Liputan6.com, Jakarta Bangun dengan bau mulut di pagi hari bisa jadi tidak menyenangkan - terutama untuk pasangan Anda. Tetapi tahukah Anda bahwa bau busuk itu juga bisa menjadi tanda peringatan penyakit jantung?
Menurut NHS seperti dikutip dari MIrror, penyakit jantung koroner (PJK), juga dikenal sebagai penyakit jantung iskemik, menggambarkan apa yang terjadi ketika suplai darah jantung Anda tersumbat atau terganggu oleh penumpukan zat lemak di arteri koroner.
Advertisement
Penyakit ini bertanggung jawab atas sekitar 66.000 kematian di Inggris setiap tahun, setara dengan 180 orang setiap hari, atau satu kematian setiap delapan menit.
Sementara di Indonesia sendiri, angka kematian yang disebabkan oleh PJK cukup tinggi mencapai 1,25 juta jiwa jika populasi penduduk Indonesia 250 juta jiwa (Kemenkes, 2020). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2019 menunjukkan bahwa sebesar 1,5% atau 15 dari 1.000 penduduk Indonesia menderita penyakit jantung koroner.
Menariknya, para peneliti di Institut Kesehatan Global di Swiss mengidentifikasi bahwa bakteri biasa, yang disebut Fusobacterium nucleatum, terkait dengan perkembangan penyakit yang mematikan tersebut.
Bakteri mulut menyebabkan bau mulut dan penyakit gusi, tetapi para ilmuwan mengklaim bahwa itu bisa menjadi faktor risiko PJK.
Penulis utama penelitian Flavia Hodel mengatakan: “Meskipun kemajuan besar telah dibuat dalam memahami bagaimana penyakit jantung koroner berkembang. Kami ingin membantu mengisi beberapa celah dalam pemahaman kami tentang penyakit jantung koroner dengan melihat peran infeksi secara lebih komprehensif."
Tim peneliti menganalisis data kesehatan, informasi genetik, dan sampel darah dari 3.459 orang. Dalam periode tindak lanjut 12 tahun, sekitar enam persen peserta mengalami serangan jantung atau kejadian kardiovaskular berbahaya lainnya.
Tim menguji sampel darah peserta untuk mengetahui adanya antibodi terhadap 15 virus berbeda, enam bakteri, dan satu parasit.
Temuan penelitian
Temuan mereka menunjukkan bahwa antibodi terhadap Fusobacterium nucleatum terkait dengan sedikit peningkatan risiko kardiovaskular.
"Fusobacterium nucleatum mungkin berkontribusi terhadap risiko kardiovaskular melalui peningkatan peradangan sistemik," jelas Hodel.
Para ilmuwan menjelaskan bahwa ini adalah "karena adanya bakteri di mulut, atau melalui kolonisasi langsung dari dinding arteri atau plak yang melapisi dinding arteri".
“Hasil kami dapat mengarah pada cara baru untuk mengidentifikasi individu yang berisiko tinggi,” tambah rekan penulis Jacques Fellay, seorang profesor di School of Life Sciences, Swiss.
Dia berkata: "Atau meletakkan dasar untuk studi intervensi pencegahan yang mengobati infeksi Fusobacterium nucleatum untuk melindungi jantung."
Tim menyimpulkan bahwa keberadaan Fusobacterium nucleatum dapat digunakan untuk mengidentifikasi pasien yang berisiko PJK. Alat skrining ini dapat membantu orang yang teridentifikasi melakukan tindakan pencegahan untuk menangkal penyakit, seperti perubahan gaya hidup.
Terlebih lagi, jika infeksi Fusobacterium nucleatum diobati, mungkin membantu mengurangi risiko penyakit jantung.
Advertisement
Mengurangi risiko penyakit kardiovaskular
Dua faktor terpenting untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular adalah memiliki tekanan darah dan kolesterol yang sehat.
Pembacaan tekanan darah yang ideal harus antara 90/60mmHg dan 120/80mmHg.
Dokter umum dan penulis Dr Allswell E Eno berbagi beberapa cara agar tekanan darah Anda dapat diturunkan ke tingkat yang lebih sehat.
Dia menyarankan: “Lakukan latihan aerobik secara teratur (berlawanan dengan beban, latihan aerobik adalah jenis yang membuat jantung berdebar kencang, misalnya berlari, berenang) sejak usia sekolah."
“Hindari kelebihan berat badan dan jangan merokok."
“Jika Anda minum alkohol, minumlah secukupnya. Kurangi asupan garam pada makanan.”
Dengan berolahraga minimal 30 menit setiap hari, selain diet sehat, Anda dapat menurunkan risiko PJK.