Peluang Kembali ke Panggung Politik?

Mantan Ketum Demokrat Anas Urbaningrum sebentar lagi bebas dari penjara dan disebut-sebut akan kembali terjun ke dunia politik. Mungkinkah?

oleh Nafiysul QodarNanda Perdana PutraAdy AnugrahadiWinda Nelfira diperbarui 03 Mar 2023, 00:00 WIB
Mantan politisi Partai Demokrat, Anas Urbaningrum saat mengikuti sidang lanjutan pengajuan Peninjauan Kembali (PK) kasus korupsi dan pencucian uang proyek P3SON Hambalang di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (8/6). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum akan bebas dari penjara pada April 2023 mendatang. Selepas menjalani masa hukuman kasus korupsi, Anas berpeluang besar kembali terjun ke politik. Bahkan Partai Kebangkitan Nasional (PKN) telah menyiapkan posisi strategis di partainya.

Anas Urbaningrum akan menempati jabatan khusus di majelis partai bersama mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Laksamana Sukardi. Jabatan strategis tersebut yang akan menjadi penentu arah perjuangan PKN.

Saat ini, Anas Urbaningrum masih menjalani hukuman 8 tahun penjara di Lapas Sukamiskin, Bandung atas kasus korupsi proyek pembangunan wisma atlet Hambalang, Bogor. Anas akan bebas bulan depan setelah hukumannya disunat dari semula 14 tahun menjadi 8 tahun lewat upaya Peninjauan Kembali (PK).

Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Adi Prayitno melihat, PKN memang disiapkan sebagai landasan pacu bagi kebebasan Anas Urbaningrum. Hal itu jelas disampaikan Ketua Umum (Ketum) PKN Gede Pasek Suardika yang merupakan loyalis Anas.

"Jadi Anas setelah bebas, karier politiknya ingin diselamatkan oleh Gede Pasek melalui PKN," ujar Adi saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (2/3/2023).

Sekalipun Anas Urbaningrum tidak memiliki hak politik selama 5 tahun ke depan, namun menurut Adi, kisahnya banyak ditunggu oleh masyarakat terutama terkait kasus hukum yang menjeratnya. Apalagi Anas dan sejumlah loyalisnya menyatakan bahwa mantan Ketum Demokrat ini telah dizalimi dan dikriminalisasi.

"Anas pastinya ditunggu akan blak-blakan bongkar-bongkaran terkait kasus yang menimpa dirinya, kan begitu cerita paling ditunggu," katanya.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini menuturkan bahwa PKN bisa dianggap sebagai replika politik Anas Ubaningrum yang akan berhadapan dengan Partai Demokrat. Bahkan PKN bisa dibilang sebagai antitesa partainya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Karena apapun judulnya Anas mantan Ketum Partai Demokrat yang kemudian tersangka dihukum cukup lama, dan PKN ini tentunya mencoba untuk menjadi partai politik yang bisa head to head dan antitesa dengan Demokrat," ujar Adi.

PKN bisa menjadi kendaraan Anas Urbaningrum untuk membuktikan diri dalam panggung politik nasional. Tentunya kemampuan Anas melakukan manuver dan mengkonsolidasi kekuatan politiknya sangat ditunggu publik.

"Bisa tunjukkan kepada orang-orang yang selama ini dalam tanda kutip telah membuat Anas terjerembab dalam persoalan hukum yang cukup panjang."

"Yang jelas Anas bebas sangat banyak ditunggu oleh publik terutama Anas akan bicara secara transparan, secara blak-blakan terkait kasus hukum yang sedang membelitnya beberapa waktu lalu itu seperti apa, melibatkan siapa saja, dan seterusnya" ucap Adi menandaskan.

Infografis Anas Urbaningrum Bebas April 2023, Kans Kembali ke Panggung Politik? (Liputan6.com/Trieyasni)

Hal senada juga disampaikan Pengamat Politik Ray Rangkuti. Anas tetap berpeluang besar terjun ke panggung politik nasional lewat Partai Kebangkitan Nusantara meski dia tidak memiliki hak dipilih selama 5 tahun sejak bebas dari penjara.

Anas memang disiapkan menjadi salah satu tokoh besar di PKN. Namun Ray melihat, untuk saat ini daya tarik mantan Ketum Demokrat itu belum mampu mendongkrak suara yang besar untuk partai yang baru bertarung di Pemilu 2024 ini.

"PKN sendiri tidak memiliki keyakinan bahwa Anas itu memiliki daya pesona yang mengikat di Pemilu khususnya Pemilu 2024. Pertama ya yang kenal dia sekarang relatif sudah punya perahu masing-masing. Anak milenial sekarang jelas enggak kenal Anas Urbaningrum," ujarnya saat dihubungi Liputan6.com, Kamis.

Bahkan, Pendiri Lingkar Madani (LIMA) ini belum melihat PKN menjadi ancaman serius bagi Partai Demokrat pada Pemilu 2024 nanti.

"Sedikit banyak mungkin iya (suara Demokrat tergerus PKN). Mungkin itu akan kejadian, cuma kan sejauh ini kelihatannya Demokrat masih stabil meskipun enggak naik," kata Ray.

Dia menuturkan, PKN masih butuh waktu lama untuk bisa memenangkan Pemilu 2024 dan memiliki kursi di DPR RI. Namun dia tak menutup kemungkinan, PKN bisa menang di daerah-daerah tertentu, seperti yang dialami Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Perindo pada 2019 lalu.

Selain itu, Anas masih membutuhkan waktu untuk kembali membangun dirinya setelah sekian lama meninggalkan panggung politik. Apalagi perginya Anas Urbaningrum akibat tersandung kasus korupsi.

"Makanya masa jeda 5 tahun ini bisa dimanfaatkan dia untuk membangun kembali, kalau dia ingin kembali ke politik ya. Membangun kembali pesonanya di dunia politik. Kalau sekarang ya saya sebut tadi, kawan-kawannya saja sudah di mana-mana, anak milenial juga sekarang siapa pula yang kenal," ucap Ray Rangkuti menandaskan.

Sementara itu, Ketua Umum DPP PKN Gede Pasek Suardika membantah anggapan partainya didirikan untuk menggerus suara Partai Demokrat di Pemilu 2024. Bekas politikus Demokrat ini bilang, PKN tidak akan menganggu Demokrat yang memiliki suara 7,7 persen pada Pemilu 2019 lalu.

"Dulu kami kan ketika di sana 20 persen lebih bersama Mas Anas, itu kan 20 persen lebih. Sekarang kan Demokrat kan 7,7 persen, jadi kami sama sekali enggak akan mengganggu yang 7,7 persen," kata Gede di Kantor DPP PKN, Jakarta, Selasa (21/2/2023).

Dia mengatakan, banyak anggota PKN juga bukan berasal dari Demokrat. Meski diakui ada beberapa orang, salah satunya mantan Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum yang segera bergabung setelah bebas.

"Kami hanya bernostalgia di angka yang dulu bersama-sama dengan kami. Sehingga banyak kan tuh teman-teman lama banyak. Jadi itu memang banyak bergabung, dan banyak juga dari Partai Hanura, Partai Berkarya, PKP Indonesia, jadi banyak," ujar Gede.

Ditambah lagi, PKN tidak pernah mengajak pengurus Demokrat untuk bergabung dengan partainya. Gede menyatakan, tidak ada dendam dirinya dengan partai yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu.

"Kami tidak ada mengambil atau mengajak pengurus Partai Demokrat. Kita enggak ada, pengurus pusat enggak ada sama sekali. Sehingga itu tidak benar ya. Kalau memang niatnya begitu, mungkin kan ngerayu pengurus pusat buat pindah, kan begitu. Kan enggak ada," ujarnya menegaskan.


Demokrat Tak Gentar Gertakan Anas

Ketua Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono hadir dalam Rapimnas Partai Demokrat di JCC, Jakarta, Jumat (16/9/2022). Dalam pidatonya, AHY menyebut Demokrat sedang intens dengan 2 partai dan Demokrat tengah intens membangun komunikasi dengan 2 partai yang juga memiliki semangat dan energi perubahan untuk Indonesia yang lebih baik. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono enggan menanggapi kabar tentang Anas Urbaningrum yang akan bergabung dengan Partai Kebangkitan Nusantara.

"Enggak ada urusan, enggak ada urusan dengan saya," ucap AHY saat ditemui Liputan6.com di Kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Kamis (2/3/2023).

Bahkan saat diminta sedikit tanggapannya terkait Anas yang akan bebas dari penjara pada April 2023 mendatang. "Urusannya apa dengan saya?" kata AHY singkat.

Di lokasi yang sama, Ketua DPP Partai Demokrat Herman Khaeron menanggapi surat terbuka Anas Urbaningrum dari balik penjara yang menyinggung soal kezaliman dan kriminalisasi. Dia meminta Anas sebaiknya tidak melakukan bluffing alias menggertak maupun fitnah.

Herman pun mengajak mantan politikus senior Partai Demokrat tersebut berpolitik dan berkontestasi dengan sehat.

"Kan semuanya sudah berjalan gitu ya, semua sudah berjalan melalui proses pengadilan, proses hukum, dan saya kira saatnya ke depan kalaupun sudah bebas dan lain sebagainya dan akan berpolitik kembali, menurut saya marilah kita berkontestasi secara sehat," ujar Herman, Kamis.

Herman mengaku tidak tahu apakah surat itu ditujukan kepada Partai Demokrat atau pihak lain. Ia malah mendoakan Anas agar segera bebas dari persoalan hukum.

"Saya kurang mengerti, tetapi saya kira Mas Anas tidak akan sejauh itu. Sudah cukup proses hukum sudah berlangsung dan kita juga mendoakan Mas Anas cepat lepas dari berbagai persoalan hukum dan mendoakan semoga tetap diberikan kesehatan," ujarnya.

Herman juga mendoakan mantan Ketum Partai Demokrat itu bisa kembali ke dunia politik. Bahkan Anas didoakan agar bisa sukses kembali.

"Mudah-mudahan nanti bisa berkarir lagi di dunia politik dan tentu bisa mendulang sukses," ujarnya memungkasi.

Sementara itu, Juru Bicara DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra merespons pernyataan Ketum DPP PKN Gede Pasek Suardika yang menyebut Anas Urbaningrum akan melakukan 'serangan balik' setelah bebas dari penjara.

Terpidana kasus korupsi Hambalang ini disebut akan membongkar fakta-fakta di balik penangkapan dirinya hingga kebobrokan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Sudah jelas kasus itu siapa tersangka, siapa terdakwa yang bersalah, sudah diproses hukum. Jadi, tidak ada hubungannya dengan kami," kata Herzaky kepada wartawan saat ditemui di Kantor DPP Partai Demokrat, Kamis.

Dia menegaskan, Demokrat tidak gentar dengan ancaman Anas Urbaningrum. Saat ini, Herzaky, Partai Demokrat lebih fokus pada rakyat dan menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

"Kalau bagi kami tidak ada kegentaran sama sekali. Kami do nothing. Kami saat ini fokus bantu rakyat. Dukung rakyat bagaimana agar Indonesia menjadi lebih baik," tutur dia.

Herzaky menyatakan, Demokrat saat ini berbeda dengan masa lalu. Partai berlambang mercy ini mengklaim telah bersih-bersih dari generasi korup. Mereka yang membuat masalah besar telah ditangkap KPK.

"Mohon maaf, kami sudah lepas dari generasi-generasi zaman lalu yang korup. Kami sekarang generasi baru. Kami sudah bergerak maju. Kami fokus 2024. Generasi 2024. Anas bagi kami saat ini sama dengan yang lain-lain di penjara. Begitu dia keluar, mohon maaf dia mantan kader. Kami sudah bergerak maju, sudah bersih-bersih," katanya.

Karena itu, dia menyatakan, persoalan tentang Anas Urbaningrum sudah tidak ada kaitannya lagi dengan Partai Demokrat. Demokrat akan menjadikan kasus-kasus korupsi yang menjerat kader terdahulunya sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan ke depan dalam membangun bangsa.

"Masalah itu pengalaman pahit lah, kelam, bahwa kita punya kader-kader yang korup. Bahwa itu pernah terjadi. Itu evaluasi bagi kami. Sudah selesai. Kami akan hati-hati ke depannya. Kami fokus saja bantu rakyat," ucap Herzaky menandaskan.


PKN Siapkan Posisi Strategis untuk Anas

Ketum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Gede Pasek Suardika memperkenalkan Laksamana Sukardi sebagai anggota baru partai. Gede juga mengungkap, Anas Urbaningrum akan bergabung dengan PKN setelah bebas dari penjara. (Merdeka.com/Ahda Bayhaqi)

Sebelumnya, Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Gede Pasek Suardika memastikan Anas Urbaningrum akan keluar dari penjara pada April 2023. Dia menyebut, rekannnya itu akan langsung bergabung ke partainya.

"Bulan April. Dipastikan April, karena enggak boleh ditambah lagi. Kalau ditambah, hitungannya aja sudah sudah merugikan lah," kata dia di Kantor DPP PKN, Jakarta, Selasa (21/2/2023).

Anas akan menempati jabatan khusus dan strategis di PKN. Bersama mantan Menteri BUMN Laksamana Sukardi yang baru diperkenalkan sebagai anggota PKN, Anas akan menjabat di posisi yang menentukan arah perjuangan partai.

Posisinya, kata Gede, seperti majelis di partai. "Kita berharap Mas Anas dan Pak Laksamana nanti di dalam satu jabatan khusus, sebuah struktur partai yang nanti kita tentukan di bulan April di mana struktur ini adalah penentu arah perjuangan PKN ke depan," tutur dia.

Gede optimistis kembalinya Anas Urbaningrum akan memiliki dampak besar pada dinamika politik nasional. Dia lantas menyinggung soal Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim yang menurutnya sama-sama korban kriminalisasi politik seperti Anas.

"Prinsipnya adalah ketika di Malaysia Anwar Ibrahim bisa bangkit kembali dengan kasus korupsi dan pedofilia. Dan diyakini itu juga bagian daripada kriminalisasi di Malaysia. Sehingga pada hari ini dengan partai barunya bisa menjadi perdana menteri, maka kami meyakini juga mas Anas yang juga kami yakini korban kriminalisasi, dia juga akan bisa bangkit lagi dan meramaikan dinamika politik yang udah ada, biar enggak itu-itu aja," ucapnya.

Mantan Ketua DPP Partai Demokrat bidang Pemuda dan Olahraga ini mengatakan, PKN akan menjadi kendaraan perjuangan Anas Urbaningrum. Kendati, ia menegaskan bahwa PKN bukanlah partai politik yang kepemimpinannya diwariskan dari orangtua kepada anak.

"Jangan parpol itu hanya sekadar diwariskan saja antara mama sama anaknya atau papa sama anaknya saja. Perlulah ada ruang-ruang yang lain," ucap Gede menyindir.

Namun begitu, dia menyatakan bahwa PKN tidak akan membuat penyambutan khusus kepada Anas Urbaningrum ketika keluar penjara. Sementara terkait baliho Anas yang banyak terpasang di beberapa wilayah, termasuk di dekat Cikeas merupakan inisiatif teman-temannya, bukan dari PKN.

"Yang namanya teman-teman kreasi kan susah juga ya kan. Mas Anas ini temannya banyak sekali, tidak hanya di PKN, di ormas-ormas, teman-teman beliau banyak sekali. Sehingga kita tidak bisa menghalangi orang. Apalagi yang bayar-bayar mereka sendiri ya kan," ujar Gede menandaskan.

 

Infografis Ragam Tanggapan Anas Urbaningrum Bebas April 2023 dan Kans Kembali ke Panggung Politik. (Liputan6.com/Trieyasni)

Singgung Kezaliman dan Kriminalisasi

Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum akan bebas April 2023 dari LP Sukamiskin Bandung.

Menyambut kebebasannya dari Lapas Sukamiskin, Anas menuliskan sepucuk surat. Surat itu dia tulis tangan menggunakan bolpoin warna hitam.

Surat itu diunggah lewat akun Twitter miliknya, @anasurbaningrum, yang kini dikelola admin. Surat itu diunggah 1 Maret 2023, pukul 01.19 Wib siang.

"Salam dari Mas AU. Dititipkan kepada sahabat yang berkunjung *admin," demikian keterangan yang melengkapi unggahan surat.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Gede Pasek Suardika, membenarkan surat itu hasil tulisan tangan Anas. Anas kemudian menitipkan surat itu pada seorang teman yang membesuknya di tahanan.

"Iya betul, beliau membuat tulisan yang dititipkan ke teman yang kebetulan datang membesuk," kata Pasek kepada merdeka.com, Rabu (1/3/2023).

Dalam surat itu, Anas menyinggung soal kezaliman dan kriminalisasi. Di surat itu, Anas meminta pada sahabatnya terus berjalan bersama untuk keadilan.

Berikut isi surat tulisan tangan Anas Urbaningrum:

Ada saatnya pergi, ada waktunya pulang. Insyaallah beberapa waktu tersisa menjalani pengasingan akan tunai dengan baik. Saya paham para sahabat marah terhadap kezaliman dan kriminalisasi.

Tetap tenang, sabar, dan menjaga suasana kondusif adalah hal yang baik untuk dilakukan.

Kita akan terus berjuang bersama untuk keadilan dengan cara yang baik dan penuh tanggung jawab.

Salam keadilan

TTD

Anas Urbaningrum


Heboh Baliho Raksasa Anas Dekat Kediaman SBY

Baliho raksasa bergambar mantan Ketum Demokrat Anas Urbaningrum terpasang di dekat rumah Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas, Bogor. Baliho dengan tulisan 'Tunggu Beta Bale' itu muncul jelang Anas bebas dari penjara. (Foto: Istimewa)

Baliho raksasa yang ada di Jalan Alternatif Cibubur tepat di persimpangan Tol Jatikarya sempat membuat heboh beberapa waktu lalu. Sebab, billboard yang memuat foto mantan Ketum Partai Demokrat Anas Urbaningrum itu berdiri tak jauh dari kediaman Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas, Bogor.

Diketahui, Anas memiliki hubungan yang panas dengan SBY dan Demokrat sejak kasus korupsi Hambalang mencuat ke publik. Baliho itu memuat foto besar Anas Urbaningrum dengan tulisan singkat "Tunggu Beta Bale!" yang berarti tunggu aku kembali.

Kemunculan baliho ini bertepatan jelang bebasnya Anas Urbaningrum dari penjara setelah menjalani masa hukuman atas kasus gratifikasi dan korupsi proyek Wisma Atlet Hambalang. Anas dikabarkan akan bebas pada April 2023 mendatang.

Pemilik billboard Sparx Advertising mengungkapkan, papan reklame bergambar Anas Urbaningrum tersebut dijadwalkan terpasang selama satu bulan. Namun, dia enggan membeberkan siapa yang memasang billboard tersebut.

"Dia satu bulan, tapi mereka ada rencana mau perpanjang buat satu tahun ke depan. Yang ini (arah Cileungsi) rencana mereka, Anas, mau pakai juga," katanya.

Pengelola billboard ini mengatakan, papan iklan tersebut dipasang oleh orang partai politik. Namun dia tak menyebut partai mana yang dimaksud.

"Partai," ujarnya singkat.

Sementara itu, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku belum melihat baliho yang memajang foto Anas Urbaningrum.

Diketahui baliho berukuran besar dengan gambar Anas Urbaningrum itu terpasang di persimpangan Tol Jatikarya, Cibubur tak jauh dari kediaman pribadi Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas.

"Waduh, belum lihat saya," kata AHY sambil tersenyum lebar dan jalan menuju ke mobil yang sudah menunggunya usai menghadiri acara Harlah PPP di Ice BSD, Tangerang Selatan, Jumat (17/2/2023).

Sedangkan Wasekjen Partai Demokrat Renanda Bachtar saat dihubungi menyatakan, pihaknya tidak ambil pusing dengan keberadaan baliho tersebut. Demokrat, kata dia, tak ada waktu untuk mengurusi baliho dengan foto Anas Urbaningrum.

"Kami tidak ada waktu untuk mengurus hal-hal lain di luar masalah konsolidasi partai, koalisi dan deklarasi," kata Renanda saat dihubungi Merdeka, Jumat (17/2/2023).

Menurut dia, permasalahan terkait Anas sudah bukan urusan Demokrat lagi.

"Masalah Anas dan segala kasusnya menjadi urusan dan masalah pribadinya, tidak berkaitan lagi dengan Partai Demokrat. Dan Mas Anas sudah menjalani hukumannya. Saya rasa semua masalah selesai dan menjadi masa lalu," ucap Renanda menjelaskan.

Demokrat pun tidak khawatir soal keberadaan baliho yang terpasang tak jauh dari rumah SBY tersebut. Dia menyakini baliho itu tidak akan mengganggu eksistensi Partai Demokrat.

"Kalau sekarang Mas Anas membuat partai silakan saja karena itu hak pribadinya. Tidak ada kekhawatiran dari kami karena kami yakin itu tidak akan mengganggu eksistensi dan soliditas Partai Demokrat," kata Renanda.

Infografis Perjalanan Vonis Anas Urbaningrum dari Pengadilan Tipikor hingga PK MA. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya