Liputan6.com, Jakarta - Kereta Commuter Indonesia (KCI) resmi mengambil alih pengelolaan Kereta Api Bandara (KA Bandara) dari PT Railink. Dengan begitu, harga tiket kedepannya bakal menjadi lebih murah.
Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menyampakan, kemungkinan itu bisa terjadi. Mengingat ada skema public dervice obligation (PSO) atau subsidi yang diterima KCI untuk pelayanan kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek.
Advertisement
"Secara total, tarif KA bandara pasti turun lah," kata dia kepada Liputan6.com, Senin (6/3/2023).
Djoko menuturkan, sebagai pengelola KRL Jabodetabek, KCI sudah menetapkan tarif yang terjangkau di masyarakat. Maka nantinya akan ada perbedaan biaya yang dibebankan bagi pengguna KA bandara antara menuju bandara dan ke perkotaan.
Sebagai simulasi, kata dia, tarif yang berlaku dari Stasiun Batu Ceper menuju Bandara Soekarno-Hatta tidak akan mendapat subsidi, lantaran prasaranya dibangun sendiri. Sementara, dari Jakarta (Stasiun Manggarai) menuju Stasiun Batu Ceper dikenakan tarif subsidi.
"Artinya kalau orang dari bandara ya sampai (stasiun) Batu Ceper enggak subsidi, dari (stasiun) Batu Ceper ke Jakarta, tarif PSO, dapet PSO," kata dia.
Dengan adanya penurunan tarif kedepannya, dia menilai kalau KA Bandara bakal makin dilirik oleh masyarakat. Artinya, akan ada peningkatan okupansi KA Bandara.
"Bisa. Jadi bisa untuk orang Tangerang, batu ceper, selama ini orang dari batu ceper kalau gak salah bayar Rp 20 ribu, banyak juga tuh, mungkin nanti lebih murah lagi dia," ujarnya.
Informasi, tarif KA Bandara saat ini berkisar antara Rp 10.000-70.000 per penumpang. Ada 2 kategori layanan, yakni KA Bandara premium, dan KA Bandara Eksekutif. Perbedaannya, ada di posisi kursi yang digunakan.
Sarana Prasarana
Lebih lanjut, Djoko melihat kalau sarana prasarana yang digunakan oleh operasional KA Bandara merupakan sarpras milik KA perkotaan alias KRL. Maka, langkah pengelolaan oleh KCI menjadi langkah tepat untuk efisiensi.
Dengan rute Stasiun Manggarai - Bandara Soekarno-Hatta, mayoritas menggunakan stasiun KRL. Baru dari Stasiun Batu Ceper ke Stasiun Bandara Soetta yang membangun prasarana sendiri. Dari sana, ada tarid komersial yang berlaku.
"Ya memang kereta bandara ini minim penumpang ya, sayang sekali kalau kapasitas itu kurang terisi penuh lah, sementara dia menggunakan jalur kereta perkotaan Commuter," kata dia.
"Nah ini tidak hanya sebenarnya di jakarta, juga di Sumatera Utara di medan. Kalau dilihat jalurnya itu sampai batu ceper tuh perkotaan sementara dari batu cepet ke bandara itu prasarananya baru bangun sendiri," sambung Djoko.
Advertisement
Transisi Rampung Bulan Ini
PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter) secara resmi mengambil alih pengelolaan Kereta Bandara Soekarno Hatta dari PT Railink (KAI Bandara). Langkah ini guna menginterintegrasikan jaringan kereta Commuter Line Jabodetabek.
"Proses tersebut sejatinya telah dimulai sejak telah dilakukannya penandatanganan dokumen peralihan KA Bandara Soekarno-Hatta ke KAI Commuter secara resmi pada tanggal 30 Desember 2022 lalu," kata Direktur Utama PT Railink Porwanto Handry Nugroho dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (3/3/2023).
KA Bandara Soekarno-Hatta yang selama ini dikelola oleh PT Railink (KAI Bandara) hadir sejak awal tahun 2018, dengan tujuan mengurangi kemacetan serta mempermudah masyarakat melakukan perjalanan dari dan menuju menuju Bandara Soekarno-Hatta maupun sebaliknya.
Namun, kehadiran KA Bandara Soekarno-Hatta untuk ikut mengurai kemacetan di Ibukota belum sempurna jika tidak didukung oleh integrasi dengan moda transportasi lainnya.
"Oleh karenanya Kami harus siap membantu hal tersebut dengan menyerahkan operasional dan pelayanan Kami selama ini kepada KAI Commuter. Kami sangat mendukung keinginan Pemerintah terkait integrasi antar moda transportasi demi peningkatan pelayanan dan demi kemudahan masyarakat dalam menggunakan transportasi di Jabodetabek," ujarnya
Dalam masa transisi pengoperasian, KAI Bandara dan KAI Commuter terus melakukan rekonsiliasi dan serah terima secara bertahap hingga sampai berakhirnya masa peralihan yang diperkirakan pada akhir Maret 2023 mendatang.
Setelah masa peralihan selesai dilakukan, KAI Bandara akan lebih memfokuskan diri sebagai operator KA Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA) dan KA Bandara Kualanamu-Medan (KNO).
Bisnis Sparepart Perkeretaapian
Disamping terus melayani masyarakat melalui layanan KA Bandara YIA dan KA Bandara KNO, KAI Bandara juga berupaya meningkatkan eksistensinya bisnisnya dengan usaha menambah lini bisnis yang baru yang bergerak dibidang maintenance dan sparepart perkeretaapian.
"Harapan kami, kedepannya selain di Yogyakarta dan di Medan, Kami akan tetap terus dipercaya sebagai Operator KA Bandara di kota-kota besar lainnya, tentunya guna senantiasa membuat masyarakat dapat merasakan kemudahan pergi dari dan ke Bandara dengan cepat dan nyaman, " pungkas Porwanto.
Advertisement