Jokowi: Jumlah Dokter Spesialis di Indonesia Masih Kurang, Perbanyak Agar Masyarakat Sakit Tertangani

Jokowi telah meminta Menkes Budi Gunadi Sadikin dan Mendikbud Nadiem Makarim untuk memperbanyak dan mempermudah pendidikan dokter spesialis.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 06 Mar 2023, 11:43 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, negara akan terus melakukan pengejaran dan penyitaan terhadap aset-aset obligor Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengakui bahwa jumlah tenaga dokter spesialis atau sub spesialis di dalam negeri masih kurang. Dia menyebut hal ini menjadi persoalan bagi sektor kesehatan di Indonesia.

"Memang problemnya, kita masih punya problem dalam negeri. Dokter spesialisnya masih kurang, atau dokter yang punya sub spesialis masih kurang. Saya sudah bisikin ke Pak Menkes, ini harus diurus," kata Jokowi saat meresmikan Mayapada Hospital Bandung Jawa Barat, Senin (6/3/2023).

Dia pun telah meminta Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim untuk memperbanyak dan mempermudah pendidikan dokter spesialis. Hal ini agar masyarakat yang sakit dapat tertangani dengan baik.

"Saya minta tadi juga ke Pak Menkes dan akan saya sampaikan ke Mendikbud juga, untuk pendidikan dokter spesialis agar dibanyakin dan dimudahkan. Sehingga masyarakat kita betul-betul semuanya yang sakit dapat tertangani," jelas Jokowi. 

Jokowi menyampaikan alat kesehatan (alkes) dan fasilitas di rumah sakit saat ini sudah banyak yang bagus. Namun, kata dia, ada beberapa hal yang harus ditingkatkan oleh pihak rumah sakit agar pelayanan ke masyarakat semakin baik.

"Alkes dan ruang fisik sudah banyak yang bagus, tapi masih banyak yang belum bagus. Itu harus diperbaiki. Sehingga layanan rumah sakit ke masyarakat menjadi semakin baik," ujar Jokowi.

 


Jokowi: Banyak Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan jajaran terkait untuk segera melakukan penanganan bencana di Nusa Tenggara Timur (NTT) di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 5 April 2021. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Lukas)

Di sisi lain, dia mengungkapkan bahwa hampir 2 juta warga Indonesia berobat ke luar negeri. Sebanyak 1 juta warga berobat ke Malaysia, 750.000 ke Singapura, sisanya ke Jepang, Amerika, hingga Jerman.

"Mau kita terus-teruskan? Rp165 triliun devisa kita hilang gara-gara itu. Karena ada modal keluar, capital outflow," ucap Jokowi. 

Padahal, kata Jokowi, Indonesia sudah memiliki rumah sakit dengan fasilitas yang bagus. Salah satunya, Mayapada Hospital Bandung yang mempunyai alkes, gedung, dan tata ruang sangat baik.

"Oleh sebab itu, saya sangat mendukung pembangunan rumah sakit-rumah sakit yang kurang lebih kayak Mayapada Hospital Bandung ini," tutur Jokowi.

Dia pun heran banyak masyarakat Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri. Padahal, kata dia, rumah sakit di Indonesia juga memiliki fasilitas yang bagus salah satunya, Mayapada Hospital Bandung.

"Saya tadi baru saja masuk ke rumah sakit ini, Mayapada Hospital Bandung. Apa yang saya lihat, semuanya, ruangannya, alat kesehatannya, tata ruangnya, green buildingnya sangat, sangat bagus," jelas Jokowi.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, 2 juta masyarakat Indonesia masih memilih berobat ke luar negeri apabila sakit. Mulai dari, ke Malaysia, Singapura, Jepang, Amerika, hingga Jerman.

"Informasi yang saya terima, hampir 2 juta masyarakat kita itu masih pergi berobat ke luar negeri apabila sakit," kata Jokowi saat meresmikan Rumah Sakit Mayapada Hospital Bandung Jawa Barat.

Infografis Sinyal Dukungan Jokowi & Kesiapan Prabowo Nyapres di Pilpres 2024 (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya