Liputan6.com, Padang - Kota Padang memiliki banyak tradisi unik dan menarik, salah satunya serak gula atau serak gulo. Nama tradisi tersebut berarti menyerakkan gula atau membagikan gula.
Mengutip dari pariwisata.padang.go.id, kegiatan ini digagas oleh warga muslim keturunan India atau suku India di Kota Padang. Gula yang merupakan hasil sumbangan masyarakat ini dikumpulkan dan dibungkus kecil-kecil menggunakan kain warna-warni.
Selanjutnya, bungkusan gula-gula tersebut siap untuk diperebutkan oleh warga setempat. Para warga akan berkumpul di depan Masjid Muhammadan dan memperebutkan gula yang dilemparkan dari atas bangunan masjid.
Baca Juga
Advertisement
Umumnya, para pelempar gula adalah jemaah masjid yang ingin berbagi rezeki. Hingga saat ini, masyarakat masih melestarikan tradisi serak gulo ini.
Konon, tradisi serak gulo telah berjalan selama 200 tahun. Tradisi ini sudah dilakukan sejak etnis India mulai masuk ke pesisir barat Sumatera, tepatnya di Kota Padang.
Tradisi serak gulo memang hanya dilakukan oleh warga Muslim keturunan India di Kota Padang secara turun-temurun. Tradisi ini biasanya digelar setiap tahun, yakni setiap 1 Jumadil Akhir penanggalan Hijriyah.
Tradisi ini diyakini sebagai simbol rasa syukur umat Muslim keturunan India atas rezeki yang diterima sepanjang tahun. Bukan itu saja, tradisi ini juga menjadi bentuk peringatan akan wafatnya ulama di Nagore, India, yakni Shaul Hamid. Shaul Hamid adalah tokoh yang telah berjuang menegakkan Islam di India.
Adapun tradisi serak gulo di Padang sudah melalui proses akulturasi budaya yang panjang. Namun, akulturasi budaya tersebut tak meninggalkan nilai-nilai yang dibawa langsung dari daerah asalnya di India, yakni di Nagapattinam, Tamil Nadu, India.
(Resla Aknaita Chak)