Korban Kebakaran Depo Pertamina di RSUD Koja Sisa 1, Lainnya Dirujuk ke RSCM, RSPP dan Pulang

Terjadi kebakaran Depo Pertamina Plumpang di Jalan Tanah Merah Bawah RT012/RW09, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2023) malam.

oleh Fachrur RozieNila Chrisna Yulika diperbarui 04 Mar 2023, 10:06 WIB
Korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara yang sebelumnya dilarikan ke RSUD Koja, Jakarta Utara kini tersisa satu.

Liputan6.com, Jakarta Korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara yang sebelumnya dilarikan ke RSUD Koja, Jakarta Utara kini tersisa satu. Lainnya dirujuk ke RSCM, RSPP, dan dibolehkan pulang.

Berdasarkan papan data korban di RSUD Koja, terdapat 24 korban yang sebelumnya mendapatkan pertolongan pertama di RSUD Koja. Dari 24 korban tersebut sebanyak 17 korban dirujuk ke RSPP, sementara 1 korban dirujuk ke RSCM.

Sementara 4 korban sudah diperbolehkan pulang dan 1 korban meninggal dunia. Sedangkan 1 orang masih berada di IGD karena belum ada keluarga yang menjemput.

Kasi Ops Damkar Jakarta Utara Abdul Wahid menyebut dugaan sementara terbakarnya Depo Pertamina akibat tersambar petir. Namun menurut Abdul, itu hanya dugaan sementara.

"Kalau informasi yang diterima itu kesamber petir," ujar Abdul dalam keterangannya, Jumat (3/3/2023).

Abdul menyebut warga di sekitar lokasi kebakaran sudah mulai dievakuasi. Terkait personel, dia menyebut ada kemungkinan terus ditambah mengingat kebakaran yang terjadi sangat besar.

"Kalau personil kemungkinan masih bertambah, kemungkinan dari dinas juga bakalan turun," kata dia.

Terjadi kebakaran Depo Pertamina Plumpang di Jalan Tanah Merah Bawah RT012/RW09, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2023) malam.

Berdasarkan informasi yang Liputan6.com peroleh kejadian terjadi pukul 20.11 WIB. Adapun objek yang terbakar ialah pipa bensin Pertamina.

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono menyampaikan bahwa jumlah pengungsi korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara diperkirakan mencapai 600 orang. 

“Evakuasi bagi yang perlu perawatan rumah sakit kita persiapkan semua rumah sakit dan dibantu tentunya oleh Pak Kapolda seluruh jajaran dan Pak Pangdam,” tutur Heru di Koramil Koja, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2023).

Menurut Heru, petugas gabungan belum dapat melakukan evakuasi di rumah yang terdampak kebakaran lantaran masih dalam proses pendinginan. Adapun lokasi pengungsian korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang ini tersebar di lima titik.

“Ada di lima lokasi (posko pengungsian). Kantor wali kota, RPRK, GOR, dan tentunya kantor kecamatan dan kantor PMI, kantor RW, kira-kira seperti itu,” jelas dia.

Merujuk pada peristiwa 2009 lalu, lanjut Heru, Pemerintah Daerah yakni Forkopimda mengusulkan kepada Pertamina bahwa harus ada buffer zone selebar 50 meter. 

“Terakhir tadi saya udah sampaikan kalau korban pengungsi kurang lebih 600 plus minus. Yang meninggal terakhir 15, dua yang anak kecil, kurang lebih ya,” ucap Heru menandaskan.

 


Pertamina Diminta Investigasi Menyeluruh

Kobaran api membumbung tinggi menghanguskan kawasan sekitar Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2023) malam. Berdasar informasi yang diterima Liputan6.com, kejadian terjadi sekitar pukul 20.11 WIB. Adapun objek yang terbakar ialah pipa bensin Pertamina. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Anggota Komisi VI DPR RI Amin Ak meminta Pertamina melakukan investigasi menyeluruh atas peristiwa kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, pada Jumat (3/3/2023) malam.

Amin menegaskan Pertamina harus mengusut tuntas penyebab kebakaran yang telah menyebabkan banyak korban jiwa tersebut.

“Harus diketahui apakah karena murni human error, terdapat kerusakan sistem atau jaringan atau disebabkan faktor lain, misalnya sabotase. Perlu dikaji juga apakah perlu memindahkan depo mengingat lokasinya berada ditengah permukiman padat penduduk,” kata Amin dalam keterangannya, Sabtu (4/3/2023).

Amin juga meminta Pertamina bertanggungjawab dan menyantuni para korban meninggal, luka dan warga yang mengungsi.

“Harus menyantuni keluarga korban meninggal, menanggung biaya perawatan korban luka bakar, serta memberikan ganti rugi bagi warga yang rumahnya terbakar,” kata dia.

Amin mengingatkan, Depo Pertamina Plumpang juga pernah meledak di tahun 2009 silam. Selain menimbulkan korban jiwa, peristiwa itu menimbulkan kerugian hingga Rp 17 miliar.

“Evaluasi terhadap peristiwa ini dan sebab-sebabnya sangat penting agar tidak terjadi lagi kejadian serupa di masa yang akan datang. Selain itu Depo ini sudah beroperasi sejak tahun 1974, apakah kondisinya masih layak atau tidak juga harus dievaluasi,” kata dia.

Amin juga mendesak Pertamina untuk memulihkan pasokan bahan bakar minyak (BBM) untuk wilayah-wilayah yang selama ini dilayani oleh Depo Pertamina Plumpang.

“Apalagi dalam publikasi Global Tank Storage, Integrated Terminal Jakarta atau Depo Pertamina Plumpang dinilai sebagai terminal BBM terpenting di Indonesia,” ucapnya.

Ini karena Depo tersebut menyuplai sekitar 20 persen kebutuhan BBM harian di Indonesia atau sekitar 25 persen dari total SPBU Pertamina. Selain itu, Thruput (kapasitas aliran) BBM rata rata sebesar 16.504 Kiloliter per hari dan wilayah distribusi utamanya meliputi Jabodetabek.

“Agar obyektif, investigasi sebaiknya dilakukan tim gabungan yang melibatkan ahli dan aparat penegak hukum,” pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya