KKB Papua Pimpinan Egianus Kagoya Bunuh Anak Kepala Kampung Usia 8 Tahun di Lanny Jaya

Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz 2023, Kombes Faizal Ramadani mengatakan, pembunuhan ini terjadi pada minggu lalu, ketika Satgas Damai Cartenz 2023 melakukan pengejaran terhadap KKB Papua.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Mar 2023, 07:42 WIB
Rumah warga diduga dibakar oleh KKB Papua. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kagoya membunuh seorang anak berusia 8 tahun. Korban adalah Kepala Kampung Pimbinom, Distrik Kuyugawe, Kabupaten Lanny Jaya, Papua Pegunungan, berinisial MT.

Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz 2023, Kombes Faizal Ramadani mengatakan, pembunuhan ini terjadi pada minggu lalu, ketika Satgas Damai Cartenz 2023 melakukan pengejaran terhadap KKB Papua.

Menurut dia, pembunuhan itu dilakukan kelompok Egianus Kagoya karena Kepala Kampung Pimbinom 55 ST menolak memberi bantuan bahan makanan ke mereka. 

"Kepala kampung berinisial ST tidak bersedia membantu kelompok Egianus Kagoya datang ke kampungnya untuk meminta bahan makanan dan akhirnya anak yang berusia 6-8 tahun dengan inisial MT dibunuh oleh Egianus Kagoya sendiri," kata Faizal dalam keterangannya, Senin (6/3/2023).

Faizal menegaskan, penembakan terhadap korban diyakini dilakukan oleh KKB pimpinan Egianus Kagoya setelah petugas melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi atas insiden tersebut.

"Ada saksi yang kita ambil keterangannya walaupun ada beberapa kendala yakni bahasa, kita coba jembatani bahwa yang melakukan kelompok Egianus Kagoya dan yang menembak adalah EG," ujar Faizal.

Dia mengatakan, saksi juga melihat kelompok Egianus membawa tiga senapan laras panjang. Faizal yang juga merupakan Direktur Kriminal Umum Polda Papua mengaku, bertekad untuk menangkap Egianus dan juga membebaskan pilot Susi Air.

"Kami terus bertekad untuk berusaha untuk mendapatkan dan menemukan dan menyelamatkan pilot Philips Mark," tandasnya.

 

Reporter: Nur Habibie

Sumber: Merdeka


Kendala Pembebasan Pilot Susi Air yang Disandera KKB

Pemerintah masih berupaya membebaskan pilot Susi Air, Kapten Philips Mark Methrtens yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua. Sejauh ini, pilot diketahui dalam kondisi baik, sementara salah satu kendala upaya penyelamatan adalah sinyal untuk komunikasi.

"Masalah pilot Susi Air yang dibawa sama KKB, intinya memang masih mengedepankan komunikasi. Memang yang paling di kedepankan adalah dari pemda setempat, bupati setempat untuk coba berkomunikasi dengan pihak KKB dan juga dari tokoh adat setempat dulu," tutur Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan, Jumat (3/3/2023).

Menurut Dedi, tujuan utama pemerintah Indonesia adalah mementingkan keselamatan pilot Susi Air. Hasil komunikasi tim dan pemda setempat bahwa pilot dalam kondisi baik meski sudah kurun waktu tiga minggu penyanderaan.

 


Soft Approach

"Upaya soft approach, artinya bahwa komunikasi antara pemda dan KKB itu yang masih diutamakan dulu, dan yang paling utama adalah keselamatan pilot menjadi faktor penentu," jelas dia.

Dedi menyampaikan, sinyal susah menjadi kendala utama dan terjadi di daerah Lanny Jaya. Tim mesti mencari titik tertentu sehingga dapat melakukan komunikasi dua arah.

Dia memastikan kondisi terakhir pilot Susi Air dalam minggu ini dalam kondisi baik.

"Kalau pas kondisi bisa ngontak komunikasi, kalau pas dikontak tidak bisa ya tunggu nanti, pada saat dia di titik koordinat tertentu bisa berkomunikasi ya komunikasi, untuk memastikan bagaimana kondisi pilot, baik, dari pihak pemerintah sana atau pihak tokoh masyarakat coba memastikan suaranya, oh ada, ok," kata Dedi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya