Mengintip Prospek Saham ASII Usai Rilis Kinerja Keuangan 2022

PT Astra International Tbk (ASII) mencetak pertumbuhan pendapatan dan laba pada 2022. Lalu bagaimana rekomendasi saham ASII yang sudah dirilis akhir Februari 2023?

oleh Elga Nurmutia diperbarui 05 Mar 2023, 06:00 WIB
Rekomendasi saham PT Astra International Tbk (ASII) usai rilis laporan keuangan. Dok Astra

Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan kinerja keuangan positif sepanjang 2022. Lantas, bagaimana prospek saham ASII usai rilis kinerja keuangan?

PT Astra International Tbk mencatat pendapatan Rp 301,37 triliun pada 2022. Pendapatan naik 29 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 233,48 triliun.

Astra International membukukan laba bersih kepada pemilik entitas induk Rp 28,94 triliun pada 2022. Laba bersih perseroan melonjak 43 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 20,19 triliun.

Dengan demikian, dividen final yang lebih tinggi sebesar Rp552 per saham (2021: Rp194 per saham) akan diusulkan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perseroan pada April 2023.

Dividen final yang akan diusulkan tersebut, bersama dengan dividen interim sebesar Rp88 per saham (2021: Rp45 per saham) yang telah dibagikan pada Oktober 2022, akan menjadikan total dividen yang akan diusulkan untuk tahun 2022 menjadi Rp640 per saham (2021: Rp239 per saham).

Senior Research Analyst Mirae Asset, Robertus Hardy menuturkan, prospek saham ASII usai rilis laporan keuangan sepanjang 2022 masih ada potensi pertumbuhan meskipun sudah terbatas.

Dia bilang, saham ASII dibayangi sejumlah sentimen, seperti kenaikan suku bunga, dan tidak adanya insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah atau PPNBM.

Meski demikian, ia mengatakan, masih ada katalis bagi saham ASII, yakni peningkatan mobilitas masyarakat yang lebih tinggi jelang tahun politik.

"Mobilitas masyarakat yang tinggi menjelang musim kampanye dan pemilu, sudah tidak berlakunya PPKM," kata dia.

Sementara itu, Analis Henan Putihrai Sekuritas Alroy Soeparto mengatakan, kontribusi terbesar pendapatan Astra ditopang oleh segmen bisnis milik United Tractors dan otomotif. Dengan demikian, Alroy memproyeksikan pendapatan kedua bisnis tersebut akan tetap tumbuh. Untuk rekomendasi saham, Alroy merekomendasikan beli saham ASII dengan target harga Rp 7.500 per saham.


Astra International Serap Belanja Modal Rp 26,4 Triliun pada 2022

Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)

Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) dan investasi konsolidasian grup sebesar Rp 26,4 triliun pada 2022.

Presiden Direktur Astra International, Djony Bunarto Tjondro menyebutkan, realisasi itu tumbuh dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Ke depannya, grup merencanakan terus investasikan modal yang signifikan di Indonesia sejalan dengan prioritas strategis Grup, melalui pertumbuhan dan akuisisi organik.

“Grup tetap yakin akan potensi pertumbuhan jangka panjangnya dan neracanya yang kuat, sehingga dapat mengembalikan sebagian excess capital kepada pemegang saham,” kata dia dalam keterangan resmi dikutip Selasa (28/2/2023).

Semula, perseroan menyiapkan belanja modal sebesar Rp 19 triliun untuk 2022. Namun, dalam perkembangannya, angka itu mengalami penyesuaian dengan perkiraan mencapai Rp 25 triliun, seiring rencana perseroan untuk ekspansi ke bank digital.

"Capex tahun 2021 sekitar Rp 8 triliun. Untuk 2022, capex kami perkirakan ada di kisaran Rp 20–25 triliun. Tergantung peluang-peluang bisnis baru yang bisa kami realisasikan tahun ini. Jadi fleksibel,” kata Head of Investor Relations Astra International, Tira Ardianti dalam pemberitaan Liputan6.com sebelumnya.

Dalam catatannya, besaran capex 2022 ini telah menyamai periode sebelum pandemi. Sebelumnya, perseroan menyiapkan belanja modal sekitar Rp 19 triliun. Sebagian besar capex dialokasikan untuk membeli alat-alat berat kebutuhan grup PT United Tractors Tbk (UNTR).

Khususnya kontraktor pertambangan milik UNTR yaitu PT Pama Persada Nusantara. Selain itu, dari unit bisnis lain juga dianggarkan belanja modal rutin yang akan dibelanjakan. Baik dari otomotif, agribisnis, maupun segmen lainnya. Termasuk untuk inisiatif digitalisasi di grup Astra.

"Ada peluang investasi-investasi kami yang kemarin sempat tertunda karena pandemi akhirnya bisa dilakukan setelah situasi relatif membaik. Itu membuka peluang bahwa biaya belanja modal dan investasi akan meningkat jika ada peluang bisnis baru,” imbuh Tira.

 


Aksi Korporasi Terkini

Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)

Selama setahun terakhir, Grup terus melakukan sejumlah investasi strategis pada bisnis- bisnis baru. Sebagai bagian dari strategi untuk mengembangkan bisnis jasa keuangan, Grup, melalui PT Sedaya Multi Investama, mengakuisisi 49,56 persen saham PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) dengan nilai kurang lebih Rp 3,9 triliun.

BJJ dikendalikan bersama oleh Grup dan WeLab Sky Limited (WeLab), yang juga memiliki 49,56 persen saham. Grup dan WeLab berencana untuk menjadikan BJJ sebagai bank digital inovatif di Indonesia.

Grup terus melakukan diversifikasi dari pertambangan batu bara, antara lain dengan rencana investasi di usaha pertambangan dan pengolahan (smelter) nikel melalui PT Danusa Tambang Nusantara, anak usaha UT, yang menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat untuk akuisisi 90 persen saham di PT Stargate Pacific Resources dan PT Stargate Mineral Asia, dengan nilai kurang lebih Rp 4,3 triliun. Grup melalui UT, juga berinvestasi sebesar 31,49 persen di PT Arkora Hydro Tbk, sebuah perusahaan publik yang berfokus pada pembangkit listrik tenaga air.


Investasi di Bisnis Digital

Gedung Astra. Dok

Grup membeli 7,45 persen saham di PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), salah satu grup rumah sakit terbesar di Indonesia, sebagai bagian dari pengembangan bisnis pada layanan kesehatan.

Grup melanjutkan strategi investasinya di bisnis digital dengan memimpin penggalangan dana Paxel, suatu bisnis logistik berbasis teknologi, senilai USD 14,5 juta. Grup juga meningkatkan investasinya di Sayurbox, suatu e-commerce platform, sehingga total investasi Grup menjadi USD 13,6 juta, dan di Mapan, suatu platform perdagangan sosial berbasis komunitas digital, sehingga total investasi Grup menjadi USD5,4 juta.

Grup, melalui anak usaha Astra Land Indonesia, perusahaan patungan Grup dengan Hongkong Land, mengakuisisi lahan dengan luas kurang lebih 41 Ha di Tangerang, sebelah barat Jabodetabek, yang akan dikembangkan menjadi rumah tapak dan produk properti komersial.

Hampir 99 persen kekayaan dunia dimiliki, hanya oleh 1 persen kelompok tertentu (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya