Liputan6.com, Kendari - Angin kencang beserta hujan lebat melanda sejumlah wilayah di Sulawesi Tenggara, Minggu (5/3/2023) sekitar pukul 17.30 Wita. Diperkirakan, terjadi badai 20 menit di Kota Kendari. Namun, dampaknya menyebabkan kerusakan ratusan bangunan rumah warga, tempat usaha, dan perkantoran, serta puluhan pohon tumbang.
Selain itu, tiga warga tewas usai tertimpa pohon dan tersambar petir. Mereka tak sempat menyelamatkan diri, karena kejadiannya sangat cepat dan tiba-tiba.
Korban pertama, seorang warga asal Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan, tewas di Jalan Poros Puruy Kecamatan Morosi. Korban diketahui bernama Ashadi (32).
Baca Juga
Advertisement
Dia tewas, tertimpa pohon saat sedang melintas menggunakan kendaraan bermotor. Korban tewas tertimpa pohon pelindung yang berada di pinggir jalan.
Korban kedua, Herlyn Patty (43), warga Desa Ranooha, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan. Korban merupakan seorang pemancing, tewas sekitar pukul 17.30 Wita.
Korban dilaporkan saudaranya, tewas usai tersambar petir di perairan Teluk Kendari, Kelurahan Matta Kecamatan Kendari. Sebelumnya, perahu korban terseret ombak saat hendak menepi ke pantai.
Korban ketiga, diketahui merupakan seorang perempuan bernama Mujianti (58). Dia diketahui bekerja sebagai seorang buruh, beralamat di Kelurahan Watulondo Kecamatan Puuwatu Kota Kendari.
Korban saat itu sedang berada di dalam rumah bersama suaminya di dalam rumah, sekitar pukul 17.30 Wita. Sang suami selamat, tetapi korban tidak bisa menyelamatkan diri usai sebuah pohon tumbang tepat di atas atap di rumah mereka.
Kapolres Kendari, Kombes Pol M Eka Fathurrahman membenarkan kejadian ini. Menurutnya, pihaknya bekerja sama dengan warga dan aparat pemerintah setempat untuk mengevakuasi warga dan melakukan clearing di sejumlah lokasi.
"Kami dan anggota sudah melakukan sejumlah pembersihan titik jalan yang terjadi pohon tumbang, kami berharap warga tetap berhati-hati saat keluar beraktivitas dan memantau informasi BMKG terkait perkembangan cuaca," kata Eka Fathurrahman.
Angin kencang di Kota Kendari dan sekitarnya, sempat menyebabkan kemacetan arus lalu lintas. Ratusan kendaraan sempat terjebak di sejumlah titik jalan akibat pohon tumbang dan hujan lebat, namun cepat ditangani pihak kepolisian.
Badai Rusak Kantor dan Rumah Warga
Angin kencang disertai petir, dilaporkan sudah menumbangkan ratusan pohon dan dahan di pingir jalan poros dan pemukiman. Selain itu, kerusakan juga terjadi pada ratusan rumah warga dan perkantoran di sejumlah lokasi di Kota Kendari.
Diketahui, angin kencang mulai bertiup sejak pukul 17.10 Wita hingga pukul 17.30 Wita. Setelah itu, hujan lebat turun disertai petir yang menyambar sejumlah pohon dan rumah warga.
Bahmid (56), salah seorang warga di Kota Kendari mengatakan, atap rumahnya hancur usai tersapu oleh angin kencang. Tidak hanya dia saja, sejumlah atap dan kanopi milik tetangganya, ikut tersapu badai.
"Padahal, anginnya tidak lama. Namun, kuat sekali. kami sempat panik menyelamatkan diri keluar," ujar Warga Kelurahan Annduonohu ini.
Diketahui, salah satu bangunan di lantai paling atas perkantoran kantor Kendari, rubuh usai diterjang angin kencang. Termasuk Menara eks-MTQ Kendari, salah satu bangunan ikonik kota Kendari. Salah satu bagian dinding menaranya jebol usai diterjang angin kencang.
Selain rumah warga dan perkantoran, badai juga merusak sejumlah tempat usaha milik warga. Tercatat, puluhan warung tenda di seputaran Pantai Kendari dan eks MTQ, rubuh dan rusak.
Hingga saat ini, Pj Walikota Kendari, Asmawa Tosepu, sudah mengambil langkah dengan mencatat sejumlah korban dan kerugian yang dialami. Pihaknya lansung turun di sejumlah lokasi dan meninjau perkantoran saat mulai reda.
Advertisement
Kata BMKG, Potensi Badai Masih Ada
Prakirawan cuaca BMKG Sulawesi Tenggara, Zumiana menyatakan, berdasarkan analisis citra satelit dan pemantauan atmosfir, ada perlambatan angin diatas wilayan Sulawesi Tenggara. Bahasa lainnya, berkumpulnya masa udara di permukaan.
"Kemudian, labilitas udara dan pemanasan skala lokal cukup tinggi di atas langit Sulawesi Tenggara," katanya.
Dia menyatakan, saat ini sedang musim peralihan dari musim hujan ke kemarau. Sehingga, kemungkinan badai serupa bisa terjadi lagi dalam beberapa waktu kedepan.
"Biasanya, rentang waktu terjadi sejak siang sampai sore menjelang malam," jelasnya.
Pihak BMKG Kendari mengimbau masyarakat agar berhati-hati terhadap potensi bencana hidrometorologi yang disertai angin kencang dan serta petir.
"Tanda-tanda awal yang bisa dipahami masyarakat akan terjadi badai dalam musim peralihan bisa dilihat sejak pagi," ujarnya.
Dia menjelaskan, tanda-tanda akan terjadi badai saat masa musim peralihan, bisa diamati secara visual. Yakni, cuaca saat pagi sekitar jam 10.00, bisa terasa panas sekali. Memasuki siang, angin mulai bertiup cukup kencang dan disertai awan tebal yang menyertai.
Saksikan juga video pilihan berikut ini: