Liputan6.com, Jakarta - Tinitus atau suara berdenging di telinga hanyalah gejala yang bisa menjadi indikator penyakit dasar yang lebih kompleks/serius.
Karena itu, wajib untuk mengesampingkan atau mendiagnosis kondisi tersebut sedini mungkin untuk menghindari komplikasi di masa depan.
Advertisement
Salah satu penyebab utama mendengar suara denging adalah perkembangan tumor kranial. Acoustic Neuroma adalah istilah medis untuk tumor jinak yang berkembang di saraf yang menghubungkan telinga ke otak.
Karena gangguan sinyal dan aliran darah, seseorang bisa mendengar suara berdenging, kesulitan dalam menyeimbangkan, atau kehilangan pendengaran.
“Terkadang pertumbuhan abnormal tulang di telinga tengah menyebabkan gangguan pendengaran, dan tinitus mungkin menjadi gejala paling awal yang harus diwaspadai,” kata Dr Anish Gupta, konsultan utama -THT, Rumah Sakit CK Birla, Gurugram, seperti mengutip dari Times of India, Jumat (3/3/2023).
Jika seseorang sering mengalami bunyi berdenging, hal ini mungkin juga disebabkan karena darah bisa memberikan tekanan berlebih pada dinding pembuluh darah yang bisa disimpulkan bahwa orang tersebut memiliki penyakit seperti hipertensi, pengerasan pembuluh darah/plak, penumpukan (atherosclerosis), penonjolan pembuluh darah, Arterio-vena Malformasi atau aneurisma.
Gangguan Tiroid (hipotiroidisme)
Meskipun hipertiroidisme jarang terjadi dan kemungkinan mempengaruhi sistem pendengaran lebih kecil.
Tapi tiroksin membantu dalam perkembangan normal dari sistem pendengaran dan ketika tubuh memproduksi kurang dari jumlah tiroksin yang dibutuhkan, itu juga mempengaruhi kemampuan pendengaran.
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa setidaknya 50% dari mereka yang menderita hipotiroidisme mengalami tinitus dan bisa kehilangan kemampuan pendengarannya jika tidak dilakukan tindakan tepat waktu.
Advertisement
Kadar hemoglobin rendah atau anemia
Karena zat besi membantu dalam mengangkut darah beroksigen ke seluruh tubuh, kekurangan zat besi menyebabkan pembuluh darah memompa lebih keras.
“Dalam kasus seperti itu, jantung berfungsi lebih keras dan mereka yang terkena dampak bisa mendengar detak jantung dan denyut nadinya,” kata Dr. Gupta.
“Jenis ini disebut tinitus pulsatil. Orang seperti itu juga rentan terhadap penyakit yang berhubungan dengan jantung,” sambungnya.