6 Fakta Menarik Martinik, Wilayah Prancis yang Terkenal Minuman Rum Tebunya

Martinik termasuk salah satu dari 26 region milik Prancis di wilayah laut Karibia.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 03 Mar 2023, 08:45 WIB
Sebuah foto menunjukkan pemandangan udara teluk Fort-de-France di pulau Martinique, Karibia Prancis, pada 15 Juni 2022.STEPHANE DE SAKUTIN / AFP (Dok: AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Martinik merupakan sebuah negara pulau dengan status sebagai wilayah seberang lautan (DOM) Perancis dan terletak di bagian timur Laut Karibia. Martinik termasuk salah satu dari 26 region milik Prancis.

Mengutip dari Britannica, Jumat (3/3/2023), tetangga terdekat Martinik adalah republik kepulauan Dominika yang berada di barat laut dan Saint Lucia di selatan. Sementara di utara berbatasan dengan Guadeloupe, yang juga bagian lain dari wilayah seberang laut Prancis.

Menurut sejarah negara Martinik dipetakan pertama kali oleh Christopher Columbus di tahun 1493, akan tetapi Spanyol tak tertarik dengan wilayah tersebut. Meskipun wilayahnya ada di Laut Karibia, negara ini juga menjadi bagian dari Uni Eropa dan menggunakan mata uang Euro.

 

Sebagian besar penduduk Martinik menganut agama Katolik Roma, sejumlah kecil Protestan, Kristen lain, dan penganut agama lain. Beberapa orang memasukkan unsur Voodoo ke dalam kepercayaan mereka. Masih banyak hal mengenai Martinik selain letak geografisnya. Berikut enam fakta menarik Martinik yang dirangkum Liputan6.com pada Jumat (3/3/2023). 

1. Asal Nama Martinik

Nama Martinique berasal dari nama India Madiana yang berarti "Pulau Bunga" atau Madinina yang maknanya pulau subur dengan vegetasi mewah. Hal  itu diketahui dari yang diceritakan kepada Christopher Columbus oleh orang Karib sebagai penduduk aslinya pada 1502. Dengan ibu kota administratif dan kota utamanya adalah Fort-de-France. Area Martinik meliputi 1.128 km persegi.

 


2. Etnis Asli Martinik

Orang-orang memegang bendera gerakan kemerdekaan Martinik saat beberapa ribu orang berdemonstrasi di Fort-de-France, Martinik, pada 27 Februari 2021. Dok: AFP)

Populasi Indian Karib asli menghilang setelah orang Eropa tiba, sebagian karena penyakit, konflik dengan orang Eropa, dan asimilasi. Pada 1658 pemukim Prancis di pulau itu berjumlah sekitar 5.000 orang. Budak yang dibawa dari Afrika menambahkan komponen etnis lebih lanjut.

Saat ini orang-orang keturunan campuran Eropa dan Afrika berjumlah lebih dari sembilan per sepuluh populasi, tetapi ekonomi pulau itu sebagian besar dikendalikan oleh sebagian kecil orang keturunan Eropa . Sebagian kecil populasi adalah keturunan dari buruh yang dibawa dari anak benua India . Kreol yang mirip dengan yang diucapkan di Haiti biasa terdengar, tetapi bahasa resminya adalah bahasa Prancis.

3. Memproduksi Tebu Dijadikan Rum

Produk pertanian utama Martinik adalah tebu dan pisang ditanam terutama untuk ekspor. Tebu terutama digunakan untuk memproduksi rum yang juga diekspor. Di akhir abad ke-19, Martinik punya lebih dari 500 pabrik gula. Tetapi saat ini hanya tersisa satu pabrik gula yaitu Pabrik Galion di Trinité yang berada di bagian timur laut Martinik.

