Zoom Pecat Presiden Perusahaan Usai PHK 1.300 Karyawan

Zoom memecat presiden perusahaan Greg Tomb usai mengumumkan akan PHK 1.300 karyawannya.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 04 Mar 2023, 17:00 WIB
Sumber: Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan penyedia layanan video conference, Zoom, mengumumkan kabar buruk lainnya setelah mem-PHK 1.300 karyawannya. Kabar buruk yang dimaksud adalah pemecatan presiden perusahaan, Greg Tomb.

Mengutip Tech Times, Sabtu (4/3/2023), Presiden Greg Tomb 'diberhentikan tanpa sebab' dan efektif mulai hari ini, Jumat 3 Maret 2023.

Dalam laporan Market Watch, penghentian Greg Tomb yang tanpa sebab itu diumumkan selama pengajuan peraturan dengan Komisi Sekuritas dan Bursa (Securities and Exchange Commission) AS.

Menurut seorang juru bicara Zoom yang tidak disebutkan namanya, saat ini perusahaan tidak mencari pengganti Tomb.

Analis Sterling Auty mengatakan, keputusan ini muncul setelah prospek terbaru aplikasi Zoom menyiratkan perlambatan yang jauh lebih besar daripada yang dimodelkan oleh Wall Street untuk pertumbuhan perusahaan.

"Dan sekarang kami memiliki perubahan yang dilakukan pada eksekutif yang dibawa untuk memimpin penjualan," kata Auty.

Sekadar informasi, Greg Tomb mulainya direkrut sebagai presiden Zoom pada Juni 2022 lalu. Selama masa jabatannya yang singat, ia muncul di rapat pendapatan dengan investor. Ia juga mengawasi operasional penjualan, strategi pasar, dan upaya menghasilkan pendapatan.

Selama masa kerjanya di perusahaan, Tomb melapor langsung ke Chief Executive Officer (CEO) Zoom Eric Yuan.


Kompensasi yang Diterima Sang Presiden

Siswa sekolah dasar belajar online menggunakan aplikasi Zoom Cloud Meetings di Pamulang Tangerang Selatan, Kamis (2/4/2020). Gelombang work from home (WFH) membuat kebutuhan terhadap aplikasi video conference meningkat saat pandemi Corona Covid-19. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Bloomberg sebelumnya melaporkan, termasuk dalam kontrak kerjanya adalah hibah saham senilai USD 45 juta yang akan diberikan selama empat tahun dan gaji pokok USD 400.000 dengan target bonus 8 persen.

Ia direkrut untuk membentuk babak berikutnya bagi Zoom, saat perusahaan terus bertransformasi menjadi platform yang mungkin dipakai untuk komunikasi, kerja hybrid, dan alur kerja bisnis.

Adapun sebelum bergabung dengan Zoom, Tomb merupakan VP Sales untuk Google, Workspace, SMB, Data & Analytics, Geo Enterprises, dan Security Sales di Google Cloud.

Ia juga pernah menjadi Presiden Sales dan GTM untuk penawaran produk cloud SAP, termasuk Intelligent Spend, Success Factors, Customer Experience, Digital Supply Chain, dan Business Technology Platform.

Ia juga pernah jadi CEO Vivio Labs dan berada di posisi manajerial pada Accenture Consulting and Comergent Technologies.


Fondasi Kuat

Ilustrasi Zoom (sumber: Zoom)

Saat baru direkrut, dia mengatakan, "Saya percaya, Zoom memiliki fondasi yang kuas dengan platform multi-produknya. Saya menantikan kesempatan yang baik di depan, untuk membantu bisnis di seluruh dunia mendapat kebutuhan komunikasi dan kolaboratifnys."

Sebelumnya, CEO Zoom mengumumkan Zoom bakal mem-PHK 1.300 karyawan atau setara dengan 15 persen karyawannya.

Pemangkasan PHK ini berdampak ke oraganisasi lainnya, di dalam perusahaan. Karyawan terdampak pun dijanjikan waktu 16 minggu sebelum PHK. Selain itu, mereka juga ditawari perlindungan kesehatan.


PHK 1.300 Karyawan

Sumber: Unsplash

Perusahaan penyedia video conference Zoom melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 1.300 karyawan, yang setara dengan 15 persen dari total tenaga kerja perusahaan.

Dalam sebuah memo kepada karyawan, CEO Zoom Eric Yuan mengindikasikan bahwa perusahaan menambah jumlah karyawan terlalu cepat di tengah pertumbuhan Zoom yang meroket saat pandemi, naik tiga kali lipat dalam dua tahun.

"Kami tidak mengambil waktu sebanyak yang seharusnya untuk menganalisis tim kami secara menyeluruh atau menilai apakah kami tumbuh secara berkelanjutan, menuju prioritas tertinggi," tulis Yuan sebagaimana dikutip dari Engadget, Rabu (8/2/2023).

Eric Yuan mencatat, meskipun banyak orang telah kembali ke kantor, tak sedikit pula karyawan dan perusahaan yang masih mengandalkan Zoom.

Meskipun demikian, Yuan mengatakan "Di tengah iklim ekonomi yang sulit, perusahaan perlu mengambil upaya keras (namun penting) untuk mengatur ulang diri kita sendiri sehingga kita dapat mengatasi lingkungan ekonomi, melayani pelanggan, dan mencapai visi jangka panjang Zoom."

Yuan menegaskan, dia bertanggung jawab atas PHK tersebut. Dia mengurangi gajinya untuk tahun fiskal yang akan datang sebesar 98 persen dan tim eksekutif akan melepaskan 20 persen dari gaji pokok mereka.

Mereka juga dilaporkan akan kehilangan bonus perusahaan untuk tahun fiskal 2023 (yaitu, tahun kalender 2022).

(Tin/Ysl)

Infografis Akhir Riwayat Ponsel Black Market di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya