Liputan6.com, Jakarta Total kapitalisasi pasar crypto turun di bawah USD 1,025 triliun menyusul kekhawatiran atas solvabilitas Silvergate Bank. Memicu aksi jual tajam di BTC, ETH, dan altcoin.
Berdasarkan data Coinmarketcap, Bitcoin (BTC), kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar terpantau berada pada posisi USD 22.359 atau sekitar Rp 341,6 juta (kurs Rp 15.278 per USD) pada Sabtu pagi.
Advertisement
Harga BCT naik 0,01 persen dalam 24 jam terakhir namun terkoreksi 3,30 persen dalam sepekan. Sedangkan Ethereum (ETH) terpantau pada level USD 1.571 atau setara Rp 24 juta. Naik 0,4 persen dalam 24 jam terakhir, dan terkoreksi 1,87 persen dalam sepekan.
Pasar Cryptocurrency mengalami bulan yang relatif tenang sepanjang Februari 2023 karena total kapitalisasi pasar naik 4 persen pada periode tersebut. Namun, ketakutan akan tekanan regulasi tampaknya berdampak pada volatilitas di bulan ini.
Melansir Cointelegraph, Sabtu (4/3/2023), bulls kemungkinan besar akan kehilangan pola teknis yang telah memandu total kapitalisasi pasar crypto ke atas selama 48 hari terakhir. Pada pertengahan Januari lalu, terlihat kapitalisasi pasar sebesar USD 1,025 triliun, namun pecah setelah saham Silvergate Bank anjlok sebesar 57,7 persen di New York Stock Exchange pada 2 Maret.
Silvergate menyediakan layanan infrastruktur keuangan untuk beberapa bursa cryptocurrency terbesar di dunia, investor institusional, dan perusahaan pertambangan.
“Secara menyeluruh belum ada tanda maupun sentimen yang kuat untuk terjadinya bull run di bulan Maret ini. Kemungkinan besar pasar masih akan tetap sideways di rentang harga USD 21.500-USD 25.000,” mengutip laporan Tim Riset Tokocrypto.
Bukan Bulan Baik
Berkaca dari historis Bitcoin Monthly Return, Maret bukan bulan yang baik untuk BTC dan kripto lainnya. Indikasi penurunan pasar kripto banyak terjadi di bulan Maret dalam periode tahun 2014-2018. Di samping itu, bulan Maret juga berisiko tinggi untuk penurunan indeks saham berikutnya, merujuk ke data historis yang menunjukan pasar bearish sering berhenti di antara musim pendapatan triwulanan.
“Kecenderungan investor sulit untuk masuk ke pasar karena menunggu hasil laporan keuangan kuartal dari beberapa perusahan besar, terutama di bidang teknologi. Korelasi pasar saham dan kripto masih berkaitan erat dalam beberapa tahun terakhir,” ungkap laporan tersebut.
Pasar kripto telah diperdagangkan sejalan dengan saham teknologi pertumbuhan tinggi sejak akhir tahun 2020, melonjak ke level tertinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kemudian, perlahan mengalami kehancuran, ketika The Fed mulai menaikkan suku bunga dan menyedot likuiditas keluar dari pasar.
Adapun kalender ekonomi AS yang harus diwaspadai investor adalah tanggal 10 maret akan ada data Non Farm Payrolls (NFP), Consumer Price Index (CPI) pada 14 Maret, dan pertemuan FOMC The Fed untuk menentukan kenaikan suku bunga pada 21-22 Maret. Data makroekonomi yang menguat akan mengganggu sikap hawkish The Fed, sehingga kemungkinan besar juga berpengaruh pada pasar kripto bulan ini.
Advertisement