Komoditas lain yang terkenal di Martinik adalah nanas segar dan kalengan dan jus nanas, bunga potong, alpukat, terong, dan buah jeruk adalah ekspor lainnya. Penghancuran luas perkebunan pisang yang kadang disebabkan oleh angin topan telah menciptakan kerugian besar. Industri penyulingan rum, pengalengan ikan dan buah, penyulingan gula menjadi andalan.

4. Hutan Mangrove 1.800 Hektar 

Terbentuknya hutan bakau di teluk dengan perairan tenang di sepanjang pantai, bakau merupakan ekosistem tersendiri di Martinik. Fitur utama dari vegetasi yang hanya terdiri dari pohon-pohon yang menyesuaikan diri dengan lingkungan asin adalah untuk menghindari erosi pantai dan dengan demikian melindungi karang dan padang lamun dari endapan sedimen.

Rawa bakau Martinik meliputi area seluas sekitar 1.800 hektar dan mewakili sekitar 6 persen dari luas hutan pulau itu. Hutan mangrove itu terutama terletak di tengah yaitu di Lamentin, Ducos, Robert, François, Baie des Anglais, dan Presqu'île de la Caravelle.


5. Wisata di Martinik

Martinik di Karibia yang merupakan wilayah Prancis di Karibia. (Dok: Instagram @yo_man_en_guyane)

Sebagai salah satu kawasan wisata paling populer di Karibia, Martinik memiliki bisnis kapal pesiar yang berkembang pesat yang mendatangkan turis terutama dari Prancis, Kanada dan Amerika Serikat. Wisata bahari adalah keunggulannya.

Tak jauh dari selatan Sainte-Anne, Les Salines mungkin yang paling populer di Martinik. Bentangan pantai sepanjang satu kilometer di ujung selatan Martinique ini adalah gambar kartu pos dari pemandangan klasik Karibia dengan perairan yang tenang serta pasir putih yang lembut. 

Meskipun tidak dipenuhi dengan situs wisata, Fort-de-France yang ramai sebagai ibu kota Martinik, pelabuhan utama, dan titik peluncuran untuk petualangan pulau sangat menarik. Pusat kota ini berada di samping Place de la Savane, di mana terdapat patung Napoleon Permaisuri Josephine, penduduk asli pulau.

Patung itu telah dirusak begitu sering sebagai protes atas pengaruhnya dalam melestarikan perdagangan budak di Martinik bahwa kota telah berhenti berusaha perbaikan, dan dia tetap tanpa kepala. Kunjungi Maison de la Canne atau Rumah Gula yang merupakan lokasi pabrik gula tertua. Di sini, wisatawan dapat belajar mengenai produksi gula dan sejarahnya, 


6. Terkenal dengan Minuman Rum Tebu

Minuman rum dari tebu khas Martini. (Dok: Instagram @rhumevasion)

Kuliner terkenal di Martinik adalah rhum agricole, semacam minuman keras yang sebagian besar juga diproduksi di pulau-pulau Karibia di Hindia Prancis, tetapi hanya versi dari Martinik yang diberikan sertifikat AOC (appellation d'origine controlee). Rum ini disuling dari tebu yang diperas menjadi jus, yang kemudian dibiarkan berfermentasi.

Distilat kemudian diistirahatkan dalam baja atau kayu. Rhum agricole hanya dapat diproduksi dari tebu yang ditanam secara lokal karena akan memengaruhi hasil akhir minuman khasnya. Rasa rum ini akan sangat kompleks, murni, dan segar.

Minuman itu ditemukan karena kebutuhan setelah pasar tebu runtuh pada akhir abad ke-19. Para petani kemudian memilih untuk membuat rhum langsung dari tebu, menghindari proses produksi gula yang mahal.

Rhum agricole menyatu dengan baik jika dicampurkan ke dalam koktail. Variasi jenis olahan rum tebu yang paling populer adalah Caribbean Ti' Punch, dibuat dengan rhum dan sirup tebu.

Infografis Risiko Bencana di Daerah Wisata. (Dok: Liputan6.com)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya