Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, kelompok sabotase Ukraina memasuki wilayah perbatasan Rusia pada Kamis (2/3/2023) dan menembaki warga sipil. Dia menyebut itu sebagai "aksi teroris".
Gubernur wilayah Bryansk menuturkan, "penyabotase dari Ukraina" menembaki sebuah mobil sipil di Lyubechane, sebuah desa perbatasan, menewaskan dua pria dan melukai seorang anak laki-laki berusia 10 tahun.
Advertisement
Kyiv membantah keras klaim Rusia tersebut.
Mykhaylo Podolyak, penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, menulis di Twitter bahwa itu adalah "provokasi klasik yang disengaja".
"Rusia ingin menakut-nakuti rakyatnya untuk membenarkan serangan terhadap negara lain," katanya.
Sebelumnya, Rusia telah melaporkan beberapa serangan rudal dan drone Ukraina di wilayah perbatasannya, termasuk Bryansk.
Berhasil Dipukul Mundur
Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) mengonfirmasi pasukan FSB dan pasukan reguler pada Kamis terlibat bentrok dengan "nasionalis Ukraina" yang menyeberang ke Rusia dan melakukan penyanderaan.
FSB mengatakan "nasionalis" kemudian dipukul dengan serangan artileri besar-besaran Rusia dan didorong kembali ke Ukraina.
"Mereka meninggalkan banyak bahan peledak di desa tersebut," kata FSB seperti dilansir BBC, Jumat (3/3).
Ketika Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022, Presiden Putin mencap pemerintah Kyiv sebagai "nasionalis" dan "neo-Nazi", dan dengan alasan itu menurutnya, Rusia harus bertindak melawan mereka.
Berbicara di TV pemerintah Rusia pada Kamis, Presiden Putin mengatakan, "Hari ini mereka melakukan aksi teroris lagi, kejahatan lain, menembus daerah perbatasan dan menembaki warga sipil."
"Mereka melihat bahwa itu adalah mobil sipil bahwa warga sipil dan anak-anak duduk di sana dan melepaskan tembakan," katanya.
Advertisement