Liputan6.com, Jakarta - Smartphone menjadi salah satu benda yang tak bisa lepas dari tangan kita. Ya, dekat dengan smartphone adalah cara hidup yang normal sekarang. Kini sebagian besar dari Anda tentu menggunakan alarm ponsel untuk membangunkan Anda di pagi hari.
Anda bersiap-siap di pagi hari dengan membaca berita dan kemudian memindai pesan teks Anda. Sepanjang hari, Anda memeriksa email, mengobrol dengan teman, dan menjelajahi Facebook dan Instagram.
Advertisement
Di malam hari, Anda menonton acara TV favorit sambil berbelanja online atau mengecek media sosial. Dan, saat tidur, Anda menggunakan aplikasi smartphone untuk meditasi atau white noise.
Itu hanya hari biasa bagi banyak orang. Faktanya, orang Amerika menghabiskan rata-rata empat jam menonton TV dan sekitar 7,5 jam di perangkat digital. Tidak mengherankan, begitu banyak screentime membuat banyak dari kita stres.
Solusinya mungkin detoksifikasi digital, yang dapat memberikan kelegaan dari tekanan koneksi konstan ke perangkat elektronik. Penelitian telah menemukan bahwa melakukan detoksifikasi digital bahkan dapat membantu meningkatkan kualitas tidur, hubungan, dan suasana hati Anda. Siap mencobanya? Psikolog Kia-Rai Prewitt, PhD, menjelaskan manfaat dan cara tepat melakukan detoksifikasi digital.
Apa itu detoksifikasi digital?
Dilansir dari Cleveland Clinic, definisi detoksifikasi digital adalah istirahat dari penggunaan perangkat elektronik atau media tertentu untuk jangka waktu tertentu, dari beberapa hari hingga beberapa bulan. Tetapi spesifiknya berbeda dari orang ke orang. Hal-hal yang dihindari orang selama detoksifikasi digital mungkin termasuk memeriksa email, bermain video game, scrolling media sosial, melakukan pesan teks, menggunakan smartphone atau tablet, menonton berita atau program TV lainnya.
Beristirahat dari melihat atau terlibat dalam media sosial adalah bentuk detoksifikasi digital yang paling populer. “Media sosial menghubungkan kita dengan orang lain dalam banyak cara yang bermanfaat,” kata Prewitt. "Tetapi pada saat yang sama, itu juga dapat memiliki efek yang tidak sehat pada manusia."
Pengalaman media sosial yang negatif dapat memicu kecemasan dan depresi serta memengaruhi harga diri. Ini termasuk:
- Menjadi marah atau kesal atas konten yang diposting.
- Cyberbullying (penindasan verbal online).
- Takut ketinggalan (FOMO).
- Perasaan terisolasi.
- Perbandingan sosial.
Advertisement
Manfaat melakukan detoks digital
Melakukan detoksifikasi digital adalah cara yang bagus untuk mengetahui apakah teknologi menghalangi Anda untuk menjalani kehidupan terbaik Anda. Hasil dari mencabut kabel dapat menjangkau jauh, mulai dari menjadi lebih produktif di tempat kerja hingga memperdalam hubungan Anda dengan keluarga dan teman. Manfaat mengambil batas waktu teknologi meliputi:
Fokus lebih tajam
Dengan seringnya bunyi notifikasi pada perangkat elektronik, Anda mudah teralihkan dari apa yang terjadi di sekitar Anda, kata Prewitt. Selama detoksifikasi digital, Anda mungkin menemukan bahwa Anda memperhatikan lebih banyak di sekitar Anda. Otak Anda dapat berkonsentrasi jauh lebih baik pada tugas-tugas Anda.
Lebih sedikit stres
Bagi sebagian orang, terlalu banyak informasi bisa membuat stres. “Saya telah bekerja dengan beberapa orang yang menjadi sangat kesal karena menonton berita berjam-jam,” kata Prewitt. “Begitu mereka mengurangi konsumsi berita dan mulai melakukan hal lain, mereka merasa lebih tenang.”
Manfaat lainnya
Interaksi sosial yang lebih baik
Menghilangkan gangguan digital menciptakan lebih banyak peluang untuk memerhatikan orang-orang di sekitar Anda. Misalnya, tanpa perangkat saat makan malam, Anda secara alami berinteraksi dan lebih terhubung dengan keluarga Anda. Dan jika berkirim pesan dilarang, kemungkinan besar Anda akan mengangkat telepon untuk mengobrol dengan teman.
Lebih mengontrol waktu Anda
Pernah merasakan dorongan yang luar biasa untuk memeriksa ponsel cerdas Anda atau muncul di media sosial? Anda tidak sendiri. Rata-rata orang Amerika memeriksa smartphone mereka 96 kali sehari dan menghabiskan lebih dari dua jam di media sosial.
Bagi banyak orang, memeriksa ponsel atau media sosial mereka setiap kali ada waktu luang adalah tindakan refleks yang tidak didasarkan pada kebutuhan nyata. Beristirahat dari perangkat atau media digital membantu Anda memerangi penggunaan kompulsif.
“Saya terputus dari Facebook selama beberapa waktu ketika saya sedang belajar untuk ujian lisensi saya. Itu sangat membebaskan, karena saya tidak menanggapi peringatan,” kata Prewitt.
“Meskipun saya mulai menggunakan Facebook lagi, saya tidak menggunakannya sebanyak dulu. Saya masih keluar setiap hari jadi saya tidak terganggu oleh notifikasi. Saya memeriksanya ketika saya ingin memeriksanya. Ini melegakan karena saya tidak begitu termakan dengan apa yang sedang terjadi.
Advertisement