Liputan6.com, Jakarta - PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) akan melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHETD) atau private placement. Aksi korporasi private placement ini dilakukan untuk memperbaiki posisi keuangan.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (6/3/2023), PT Apexindo Pratama Duta Tbk menyebutkan pelaksanaan private placement ini untuk perbaikan posisi keuangan seperti tertuang dalam pasal 3 huruf (a) POJK 14/2019 dan pelaksanaan kewajiban konversi atas obligasi wajib konversi (OWK) yang diterbitkan Apexindo Pratama Dutaberdasarkan trust deed pada 19 Februari 2021.
Advertisement
Pelaksanaan private placement telah disesuaikan dengan ketentuan Peraturan Bursa Nomor I-A lampiran II keputusan direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor:Kep-00101/BEI/12-2021 pada 21 Desember 2021 perihal perubahan peraturan Nomor I-A tentang pencatatan saham dan efek bersifat ekuitas selain saham yang diterbitkan oleh perusahaan tercatat.
Adapun jumlah OWK tranche I sebesar USD 115 juta atau senilai Rp 1,63 triliun. Nilai tersebut ekuivalen dengan 886.616.666 lembar saham setelah dikonversi. Nilai nominal saham tambahan adalah Rp 500 per saham.
Jumlah saham tambahan yang akan dicatatkan adalah 33.200.000 saham dengan harga pelaksanaan Rp 1.846,63.
Berikut jadwal pelaksanaan sebagai berikut:
Pelaksanaan PMTHMETD pada 30 Maret 2023
Pencatatan PMTHMETD pada 31 Maret 2023
Pemberitahuan hasil pelaksaan PMTHMETD pada 3 April 2023
Setelah pelaksanaan private placement yang mana akan menerbitkan saham tambahan dengan jumlah sebanyak 33.200.000 lembar saham, jumlah modal saham ditempatkan dan modal disetor perseroan akan meningkat dari 2.796.804.997 lembar saham menjadi 2.830.004.997 lembar saham.
Pada penutupan perdagangan sesi pertama, Senin, 6 Maret 2023, saham APEX stagnan di posisi Rp 169 per saham. Saham APEX berada di level tertinggi Rp 172 dan terendah Rp 166 per saham. Total frekuensi perdaganan 178 kali dengan volume perdagangan 4.706 saham. Nilai transaksi Rp 79,2 juta.
Penutupan Perdagangan Sesi I Senin 6 Maret 2023
Pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, Senin, 6 Maret 2023, IHSG naik tipis 0,02 persen ke posisi 6.815,31. Indeks LQ45 menguat 0,25 persen ke posisi 941,32. Sebagian besar indeks acuan bervariasi.
Pada perdagangan sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 6.856,56 dan terendah 6.801,19. Sebanyak 306 saham melemah sehingga menekan IHSG. 192 saham menguat dan 228 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham 738.581 kali dengan volume perdagangan 8,9 miliar saham. Nilai transaksi Rp 4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.299.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan. Sektor saham energi melemah 1,22 persen, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham basic merosot 0,48 persen, sektor saham industri tergelincir 0,03 persen. Kemudian sektor saham siklikal susut 0,10 persen, sektor saham kesehatan melemah 0,09 persen, dan sektor saham properti terpangkas 0,20 persen. Lalu sektor saham infrastruktur merosot 0,86 persen. Sedangkan sektor saham non siklikal menanjak 0,84 persen, sektor saham keuangan bertambah 0,23 persen, sektor saham teknologi menanjak 0,66 persen dan sektor saham transportasi naik 0,31 persen.
Advertisement
Bursa Saham Asia Pasifik 6 Maret 2023
Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Senin, (6/3/2023) seiring investor mencerna data pertumbuhan China dalam sesi parlementer dan menantikan data ekonomi pada pekan ini.
Mengutip CNBC, Senin, 6 Maret 2023, indeks ASX 200 menguat 0,65 persen di Australia menjelang keputusan Reserve Bank of Australia pada Selasa, 7 Maret 2023. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan suku bunga acuan 25 basis poin (bps).
Indeks Nikkei 225 di Jepang bertambah 0,1 persen pada jam pertama perdagangan dan indeks Topix menguat 0,7 persen. Di Korea Selatan, indeks Kospi menanjak 0,4 persen dan indeks Kosdaq bertambah 0,6 persen seiring inflasi menunjukkan pelonggaran lebih lanjut pada Februari 2023.
Futures untuk indeks Hang Seng juga akan menguat seiring investor mencerna lebih lanjut target utama yang dirilis dari laporan kerja pemerintah oleh Perdana Menteri China Li Keqiang.
Data non-farm payroll Amerika Serikat menjadi fokus utama pekan ini seiring harapan untuk melihat perekrutan yang dingin mendorong bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) untuk mempertahankan kecepatan kenaikan suku bunga lebih kecil.
Di sisi lain, saham-saham di wall street menguat seiring imbal hasil treasury turun dari posisi tertinggi baru-baru ini pada akhir pekan lalu. Investor mempertimbangkan dampak kumulatif dari kenaikan suku bunga the Fed yang telah diterapkan dan mencerna komentar bank sentral AS pekan ini.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones menguat 1,17 persen, indeks S&P 500 mendaki 1,61 persen dan indeks Nasdaq bertambah 1,9 persen. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun di bawah ambang batas 4 persen.