Aksi Protes Wanita Thailand dengan Gantung Celana Dalam, Apa Penyebabnya?

Seorang wanita Thailand melakukan aksi protes dengan cara yang unik yaitu menggantung celana dalam, setelah pembangun membanjiri lingkungannya dengan air limbah beracun di provinsi Samut Prakarn dekat Bangkok.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 04 Mar 2023, 16:00 WIB
Ilustrasi celana dalam. (dok. Karolina Grabowska/Pexels)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang wanita Thailand melakukan aksi protes dengan cara yang unik setelah pembangun membanjiri lingkungannya dengan air limbah beracun di provinsi Samut Prakarn dekat Bangkok. Kejadian itu membuatnya sangat marah sehingga dia menggantung celana dalamnya sebagai bentuk protes.

Sebuah video unggahan di akun TikTok Thailand, @songthaow, memperlihatkan lebih dari 30 pasang celana dalam dan sepatu digantung di kabel listrik.  "Adakah yang bisa memberitahuku untuk apa celana dalam ini? Celana dalam digantung sekitar empat hingga lima meter dari lantai. Apakah ada takhayul yang berhasil?” tulis sang wanita di keterangan video, dikutip dari Thethaiger, Sabtu (4/3/2023).

Di sini, wanita itu merujuk pada bagaimana orang-orang yang percaya takhayul menggantung barang-barang untuk melindungi diri mereka dari roh jahat. Rekaman itu menunjukkan berbagai celana dalam dan sepatu, seperti sepatu hak tinggi, sepatu bot, dan sandal, semuanya digantung di kabel listrik di area tersebut.

Rekaman tersebut langsung menjadi viral dan menarik perhatian beberapa agensi media Thailand. Media kemudian melaporkan bahwa lokasi tersebut berada di depan skema perumahan desa mewah baru di dekat Soi King Kaew 13 di Jalan King Kaew di distrik Bang Pli di provinsi Samut Prakarn.

Beberapa warganet mengomentari video aksi protes tersebut dengan mengatakan bahwa celana dalam dan sepatu gantung itu sudah ada bertahun-tahun. Pemilik tanah, yang diidentifikasi sebagai Sompong, 63 tahun, menggantungnya sendiri, tetapi tidak ada yang tahu niatnya. 


Keluhan Tak Ditanggapi

Ilustrasi celana dalam. (dok. chuanyu2015/Pexels.com)

Sompong memberikan wawancara dengan Channel 7. Dia menjelaskan bahwa dia menggantungkan celana dalam dan sepatunya untuk memprotes desa mewah yang telah menimbulkan banyak masalah sejak pembangunan dimulai. 

"Saya menggantung celana dalam dan sepatu seperti itu karena saya sangat membenci proyek perumahan terdekat. Ini memberi saya banyak masalah sejak konstruksi dimulai hingga sekarang. Kebisingan dari konstruksi membuat saya terjaga di malam hari. Desa juga membuang air limbah ke tanah saya. Saya tidak bisa menanam tanaman apa pun dan ikan saya mati semua. Saya tidak bisa mencari nafkah!” kata Sompong. 

Sompong menambahkan, pihak desa mengirimkan beberapa petugas untuk bernegosiasi dengannya. Mereka mendengarkan masalahnya tetapi tidak melakukan apa-apa.

Sompong mengatakan dia mengajukan keluhan ke departemen pemerintah tetapi tidak mendengar perkembangan. Pemimpin masyarakat, Thanadon Kaewprasert, menghubungi mandor pembangunan desa untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang masalah tersebut.

Namun, sang mandor menolak untuk memberikan rincian apapun, mengatakan dia baru saja diberi posisi dan tidak tahu mengenai masalah itu. Thanadon mengatakan mandor tidak akan menjamin dia akan menghubungi operator proyek tentang masalah tersebut dan tidak akan memberikan solusi kepada media.


Celana Dalam dan Kasus Korupsi

Ilustrasi celana dalam. (dok. Karolina Grabowska/Pexels)

Mengutip dari kanal Regional Liputan6.com, celana dalam di Indonesia juga digunakan sebagai aksi protes yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Para aktivis yang tergabung dalam Lombok Global Institute (Logis) menggelar aksi teatrikal di Kejaksaan Negeri (Kejari) Lombok Tengah, NTB.

Dalam aksinya, aktivis Logis memberikan obat penambah stamina dan celana dalam kepada pejabat Kejari agar tidak loyo dalam menuntaskan kasus korupsi di daerah itu. Para aktivis itu menyoal dugaan korupsi anggaran Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Umum Praya yang dituduh belum ada kejelasan hingga saat ini. 

"Kami berharap kejaksaan tidak hanya berani menangkap oknum kepala desa (kades). Tapi harus bisa menunjukkan taringnya dalam menyelesaikan kasus BLUD ini," ungkap Direktur Lombok Global Institute (Logis) NTB M Fihiruddin sewaktu melakukan aksi, di Kantor Kejari Lombok, di Praya, Rabu 13 April 2022.

 

 


Makna Pakaian Dalam

Ini nih, kesalahan pakai celana dalam. Nomor 4 sering banget dilakukan cewek! (Sumber Foto: Shutterstock/The List)

Pada aksinya tersebut, Fihiruddin menggunakan pakaian layaknya seperti pasien korban kebakaran yang dipenuhi dengan balutan perban sambil membawa infus seperti orang sakit di rumah sakit. Di samping itu, ia juga membawa bingkisan yang berisikan Hemaviton dan pakaian dalam, beserta bunga yang diberikan kepada pihak kejaksaan, dan diterima Kasi Intel Kejari Lombok Tengah.

"Saya memberikan Hemaviton ini supaya Kejaksaan Negeri Lombok Tengah lebih perkasa dan kuat dalam menyelesaikan kasus BLUP RSUD Praya," ungkapnya.

Dia membeberkan, makna dari pakaian dalam perempuan yang diberikan tersebut supaya pihak kejaksaan tak seperti wanita, dan dapat menunjukkan jati dirinya untuk menyelesaikan laporan dugaan kasus korupsi yang telah ditangani. Dugaan kasus BLUD tersebut telah jelas ada indikasi kerugian negara, tetapi sampai saat ini belum ada titik terang untuk penetapan tersangka.

"Kalau memang alasan Perhitungan Kerugian Negara (PKN) belum ada hasil dari BPKP, saya minta nomor surat usulannya," sebutnya pula.

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya