PM Yunani Minta Maaf atas Tabrakan Maut Dua Kereta yang Menewaskan 57 Orang

PM Mitsotakis menjanjikan penyelidikan cepat atas tabrakan tersebut dan mengatakan menteri transportasi Yunani yang baru akan merilis rencana peningkatan keselamatan.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 06 Mar 2023, 06:38 WIB
Asap mengepul dari kereta saat petugas pemadam kebakaran dan penyelamat beroperasi setelah tabrakan di dekat kota Larissa, Yunani, Rabu dini hari (1/3/2023). Sebanyak 26 orang tewas dan sedikitnya 85 orang lainnya terluka dalam tabrakan dua kereta tersebut. (AP Photo/Vaggelis Kousioras)

Liputan6.com, Athena - Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis meminta maaf atas tragedi tabrakan kereta penumpang dan kereta barang yang menewaskan 57 orang di utara Kota Larissa pada Selasa (28/2/2023) malam.

"Saya berutang kepada semua orang, dan terutama kerabat para korban, permintaan maaf yang besar, baik secara pribadi maupun atas nama semua yang memerintah negara selama bertahun-tahun," tulis Mitsotakis pada Minggu (5/3/2023) di Facebook. "Pada tahun 2023, tidak dapat dibayangkan bahwa dua kereta bergerak ke arah yang berbeda di jalur yang sama dan tidak ada yang menyadarinya. Kami tidak bisa, kami tidak mau, dan kami tidak boleh bersembunyi di balik kesalahan manusia."

Media Yunani telah melaporkan bahwa sistem persinyalan otomatis di area kecelakaan tidak berfungsi, membuat kepala stasiun mungkin melakukan kesalahan. Kepala stasiun di sepanjang jalur utama Yunani berkomunikasi satu sama lain dan dengan pengemudi kereta melalui radio dua arah, sementara sistem persinyalan dioperasikan secara manual.

PM Mitsotakis menjanjikan penyelidikan cepat atas tabrakan tersebut dan mengatakan menteri transportasi Yunani yang baru akan merilis rencana peningkatan keselamatan. PM Mitsotakis menambahkan bahwa setelah parlemen baru terbentuk, sebuah komisi juga akan didirikan untuk menyelidiki kesalahan pengelolaan sistem perkeretaapian negara selama beberapa dekade.

Dalam pernyataan awal pada Rabu (1/3), PM Mitsotakis mengatakan bahwa tabrakan kereta itu akibat "kesalahan manusia yang tragis". Pernyataannya dengan cepat menjadi amunisi bagi posisi, yang kemudian menuduhnya berusaha menutupi peran negara dan menjadikan kepala stasiun yang tidak berpengalaman sebagai kambing hitam.


Kemungkinan Terdakwa Lain

Asap mengepul dari kereta saat petugas pemadam kebakaran dan penyelamat beroperasi setelah tabrakan di dekat kota Larissa, Yunani, Rabu dini hari (1/3/2023). Tim penyelamat tengah bekerja untuk menyelamatkan penumpang dan memadamkan api. (AP Photo/Vaggelis Kousioras)

Hingga saat ini, satu orang, tepatnya kepala stasiun di Larissa telah didakwa atas tragedi tabrakan kereta paling mematikan di Yunani tersebut. Dia didakwa dengan pembunuhan akibat kelalaian dan dipenjara sambil menunggu persidangan pertama.

Seorang hakim pemeriksa dan seorang jaksa penuntut sepakat bahwa beberapa tuduhan pembunuhan serta tuduhan yang menyebabkan cedera tubuh dan membahayakan keselamatan transportasi juga harus diajukan terhadap sang kepala stasiun.

Kepala stasiun berusia 59 tahun itu diduga mengarahkan dua kereta yang melaju berlawanan arah ke jalur yang sama. Dia menghabiskan 7 setengah jam pada Minggu untuk bersaksi tentang peristiwa menjelang kecelakaan itu sebelum didakwa dan diperintahkan ditahan.

"Klien saya bersaksi dengan jujur, tanpa takut jika hal itu akan memberatkannya," kata Stephanos Pantzartzidis, pengacara kepala stasiun, seperti dilansir AP. "Keputusan (untuk memenjarakannya) sudah diprediksi, mengingat pentingnya kasus ini."

Pantzartzidis menyiratkan bahwa orang lain selain kliennya juga ikut bertanggung jawab, dengan mengatakan bahwa hakim harus menyelidiki apakah lebih dari satu kepala stasiun seharusnya bekerja di Larissa pada saat tabrakan.

"Selama 20 menit, dia bertanggung jawab atas keselamatan (kereta) di seluruh Yunani tengah," kata Pantzartzidis soal kliennya.


Salah Urus

Para siswa duduk sambil memegang lilin dalam acara penghormatan kepada para korban kecelakaan kereta api maut, di dekat kota Larissa, Yunani tengah yang menewaskan 38 orang, di luar kantor pusat Hellenic Train, di Athena, 1 Maret 2023. Ratusan orang turun ke jalan di Athena menyalahkan pemerintah atas privatisasi perusahaan Hellenic Train setelah tabrakan mematikan antara dua kereta api menyebabkan tergelincirnya kereta api di dekat kota Larissa, Yunani, pada malam hari tanggal 28 Februari 2023. Pemerintah Yunani mengumumkan 3 hari berkabung nasional. (Louisa GOULIAMAKI/AFP)

Media Yunani melaporkan bahwa perkeretaapian negara itu telah lama mengalami salah urus yang kronis, termasuk pengeluaran yang boros untuk proyek-proyek yang akhirnya ditinggalkan atau tertunda secara signifikan.

"Dengan utang perusahaan kereta negara Hellenic Railways mencapai miliaran euro, pekerjaan pemeliharaan ditunda," ungkap laporan media lokal.

Seorang pensiunan pemimpin serikat kereta Panayotis Paraskevopoulos mengatakan kepada surat kabar Yunani Kathimerini bahwa sistem persinyalan di area yang dipantau oleh kepala stasiun Larissa tidak berfungsi enam tahun lalu dan tidak pernah diperbaiki.

Polisi dan jaksa belum mengidentifikasi kepala stasiun, sejalan dengan hukum Yunani.


Kursus Kilat Sebagai Kepala Stasiun

Polisi melemparkan gas air mata ke arah pengunjuk rasa di luar markas Hellenic Train, Athena, Yunani, 1 Maret 2023. Ratusan orang turun ke jalan menyalahkan pemerintah atas privatisasi perusahaan Hellenic Train menyusul kecelakaan maut kereta yang menewaskan 38 orang pada 28 Februari dekat Kota Larissa. (Louisa GOULIAMAKI/AFP)

Media Yunani menyebutkan bahwa kepala stasiun merupakan mantan porter di perusahaan kereta api. Dia dipindahkan ke Kementerian Pendidikan pada tahun 2011, ketika kreditor Yunani menuntut pengurangan jumlah pegawai publik. Pada pertengahan 2022, dia dipindahkan kembali ke perusahaan kereta dan memulai kursus lima bulan untuk melatih sebagai kepala stasiun.

Setelah menyelesaikan kursus, dia ditugaskan ke Larissa pada 23 Januari. Demikian menurut unggahan di Facebook kepala stasiun itu.

Pada Minggu, serikat pekerja kereta mengorganisir unjuk rasa di pusat Athena. Menurut pihak berwenang, aksi itu dihadiri sekitar 12.000 orang.

Lima orang ditangkap dan tujuh petugas polisi terluka ketika lebih dari 200 orang bertopeng dan berpakaian hitam mulai melemparkan potongan marmer, batu, botol, dan bom molotov ke petugas, yang mengejar mereka di sepanjang jalan utama di kota sambil menembakkan gas air mata dan granat kejut.

Di Thessaloniki, sekitar 3.000 orang menghadiri dua aksi unjuk rasa.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya