Belajar Membuat Jamu di Desa Wisata Sumberbulu

Desa Wisata Sumberbulu menyediakan kegiatan membuat jamu untuk para pengunjung.

oleh Putu Elmira diperbarui 06 Mar 2023, 05:03 WIB
Wisata edukasi membuat jamu di Desa Wisata Sumberbulu. (dok. Desa Wisata Sumberbulu)

Liputan6.com, Jakarta - Mempromosikan kekayan rempah Tanah air dapat memanfaatkan momen wisata. Salah satu langkahnya dengan menghadirkan kegiatan menarik seperti membuat jamu.

Aktivitas membuat jamu ini pula yang ditawarkan oleh Desa Wisata Sumberbulu di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Warga desa wisata ini bahkan mengembangkan daya tarik ini dalam sebuah paket wisata edukasi.

"Saat ini, produk unggulan kita jamu tradisional Sumberbulu yang ada 19 varian jamu. Kita memanfaatkan rempah-rempah yang sangat melimpah karena masyarakat wajib menanam tanaman obat waktu pandemi," kata Titin Riyadiningsih, Manager Desa Wisata Sumberbulu saat dihubungi Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Dikatakan Titin, pengolahan jamu lahir di Desa Wisata Sumberbulu lahir pada Oktober 2020. Berlimpahnya rempah-rempah lantas diolah oleh ibu-ibu PKK hingga menawarkan 19 varian jamu.

"Ada beberapa jamu yang jadi produk secara instan jadi dikonsumsi langsung. Juga dalam empat produk original dalam bentuk celup tanpa campuran. Kalau instan ada campuran gula dan rempah-rempah juga bumbu," terang Titin.

Sedangkan untuk versi original dikemas dalam bentuk celup, terdiri atas teh kelor, jahe wangi, kunir putih, kunir asam. Selain produk siap saji, pihaknya juga menawarkan wisata edukasi terkait pembuatan jamu untuk wisatawan.

"Karena kita desa wisata, di Sumberbulu semenjak pandemi kita tetap konsisten menarik wisatawan datang. Jadi produk unggulan edukasi juga di jamu. Wisatawan datang diajari membuat jamunya," tambahnya soal wisata jamu di Desa Wisata Sumberbulu.


Berapa Biayanya?

Proses membuat jamu di Desa Wisata Sumberbulu. (dok. Instagram/sumberbulu_village)

Paket wisata edukasi membuat jamu ini terbagi atas beberapa rangkaian. Dimulai dengan wisatawan yang datang diajari cara membuat jamu, menanam rempah-rempah, proses pembuatan dengan cara tradisional seperti ditumbuk dan dimasak dengan tungku.

"Setelah itu diajari mengemasnya produk, mencicipi secara langsung dan pulang membawa produk yang dibuat. Waktungnya kurang lebih 1--2 jam dan biayanya Rp35 ribu, pulang bawa produknya juga," tutur Titin.

Beberapa varian jamu yang dimiliki Desa Wisata Sumberbulu, terdiri atas jahe, kunir putih, kunyit, kelor, beras kencur, kencur, temulawak, hingga jahe merah. Paket wisata membuat jamu di desa wisata ini ternyata mendapat respons positif dari wisatawan.

"Alhamdullilah sampai saat ini sudah banyak dari ibu-ibu PKK luar kota, adik-adik sekolah, mereka tidak hanya membantu promosi, tapi juga belajar juga," ungkap Titin.

Promosi jamu khas Desa Wisata Sumberbulu tidak hanya dipromosikan secara langsung di desa wisata, namun juga melalui media sosial dan e-commerce. Harga jual jamu juga bervariasi.

"Harganya tidak sama karena tergantung bahan baku, ada yang per 100 gram Rp25 ribu. Yang paling laris jahe merah dan kunir asam," tutup Titin.


Ragam Jenis Jamu

Ilustrasi jamu. (Liputan6.com/Zulfikar)

Dikutip dari laman resmi Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, ada beberapa jenis jamu:

Kunyit

Kunyit, kunir atau termeric, terbukti berkhasiat untuk mengobati nyeri dan anti inflamasi (peradangan). Di Asia Selatan, kunyit sudah digunakan lebih dari 4.000 tahun sebagai obat terbaik untuk mengatasi nyeri terutama karena inflamasi.

Studi menyebutkan bahwa kandungan Curcumin yang ditemukan dalam kunyit dapat meredakan nyeri pada artritis lebih baik dari obat anti-inflamasi Natrium Diclofenac, dan sama efektifnya dengan obat Ibuprofen. Selain untuk obat anti inflamasi, kunyit juga dipercaya untuk mengurangi nyeri menstruasi, tekanan darah tinggi hingga menurunkan berat badan.

Temulawak

Temulawak atau jahe jawa merupakan rempah-rempah asli Indonesia dan selama berabad-abad telah dimanfaatkan sebagai pengobatan berbagai masalah kesehatan. Khasiat yang paling sering disebutkan adalah dipercaya bisa meredakan mual, pusing, gejala pilek, dan pada anak-anak disebutkan dapat meningkatkan nafsu makan.

Biasanya orang membuat jamu temulawak dari campuran rimpang temulawak. Seringkali ditambah kencur, asem kawak tanpa biji, gula aren, daun pandan segar, dan jinten.


Beras kencur

Beras kencur dipercaya berkhasiat agar tubuh terhindar dari rasa sakit dan nyeri yang biasanya timbul setelah bekerja terlalu keras. Selain itu, ada banyak pendapat bahwa ramuan ini dapat merangsang nafsu makan, sehingga nafsu makan meningkat dan tubuh menjadi lebih sehat. Bahan baku beras kencur adalah beras dan kencur.

Cabai Jawa

Cabai Jawa atau yang lebih dikenal dengan cabai Puyang/Lempuyang merupakan salah satu rempah-rempah yang sering digunakan sebagai bumbu di masakan tradisional. Biasanya ramuan jamu puyang ini digunakan masyarakat sebagai obat mengatasi kelelahan dan kekakuan, mencegah masuk angin, meningkatkan energi, mengurangi perut kembung, mengatasi beri-beri, reumatik, tekanan darah rendah, kolera, influenza, sakit kepala, lemah syahwat, bronkitis, dan sesak napas.

Paitan

Sesuai dengan namanya memiliki arti pahit, merupakan salah satu jamu yang mengandung bahan-bahan herbal yang berasa pahit, seperti sambiloto, brotowali, meniran, lempuyang, widorolaut, doroputih, babakan pule, adas dan atau empon-empon.

Kudu-Laos Herbal

Dua bahan utama minuman herbal ini adalah laos (lengkuas) dan mengkudu (buah mengkudu atau buah keju). Selain efek menghangatkan tubuh, minuman herbal tradisional ini juga membantu meredakan berbagai ketidaknyamanan perut termasuk kram menstruasi.

Galian Singset

Minuman herbal ini memiliki salah satu kata yang paling didambakan dalam namanya, 'singset' berarti langsing atau ramping. Efek itulah yang membuat resep tradisional ini begitu populer, terutama di kalangan perempuan.

 
Infografis jamu populer di Indonesia. (Dok: Liputan6.com Tim Grafis)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya